Mohon tunggu...
Atsilah Sofy
Atsilah Sofy Mohon Tunggu... Penulis - Blog Pribadi

Mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masyarakat Sosial, Apakah Robot Mampu Bersosial?

21 Mei 2019   21:04 Diperbarui: 21 Mei 2019   21:46 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berdasarkaan buku The Fourth Industrial Revolution mereka menjelaskan adanya dunia yang kita rasakan kini memiliki banyak kemudahan yang ditawarkan teknologi kepada kita, seperti adanya kemudahan dalam menyembuhkan penyakit yang diderita masyarakat secara mudah dan tepat, adanya kemajuan teknologi membuat kita mudah dalam mencari informasi yang dibutuhkan, adanya keterbukaan pada publik sehingga kita dapat mengawasi kerja pemerintahan dan pengusaha, agar bagaimana caranya mereka dapat terbuka, jujur, dan tidak korupsi.

Adapun ulasan Realizing Society, mereka lebih membicarakan dan menjelaskan dunia yang lebih maju, tatanan dalam negara yang sistemnya semua diganti menjadi robot, juga bagaimana menjadi masyarakat yang super pintar. 

Meskipun khalayak sama tahu akan adanya dampak negatif yang akan mereka hadapi selanjutnya, seperti akan tergantinya pekerjaan manusia dengan robot, meskipun pada Realizing Society dijelaskan bahwa robot bukan pengganti manusia melainkan yang membantu manusia, dalam kata lain manusia tetaplah yang berkuasa dalam segala bidang.

Namun melihat keadaan kini, banyak pekerjaan manusia yang benar telah digantikan oleh robot dan  sistem, seperti pekerjaan Input Data, Akunting, Administrasi dan Sekretaris Ekskutif, Perakitan dan pekerja pabrik, Layanan Bisnis dan Administrasi, Akuntan dan Auditor, Pencatat Stok dan Material, Jasa pos, Pusat Informasi dan Layanan Pelanggan. Semua itu akan digantikan dengan dengan AI (kecerdasan buatan), berbentuk Data Analyst, Organizational Specialits, Information Technology Service, Logistik Specialists, dll. 

Hampir kebanyakan pekerjaan itu akan digantikan robot karena dianggap lebih efektif, diimbangi dengan robot yang tidak mengenal lelah, tidak memiliki keluhan dan bergerak dengan sistem yang cepat, maka pekerjaan diatas dianggap lebih baik diganti oleh robot dan sistem. (Harususilo, 2018)

Adapun pekerjaan manusia yang sampai saat ini belum mampu dilakukan robot secara efektif, yaitu pekerjaan yang tergantung pada interaksi manusia dalam prosesnya. Seperti dokter, guru, psikolog, dll. Karena pekerjaan tersebut sangat bertumpu dan bergantung atas bagaimana manusia bisa menyentuh, mengajak, mendidik, dan mempengaruhi manusia lainnya.

Robot dirancang untuk bagaimana mempermudah hidup manusia, bukan berarti menguasainya. Dunia yang ada kini mengajarkan kita bagaimana kita tidak dibentuk untuk diatur, melainkan dibentuk untuk mengatur dan memanajemen masalah serta kondisi yang ada. 

Hal yang perlu di tekankan adalah, manusia yang dianggap lamban, kurang teliti, mudah ceroboh dan lalai. Tetap saja lebih baik dalam bersosial. Bagaimana manusia memiliki rasa empati dan kasih sayang. Sehingga di masyarakat sosial ini, robot adalah hal yang diciptakan utuk membantu kami para manusia agar mampu menjalin hubungan relasi dan hubungan kerja secara lebih baik.

Data statistik pengangguran terbaru yang dapat dilampirkan dalam artikel ini, mengenai adaya penurunan angka pengangguran yang terjadi di negri kami ini. Dimana badan Pusat Statistik mencatat angka pengangguran terbuka per Agustus 2018 sebesar 7,001 juta orang. angka ini turun 5,34% dibanding periode sebelumnya sebesar 7,004 juta orang. Data tersebut menunjukkan adanya robot bukanlah penghambat atau pengganti manusia dalam melakukan pekerjaan sehari-harinya, melainkan robot sebagai partner kerja prima, yang harus kita program secara optimal. (Zaking, 2018)

Adapun kata-kata inspirasi dari John Selover, wakil pimpinan Gereja Christian Science, mengemukakan pandangan yang segar, akan adanya zona teknologi ini. Ia berkata "kita memang harus mencintai kemajuan, merasa bahagia menjadi bagian dari kemajuan itu, dan tidak takut menghadapinya." Karena mencintai kemajuan teknologi mempunyai arti kita menghargainya, memaklumi kekeliruan dan keberhasilannya, mengakui semua kekurangannya, bersikap terbuka dan penuh perhatian, menghadapi persoalan dengan jujur, mencermati, dan menyambut baik pendapat semua kalangan dan profesi" jika kita mencintai teknologi kita akan berhati-hati dengannya, kita tidak akan ceroboh. Kita akan mulai memupuk kekuatan teknologi dan bukan menampiknya atau menerimanya secara membabi buta. (Peters, Knight, & Peck, n.d.)

Bibliografi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun