Terkait adanya wabah virus corona atau covid-19 yang semakin merebak dan meresahkan masyarakat, berbagai Negara di belahan dunia mulai ambil langkah cepat guna mengantisipasi penyebarannya. Salah satunya dengan menerapkan aturan social distancing hingga lockdown di Negara masing masing. Begitu juga Negara Indonesia yang terkena imbas virus corona juga ikut ambil tindakan dengan pemberlakuan quarantine hingga PSBB yang mulai diberlakukan di provinsi yang sudah berstatus darurat corona seperti, Jakarta dan Jawa Barat.
Tak ayal hal ini membuat segala aktivitas masyarakat dari berbagai kalangan harus dimulai dari rumah. Tentunya di masa karantina ini banyak hal positif yang dapat dilakukan di rumah, seperti membaca Al-Qur'an bagi seorang Muslim. Masa karantina memang menjenuhkan bagi beberapa kawula muda bahkan yang sudah berkepala tiga, mencari sumber kran penghasilan untuk memenuhi kebutuhan selama karantina menjadi suatu yang tak terelakkan. Terlepas dari itu semua, masa karantina juga merupakan kesempatan bagi kita untuk kembali bersimpuh dan beribadah dengan sepenuh hati tanpa bisingnya hiruk pikuk dunia luar.
Bagaimana tidak, sebelum wabah ini merebak sebagian dari kita disibukkan dengan dunianya masing-masing, yang berdagang selalu melayani pelanggannya, yang bertugas selalu sibuk dengan urusan kantornya, dan yang mahasiswa pun sibuk dengan setumpuk tugas onlinenya. Seolah-olah jiwa raga kita sudah melakukan social distancing, namun nahasnya dengan Tuhan kita sendirilah kita melakukan hal tersebut.
Miris tentunya, namun inilah saat yang tepat mengisi waktu luang tersebut untuk bisa merecharge lagi ruhani kita dengan berdzikir, berdoa, serta membaca Al-Qur'an dan Hadist. Waktu luang yang menghampiri tentunya tak boleh disia-siakan, manfaatkan quarantine menjadi qur'antime. Bagi yang belum bisa membaca Al-Qur'an jangan dijadikan tameng alasan agar tak mau mempelajarinya, justru momen inilah kita belajar memahaminya, talaqqi dengan para guru yang lebih fashih menjadi hal yang positive untuk dilakukan. Yang sudah fashih, bacalah Al-Qur'an sehari minimal satu atau setengah juz serta pahami dan amalkan kandungan ayatnya.
Sebelum wabah virus ini merebak, kita selalu berdalih lamanya waktu pekerjaan hingga disibukkan dengan hal duniawi yang hanya membuat kita stress bahkan jatuh sakit,kita selalu mengatakan tak sempat untuk membaca Al-Quran, padahal dengan membaca Al-Quran itu sendiri kita dapat memperoleh ketentraman dan ketenangan.
Hal ini berdasarkan firman Allah Swt, "Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram" [Qs. ar-Ra'd: 28]. Menilik dari firman-Nya  seharusnya menjadikan kita lebih semangat membaca Al-Quran karena kita dapat berinteraksi langsung dengan Allah Swt, tapi akan menjadi tabu jikalau kita semangat sekali bertemu bos kita serta bekerja dengan giat berharap naik jabatan, namun dengan  pencipta bos kita sendiri kita enggan untuk meluangkan waktu.
Selain itu ada banyak sekali keutamaan membaca Al-Qur'an salah satunya seperti yang disabdakan Rasulullah Saw, "Permisalan  seorang muslim yang membaca Al-Qur'an bagaikan buah jeruk, baunya wangi dan rasanya lezat, sedangkan orang mu'min yang tidak membaca Al-Qur'an bagaikan buah kurma yang manis.
Permisalan orang munafik yang membaca Al-Qur'an bagaikan kemangi  yang baunya wangi rasanya pahit, sedangkan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur'an  bagaikan labu yang tidak ada wanginya dan rasanya pahit" [HR. Bukhari Muslim]. Dari gambaran Hadist tersebut, maka alasan apalagi yang masih membuat kita malas bahkan enggan untuk membaca dan mentadabburinya.
Dijelaskan di dalam hikmah yang indah dari perkataan al-Ajuri rahimahullah, "Barang siapa yang merenungi firman-Nya maka ia akan mengenal Rabbnya, akan mengetahui keutamaannya dibandingkan orang-orang mu'min yang lain, dia akan menyadari kewajibannya dalam beribadah hingga senantiasa berusaha  untuk menjaga kewajiban tersebut. Ia akan berhati-hati terhadap apa yang dilarang Rabb-nya, mencintai apa yang dicintainya.
Barang siapa yang memiliki sifat demikian, ketika membaca al-Qur'an dan mendengarkannya, maka Al-Qur'an akan menjadi penawar hatinya, ia akan merasa cukup tanpa harta, mulia tanpa kesulitan, lembut dalam menyikapi orang yang kasar padanya." Hikmah ini menjelaskan bahwa secara bertahap Al-Qur'an akan menjadikan pribadi para pembacanya menjadi lebih baik.
Mu'min seperti itu pastilah mempunyai gambaran dan tujuan yang jelas dalam membaca Al-Qur'an, ia tak hanya membacanya namun juga men tadabburi, memahami intisari kandungan ayat dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Al Habib Muhammad bin Abdurrahman Assegaf mengatakan, " Waktu terindah ialah ketika kamu membaca kalamullah dengan perasaan bahwa Allah Swt sedang berbicara denganmu, mendidikmu dan menuntunmu."