Mohon tunggu...
attahirah dira putri
attahirah dira putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro yang hobi menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pencegahan Pernikahan Dini untuk Remaja di Desa Gambirmanis

13 Februari 2023   12:46 Diperbarui: 13 Februari 2023   12:51 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Gambirmanis, desa dengan wilayah terbesar di Kecamatan Pracimantoro yaitu sebesar 1.738ha, memiliki penduduk yang tidak sedikit pula, yaitu sebanyak 5.363 jiwa. Desa ini tersebar menjadi 13 dusun, yaitu Dusun Gambiranom, Gondangmanis, Pakel, Mahbang, Pendem, Suruhan, Nujo, Galo, Tileng, Kerjo, Karang, Nongkosuwit, dan Bakalan. Salah satu Dusun yang memiliki penduduk paling banyak adalah Dusun Bakalan, yaitu kurang lebih sebanyak 200 Kartu Keluarga. Namun, dibalik itu, ternyata Dusun Bakalan juga merupakan Dusun dengan jumlah pernikahan dini terbanyak di Desa Gambirmanis.

Pernikahan dini masih menjadi salah satu momok masalah yang dialami oleh masyarakat Desa Gambirmanis khususnya di Dusun Bakalan. Berdasarkan pernyataan Kepala Desa Gambirmanis, Di Tahun 2023 sampai Bulan Februari, sudah ada 5 orang yang mengajukan dispensasi untuk pernikahan dini. Ada berbagai alasan yang melatarbelakangi keputusan ini, seperti kehamilan di luar nikah, kurangnya pengetahuan mengenai dampak negative pernikahan dini, hingga faktor ekonomi. Hal inilah yang membuat Tim Kuliah Kerja Nyata I Universitas Diponegoro merasa sosialisasi mengenai pernikahan dini sangat penting digalakkan di Desa Gambirmanis khususnya Dusun Bakalan.

Sosialisasi mengenai pernikahan dini digalakkan pada tanggal 24 Januari 2023 dan dihadiri oleh 25 remaja putri dan ibu-ibu muda yang tinggal di Dusun Bakalan. Sosialisasi ini membahas mengenai definisi pernikahan dini, dampak negatif pernikahan dini bagi kesehatan fisik dan mental pelaku, faktor penyebab pernikahan dini, dan cara pencegahan pernikahan dini. 

Para peserta mengikuti sosialisasi dengan antusias walaupun masih banyak yang mempertanyakan dan terpaku stigma wajarnya pernikahan dini di Dusun tersebut. Sosialisasi ini diharapkan akan memberikan para warga pengertian dan membangkitkan kesadaran masyarakat Dusun Bakalan akan pentingnya bagi para anak dan remaja untuk mendahulukan pendidikan dan masa depan serta mengawasi pergaulan dan tontonan anak agar jauh dari pergaulan bebas, daripada meresikokan kesehatan anak dan mengutamakan pernikahan hanya karena faktor ekonomi dan sosial.

DPL : 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun