Mohon tunggu...
The Story I Want to Tell...
The Story I Want to Tell... Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer | Pemerhati

Puisi, surat, cerita, dan syair

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepercik Tawa

7 Februari 2016   09:02 Diperbarui: 7 Februari 2016   10:57 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketimbang mengingat-ingat engkau yang tampaknya tak mau juga mengingatku, alangkah teduhnya mata ini tatkala ia percikkan sebuah tawa ringan dari lelucon yang sebenarnya tidak terlalu lucu.

Matanya memang serius memandang hal lain ketimbang aku yang duduk di hadapannya, berharap dapat melihat apa warna bola matanya.

Namun aku pun akan tetap puas, toh aku mendapat sepercik tawa renyahmu yang menyenangkan, membuatku terlupa padamu yang hingga kini masih belum juga mengingatku.

 

Kramat Jaya, 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun