Mohon tunggu...
Rengga Muslim
Rengga Muslim Mohon Tunggu... -

History Educator | Announcer of 107.7 Madani FM | Duta Bahasa Jabar | Translator | Writer | Coffee Addicted | Follow me on twitter @rengga_muslim

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Pemertahanan Bahasa Daerah sebagai Salah Satu Upaya Pelestarian Kearifan Lokal di Indonesia

29 Agustus 2013   17:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:38 3506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Oleh: Rengga Muslim (8)

Abstrak

Tulisan ini membahas mengenai pemertahanan bahasa daerah dalam upaya untuk melesetarikan kearifan lokal di masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia banyak yang lebih suka budaya yang berasal luar (bangsa asing), dan melupakan yang hilang dari budayanya sendiri. Kearifan lokal terdiri dari tiga konsep yaitu kebijakan lokal, kecerdasan lokal, dan komunitas lokal. Berdasarkan hasil kajian ini menunjukkan bahwa pemertahanan bahasa daerah penting sebagai salah satu upaya dalam pelestarian kearifan lokal di Indonesia.

Kata Kunci: Pemertahanan Bahasa, Kearifan Lokal

Abstract

This writing studied about the preservation of ethno-languages as one of effort to keep the local wisdom in Indonesian societies. The main stream of culture has took people to love the same line of cultures and all preferably to western side. Indonesian people most adore something that came from out side, than forgetting what they have that was missing from inside. Local wisdom consisted three concept such as  local wisdom, local genius, and local community. From the result of this studied showed us that the preservation of ethno-languages ware needed in of effort to keep to define the local wisdom in Indonesia.

Key Words: Language Preservation, Local Wisdom

Pendahuluan

Arus budaya utama (main stream) telah menggiring orang-orang Indonesia untuk turut bagian dalam budaya global, yang sebagian besar didominasi oleh standar budaya Barat. Standar peradaban diukur dari cara pandang Barat dalam melihat berbagai hal, padahal sebagai bangsa yang beradab, bangsa Indonesia pun memiliki akar budaya yang kuat yang berasal dari nenek moyangnya terdahulu, yang tidak kalah penting dan bermaknanya bagi kehidupan bangsa Indonesia saat ini. Semuanya tersimpan dalam sanubari budaya kita sendiri, yang dalam ilmu antropologi lazim dikenal dengan istilah kearifan lokal (local genius). Kearifan lokal dikenal pula sebagai pengetahuan setempat (indigenous or local knowledge), atau kecerdasan setempat (local genius), yang menjadi dasar identitas kebudayaan (cultural identity).

Semakin hari semakin banyak kekayaan budaya kita yang hilang dikarenakan tidak ada lagi generasi penerus yang mau melestarikannya. Sebagai salah satu indikatornya dapat dilihat dari kepunahan beberapa bahasa daerah di Indonesia akhir-akhir ini. Kondisi yang dipaparkan di atas mengusik rasa ingin tahu penulis untuk menguraikannya dalam tulisan singkat ini. Penulis mencermati aspek kebahasaan dikarenakan fungsi dari bahasa sebagai media dalam menyimpan dan mewariskan hasil-hasil kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya, yang cocok dengan perkembangan budaya di Indonesia yang lebih banyak terabadikan dalam tradisi lisan (oral tradition).

Dua permasalahan utama yang dipaparkan dalam tulisan ini di antaranya:

1.Bagaimana gambaran umum kondisi kebahasaan dan kebudayaan lokal di Indonesia?

2.Mengapa bahasa daerah perlu dipertahankan dalam upaya pelesetarian kearifan budaya lokal di Indonesia?

Berdasarkan dua rumusan masalah di atas, penulis akan memaparkan mengenai pemertahanan bahasa daerah sebagai upaya dalam melestarikan kearifan lokal di Indonesia. Penulis melakukan kajian literatur dari berbagai sumber baik itu buku, e-book, maupun artikel-artikel di laman dan blog internetyang relevan dengan topik yang sedang penulis kaji. Alat analisis yang digunakan yaitu dengan pendekatan sosial-interdisipliner meliputi ilmu-ilmu sosial seperti antropologi, sosiologi, dan sejarah.

Kajian Pustaka

Falsafah pos-kolonialisme berpadangan bahwa pascapeperangan dan munculnya kembali negara-bangsa yang baru merdeka tidak serta merta mengakhiri penjajahan itu sendiri. Indonesia masih dijajah oleh bangsa asing namun dalam bentuk yang baru, yang disebut dengan penjajahan pikiran atau hegemoni.

Sikap bangsa kita yang senang mengutamakan kebudayaan asing dari pada budayanya sendiri, ciri dari mentalitas masyarakat terjajah. Namun, untuk lepas dari penjajahan pikiran itu tidak semudah yang dibayangkan. Banyak upaya dari masyarakat yang memiliki kesadaran untuk memerdakan pikirannya dari budaya  arus utama (main stream) adalah dengan menciptakan budaya tandingan (counter culture).

Bangkitnya kearifan lokal dan gagasan untuk menghidupkannya kembali, penulis memandangnya sebagai sebuah bentuk perlawanan terhadap sikap-sikap bangsa-bangsa maju yang terlalu menguasai segala aspek kehidupan (ekonomi, politik, sosial, budaya). Mereka yang berpikir berbeda mencoba mengajak masyarakat yang telah terjebak oleh budaya pop untuk kembali pada identitasnya yang semula sebagai orang Indonesia. Kearifan lokal digali dari berbagai aspek kehidupan masyarakat dan tidak terbatas pada aspek seni budaya saja, aspek lain pun turut menyertai dalam pola tingkah laku seperti politik, ekonomi, arsitektur, dll.

Pembahasan

Indonesia merupakan negara yang majemuk yang dihuni oleh masyarakat yang berasal dari berbagai suku bangsa. Tiap suku bangsa di Indonesia memiliki bahasa daerahnya masing-masing, yang digunakan dalam lingkungan yang terbatas di antara sesamanya. Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 bahwa Indonesia terdiri atas 1.128 suku bangsa dan data etnografis mencatat terdapat sekitar 700-an bahasa daerah. Keragaman suku bangsa di Indonesia disebabkan oleh faktor historis, faktor isolasi alam yang lama juga turut berpengaruh terhadap kondisi Indonesia saat ini dihuni oleh berbagai suku bangsa yang beragam yang memiliki karakteristik tersendiri dari segi bahasa dan budayanya, walaupun semuanya masuk dalam rumpun bahasa yang sama bahasa Austronesia.

Indonesia memiliki kearifan lokal yang kaya yang berasal dari berbagai suku bangsa yang ada, kearifan lokal tersebut menjadi padangan hidup yang mendasari berbagai pola perilaku dan tindakan setiap masyarakat Indonesia. Kearifan lokal lahir sebagai respon terhadapan fenomena globalisasi yang seolah-olah berupaya untuk menyeragamkan manusia ke dalam pola-pola budaya yang sama. Kondisi tersebut dapat menyebabkan bangsa Indonesia tercerabut dari akar budayanya sendiri dan menjadi bangsa yang kehilangan identitas, untuk itu mereka yang peduli terhadap kebudayaan Indonesia, berupaya mengambil kearifan-kearifan yang terdapat dalam budaya mereka sendiri.

Kuatnya tradisi lisan di Indonesia menyebabkan bahasa daerah begitu penting dalam proses penggalian kembali nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam setiap tradisi dan kebudayaan. Contoh kearifan lokal dapat dimaknai dari syair-syair, lagu, tembang, danding, dongeng, folklore, legenda, dsb. yang keseluruhannya menyiratkan sebuah pesan dan mencerminkan karakter umum yang ditemui dari suku bangsa tertentu. Seperti cerita Si Kabayan, Legenda Sangkurian di tatar Sunda, atau Malin Kundang dari kawasan Sumatra memiliki pesan terentu tentang kejujur, kesungguhan, dan bekerja dengan maksimal, hormat pada orang tua, dll.

Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang diuraikan sebelumnya terdapat tiga poin simpulan yaitu: 1) Kearifan lokal merupakan sebuah proses penemuan kembali nilai-nilai yang hilang dari budaya Indonesia; 2) Kearifan lokal penting dalam mengurangi pengaruh budaya asing yang terlalu banyak mendominasi bangsa Indonesia; 3) Bahasa daerah memiliki fungsi dalam pelestarian kearifan lokal, yang berperan sebagai media untuk menyimpan dan mewariskan kembali hasil-hasil kebudayaan masa lalu dari satu generasi ke generasi berikutnya, contohnya seperti sejarah lisan (oral history) dantradisi lisan (oral tradition).

Daftar Sumber

Nurhadi. Poskolonialisme Sebuah Pembahasan. Tersdia di: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/POSKOLONIAL%20SEBUAH%20PEMBAHASAN.pdf. Diakses pada: 22 Agustus 2013).

Pitana, G.I. (2011). Kearifan Lokal di tengah Modernisasi. [online]. Tersedia di: http://litbang.kemdikbud.go.id/Data/content2/buku%20kearifan%20lokal.pdf. Diakses pada: 22 Agustus 2013

Tanpa Nama (2010) Indonesia memiliki 1.128 Suku Bangsa. Tersedia di: http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=57455. Diakses pada: 22 Agustus 2013

Tanpa nama. kearifan lokal dalam perspektik epistemologi http://www.academia.edu/Download. Diakses pada: 22 Agustus 2013

Tanpa nama. Statistical Sumeries [online]. Tersedia di: www.ethnologue.com/statistics/country.  Diakses pada: 17 Mei 2013.

Rengga Muslim: Menyelesaikan studi S1 di Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI pada tahun 2013, finalis Duta Bahasa Jawa Barat 2013.

Ebook: Litbang tersedia di: http://litbang.kemdikbud.go.id/Data/content2/buku%20kearifan%20lokal.pdf diakses pada 22 Agustus 2013

Abdul Hak dalam Penyampaian Materi Kebahasaan dalam karantina Duta Bahasa 2013 Kamis, 22 Agustus 2013

Di hal 3 à

4 Pos Kolonial atau pascakolonial yang seringkali dijadikan terjemahan dari postcolonial merupakan istilah yang mengacu pada permasalah “waktu setelah” kolonial …  atau era kemerdekaan tetapi lebih luas mengacu pada segala yang terkait dengan  kolonialisme yang pada abad ke-21 … Konteks poskolonialisme juga mencakup kasus globalisasi  dan perdagangan bebas yang seringkali dianggap sebagai bentuk neokolonialisme (Nurhadi, tersedia di: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/POSKOLONIAL%20SEBUAH%20PEMBAHASAN.pdf diakses pada 22 Agustus 2013).

Laman artikel Internet: Indonesia memiliki 1.128 Suku Bangsa. Tersedia di: http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=57455 diakses pada 22 Agustus 2013

Tanpa nama. Statistical Sumeries (online).Tersedia di: www.ethnologue.com/statistics/country. Diakses pada: 17 Mei 2013.

Sejak migrasi awal manusia purba ke Indonesia (Proto Melayu dan Deutero Melayu) 3500 tahun yl. dari titik mulanya di kawasan Punan di China Selatan lalu menyebar ke Selatan melewati dua jalur yaitu melalui Semenanjung Malaysia dan Sumatara, hingga ke Jawa dan Kalimantan. Jalur kedua melewati Filipina lalu sampai di perairan Mindanau hingga akhirnya sampai di kawasan Indonesia Timur mulai dari Sulawesi, Ambon, Nusa Tenggara, dll.

Baca artikel di laman internet: http://www.academia.edu/Download kearifan lokal dalam perspektik epistemologi. Diakses pada: 22 Agustus 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun