Mohon tunggu...
Anonymous Truther
Anonymous Truther Mohon Tunggu... -

I am just a human. I love people from every race, creed, colour and nationality. All I want is truth, freedom and peace whatever your point of view. The rabbit hole goes further than you think. Be ready.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

WikiLeaks - The Spy Files

8 Desember 2011   14:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:40 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sorry to keep you waiting, here's a lot of data. www.spyfiles.org - It's shining so bright.

LONDON — Sebuah serangan telah dilancarkan pada industri pengintaian massal sejak Wed, 1/12/2011. The Spy Files, berisi dokumen pengungkapan tentang 'mass surveillance industry' yang sedikit diketahui umum namun realitanya mewabah secara underworld diseluruh dunia. Bahwa para kontraktor menawarkan suatu alat pada pemerintahan diseluruh dunia — dari diktator brutal hingga moderate Western states, untuk memantau warga negaranya dan melacak para pembangkangnya. Pada dasawarsa terakhir, pasar industri gelap telah didukung badan intelijen pemerintah, ex: NSA dan GCHQ untuk suatu bisnis trans-nasional raksasa 'mass interception of entire populations!' Is not only a reality, it is a secret new industry spanning 25 countries. Terkait pengungkapan ini, para aktivis mengecam dan menuntut kontrol ketat serta peninjauan pada perusahaan yang bertanggungjawab sebagai kaki-tangan pemerintah atas berbagai pembunuhan massal. Sedangkan sebagian besar perusahaan yang terexpose mengclaim bahwa mereka tetap 'following the law' dan hanya menjual teknologi untuk pemerintah saja dan otoritas resmi lainnya. Tapi apabila dikritisi lebih lanjut, penyangkalan itu hanyalah pembenaran. Privacy International (salah satu kelompok yang bekerja dengan The Spy Files) mengatakan bahwa membahas 'surveillance technology' di dalam lingkup undang-undang dan regulasi, saat ini tidaklah cukup. Fakta perusahaan-perusahaan ini telah menjual apa yang disebut 'essentially tools of political control' pada rezim penindas tidak dapat ditolerir lagi. Pemerintah di negara-negara maju terbukti  menggunakan teknologi untuk tujuan jahat. Dalam bagian yang berjudul "Weaponizing Data Kills Innocent People" peneliti The Spy Files menyoroti satu contoh meresahkan dimana CIA tertangkap basah menggunakan software pesawat mata-mata (drone) yang memiliki bugs untuk pembantaian. "CIA has become one hell of a killing machine", official says. Disamping merinci fakta dibalik kerusuhan Inggris Agustus 2011 yang lalu, The Spy Files mengungkap juga Research in Motion diperalat pemerintah untuk memantau pengguna BlackBerry di Inggris. MI5 menggunakan software pengenal suara sehingga dapat diketahui siapa berbicara dengan siapa. Bureau of Investigative Journalism (organisasi independen bekerja pada City University) dalam panel mengungkapkan bahwa cell-phones disalahgunakan untuk merekam dan mengirim informasi, bahkan dalam mode stand-by. Data meliputi lokasi, rekaman percakapan, dan bahkan mengambil foto. Sebuah software pengintai yang berjalan di iPhone, BlackBerry dan Windows Mobile-Kit. Tinggal perkara waktu, bahwa informasi tentang Facebook, Twitter, Google, Yahoo — yang disalahgunakan sebagai alat pengintai atau menjual data kepada pemerintah akhirnya akan diketahui semua orang. Apabila tidak segera dilakukan pembenahan pada industri yang sudah mewabah ini, maka pengekangan terhadap hak atau kebebasan berekspresi (whatever your point of view) akan semakin menjerat kehidupan manusia. So, what gadget do you use? iPhone? Blackberry? Android? Gmail? Then you are all screwed. AT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun