Mohon tunggu...
At Silvia
At Silvia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa fakultas pertanian Universitas Jember angkatan 2021.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Permasalahan Sifat Kimia Tanah Terhadap Tanaman Karet dan Beberapa Solusinya

20 Desember 2023   08:31 Diperbarui: 20 Desember 2023   08:35 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ana Tasya Silvia dan Sundahri

Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

Korespondensi: Sundahri.faperta@mail.ac.id

Produksi karet kering di Indonesia tahun 2021 mencapai 3,045 juta ton (BPS, 2022). Penerapan teknik budidaya yang baik dapat menghasilkan klon bobot yang unggul dan pemeliharaan budidaya karet. Dari sudut pandang ekonomi, tentu saja produksi karet sangat diperlukan, namun penanganannya harus difokuskan untuk mencapai hasil yang bagus. 

Pengunaan lahan seiring dengan meningkatnya waktu akan berbanding lurus dengan pertambahan jumlah penduduk dengan adanya teknologi. Tanah merupakan gabungan dari sisa-sisa bebatuan dan sekumpulan hewan yang telah mati dan akan hancur karena proses pembusukan dan unsur-unsur alam (Isir dkk, 2022). Permasalahan yang dihadapi salah satunya adalah sifat kimia tanah yang kurang memenuhi kebutuhan tanaman karet. Perkebunan karet pada saat ini kurang produktif karena tanaman kurang diperhatikan dan kurang kesuburan tanahnya karena vegetasi yang menyesuaikan diri dengan kondisi lahan (Abdi dkk, 2022).

Upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman karet yaitu dengan meningkatkan tanah yang subur. Tingginya kesuburan tanah didasarkan oleh struktur tanah untuk memberikan fungsi-fungsi dalam penggunaan ekosistem untuk mendukung produksi dan aktivitas biologi, menjaga kualitas lingkungan dan  kesehatan bagi makhluk hidup. Tingkat tanah yang subur ditentukan dari sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Tingkat kesuburan kimia dan biologi disesuaikan dengan sifat fisik tanah (Abdi dkk, 2022). 

Sifat-sifat kimia tanah berperan dalam menentukan sifat dan kualitas tanah serta kesuburunnya. Perkembangan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain cahaya matahari, air, udar, suhu nutrisi N, P, K dan lain-lain. Tingkat pH merupakan salah satu indikator seberapa masam atau basa pada tanah. Konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam tanah diwakili oleh nilai pH tersebut. Semakin masam tanah maka semakin besar konsentrasi ion H+ (Bintang dkk, 2022).  

Permasalahan

1. Rendahnya Bahan Organik (BO)

Rendahnya bahan organik dapat menyebabkan kerusakan tanah seperti warna tanah, aktivitas mikroorganisme, dan KTK. Tersedianya bahan organik di dalam tanah yaitu berperan menentukan kekuatan tanah dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dengan tersedianya bahan organik  akan mempengaruhi aktivitas dan banyaknya organisme dalam tanah yang sedang menjalankan perannya masing-masing (Wibawanti dkk., 2022). Kebutuhan bahan organik yang tersedia bagi tanaman yaitu berupa biomassa, mikroorganisme, senyawa organik, fraksi-frasi bahan organik yang ringan, dan humus.

2. Rendahnya Kandungan C-Organik 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun