Unfinished Things
(Tulisan Nakal)
Tuhan yang ada di dalam Al-Qur’an telah berfirman dalam salah satu ayat-Nya yang berbunyi:
“Telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”.
Namun, di samping Tuhan telah menyempurnakan agama-Nya melalui perantara nabi Muhammad SAW, di samping itu pula, Dia juga membuat ‘konflik’ serta ‘pertikaian’ dalam agama-Nya, dan juga dalam konsep tentang Diri-Nya.
Memang benar, bahwa nabi Muhammad SAW telah menyelesaikan misi beliau dalam menyebarkan Islam ke seluruh alam semesta. Namun tidak demikian dengan Tuhan. Tuhan masih ‘bermain-main’, mempermainkan ciptaan-Nya. Karena Dia-lah yang telah menciptakan semuanya, segalanya.
Tuhan-lah yang telah menciptakan manusia dengan berbagai macam keberagaman, berbagai macam perbedaan. Tuhan telah menciptakan akal manusia dengan pola pikir yang berbeda-beda. Tuhan telah menciptakan manusia ada yang baik ada pula yang jahat.
“Seandainya Tuhan-mu menghendaki, maka sudah Dia jadikan manusia itu satu ummat.”
Kalau dipertanyakan, mengapa bisa terjadi kekacauan dalam agama-Nya? Tentu bisa dilihat sendiri dan dijawab, manusia-manusia yang jahat lah, yang telah merusaknya. Sepanjang sejarah agama, manusia lah, yang menjadi faktor pembuat rancu sehingga agama pun menjadi rancu. Tuhan-lah yang telah menciptakan semuanya, semua manusia itu. Hingga akhirnya, yang terjadi adalah: ‘Kamu sesat!!! – Tidak! Kamulah yang sesat!!!’, ‘Kamu kafir!!! – Tidak! Kamulah yang kafir!!!’.
Berabad-abad pertikaian seperti itu telah terjadi. Agama, di dalam Al-Qur’an sudah sempurna. Tetapi di luar Al-Qur’an, agama dan Tuhan belum selesai. Tuhan di dalam Al-Qur’an telah memberikan alasan; menciptakan perbedaan, untuk saling mengenal. Namun di luar Al-Qur’an tersebut, Manusia malah saling bermusuhan. Banyak manusia yang mempertanyakan tentang Diri-Nya, namun tak bisa. Karena Tuhan menghalangi mereka di:
“Pikirkanlah tentang ciptaan, jangan dipikirkan tentang Pencipta!”.
Sepertinya Tuhan sangat tertutup. Dia tidak terbuka terhadap makhluk-makhluk-Nya sendiri. Mengapa Tuhan tidak menciptakan manusia-manusia yang baik saja? Mengapa Tuhan menciptakan akal manusia berisi pola pikir yang berbeda-beda? Mengapa ada kejahatan? Mengapa ada pertikaian dan pertumpahan darah? Mungkin semua pertanyaan itu adalah pertanyaan yang sudah tak asing lagi. Pertanyaan-pertanyaan basi. Para malaikat sudah mempertanyakan itu kepada-Nya. Jawaban-Nya? Lagi-lagi, Ternyata memang Tuhan tidak terbuka, tertutup:
“Aku-lah yang lebih tahu dan kalian tak tahu”.
Jika boleh kita bermungkin-mungkin, mengapa Tuhan tidak menciptakan kebaikan saja di dunia ini? Biar semunya damai, tidak ada kejahatan, dan semuanya orang baik. Mungkin saja, jika semua itu terjadi, maka telah sia-sialah Tuhan menciptakan neraka.
Boleh jadi, setiap kehancuran yang terjadi adalah sebuah konsekuensi logis dari sebuah proses kehancuran yang dahsyat / kiamat. Kapankah kira-kira semuanya akan selesai? Mungkin saja, ketika semuanya sudah hancur.
“Tuhan, izinkan aku mengerti Diri-Mu, sebelum semuanya hancur.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H