Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar, tidak terkecuali anak-anak. Dan setiap anak memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus. Karena itu orang tua seharusnya mengerti apa yang menjadi kebutuhan dasar seorang anak. Hal ini penting sebab anak adalah individu, anak mengalami proses perkembangan. John Comenius mengatakan: “We must understand the child, so that our teaching may be designed to match his capacity”.
Apa yang dimaksud dengan kebutuhan? Kebutuhan juga berarti salah satu aspek psikologis yang menggerakkan makhluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha. Murray(1996) mendefinisikan kebutuhan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan. Secara praktis, kebutuhan bisa kita pahami sebagai segala sesuatu bersifat vital yang diperlukan demi kelangsungan hidup. Karena vital, maka apabila tidak dipenuhi berpotensi menimbulkan kemandegan bahkan bisa berakibat fatal. Singkatnya, kebutuhan merupakan hajat atau keperluan yang mau tidak mau harus dipenuhi.
Kebutuhan Anak Yang Paling Mendasar
Menurut saya, kebutuhan anak yang paling mendasar dapat dijelaskan berdasarkan lingkungan-lingkungan sebagai berikut:
1.Keluarga
Anak memerlukan keluarga untuk memenuhi kebutuhan Eksistence-nya yaitukebutuhan terhadap keberadaan tempat bernaung, kondisi fisik yang sehat, dan keamanan psikologis. Secara rinci dapat dijelaskan seperti berikut ini:
a.Kebutuhan yang bersifat fisiologis, seperti: makanan, minuman, air, udara, istirahat dan sex (mengacu kepada sex education).
b.Kebutuhan yang bersifat psikologis, antara lain:
Paul D. Meier menjelaskan: “seorang anak akan berkembang menjadi orang dewasa yang matang dan bahagia, baik secara emosi dan rohani, jika berada di dalam keluarga yang sehat secara mental.”
Adapun kebutuhan psikologis anak, antara lain:
-Kebutuhan akan rasa aman. Tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual. Yang termasuk dalam Safety needs adalah pakaian, tempat tinggal, dan perlindungan atas tindakan yang sewenang-wenang disamping ketenteraman, dan keteraturan. Rasa aman akan membuat anak lebih mudah mengekspresikan dirinya, berkembang, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Rasa aman meliputi rasa aman secara fisik, emosi, dan ekonomi. Salah satu kesalahan yang sering kita lakukan dalam memberikan rasa aman kepada anak memberikan motivasi dengan cara menakut-nakuti. Padahal tindakan ini justru akan membuat anak tidak berani berekspresi dan tidk mudah melakukan hal yang baik. Rasa aman yang diperlukan anak adalah aman dalam hal melakukan kesalahan. Sebagai anak-anak tentu saja mereka tidak lepas dari yang namanya kesalahan. Dan kesalahan anak perlu diakomodir/diarahkan.
-Kebutuhan akan kasih sayang. Kebutuhan ini tidak hanya tentang kasih sayang tetapi juga mengenai perasaan dimiliki. Belongingness and love needs mendorong anak untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu seperti ayah, ibu, dan atau anggota keluarga lain. Kebutuhan ini memungkinkan anak belajar bagaimana menjalin perasaan kasih sayang dengan individu baik sesama jenis maupun berlainan jenis. Disamping itu, kebutuhan anak akan rasa diterima dan dibutuhkan orang lain dapat terpenuhi. Harus diakui, kasih sayang merupakan kebutuhan anak yang paling utama. Kasih sayang membuat anak merasa diperhatikan, tidak sendiri, tidak disisihkan, tidak ditelantarkan.
Untuk memenuhi kasih sayang, orang tua perlu mengajak anak berkomunikasi supaya ada saling pengertian antara anak dengan orang tua. Dan tentu saja memenuhi kebutuhan lainnya.
-Kebutuhan akan harga diri. Menurut saya, tidak ada komunitas yang paling cocok untuk memenuhi esteem needs anak daripada keluarga. Kebutuhan ini menyangkut penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri dan penghormatan atau penghargaan dari orang lain kepada anak. Tentu saja setiap anak merindukan setiap karyanya dihormati dan dihargai. Sebagai oranh tua, kita menginginkan anak menghormati kita. Begitu pula, anak menginginkan penghormatan kita. Dan memang orang tua perlu menghormati anak juga. Ketika orang tua menghormati anak, hal yang sama juga akan didapat orang tua dari anak. Sebab keteladanan itu penting! Kebutuhan ini juga mengacu pada hak anak untuk bebas bicara, hak untuk menuntut sesuatu yang baik untuk kehidupannya, termasuk hak untuk menentukan cita-citanya.
-Disiplin. Disiplin yang dimaksud di sini lebih mengacu kepada aturan hidup. Aturan merupakan cara untuk membuat anak belajar mengontrol diri.
c.Kebutuhan yang bersifat spiritual. Sama seperti orang dewasa, anak juga memerlukan hubungan personal dengan Sang Pencipta alam semesta. Sejak dini anak perlu belajar membangun komunikasi dengan Tuhan. Dan keluarga seharusnya menjadi model akan kebutuhan ini. Keluarga yang tak memiliki persekutuan pribadi dengan Tuhan akan mengalami kesulitan dalam upaya memenuhi kebutuhan spiritual anak. Cara praktis yang perlu dilakukan ialah mengajari anak berdoa sebelum dan sesudah makan atau sebelum dan sesudah bangun tidur.
d.Kebutuhan yang bersifat transendensi, mengacu pada:
-Tindakan atau kondisi yang timbul sebagai akibat dari kasih sayang dengan memberikan perhatian kepada kepentingan orang banyak.
-Pengalaman atau proses dimana anak memahami dirinya sendiri.
-Suatu keadaan dimana anak mulai belajar melepaskan ego dalam arti tidak bersikap egois
-Kebutuhan untuk membantu orang lain.
2.Sekolah
Sementara itu, sekolah merupakan wadah penting bagi pemenuhan kebutuhan anak untuk mengaktualisasikan diri (self actualization). Karena di sekolahlah tersedia kesempatan bagi anak untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. Kebutuhan akan sekolah mengacu pada kebutuhan Growth anak, yang menunjuk pada kebutuhan untuk tumbuh dan mengembangkan potensi diri sepenuhnya.
Pada suatu kesempatan, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Kupang, Yeri S. Padji Kana (2014), mengatakan, “Anak pada hakekatnya tidak boleh bekerja, karena waktu mereka selayaknya dimanfaatkan untuk mengenyam pendidikan, belajar, bermain, bergembira, berada dalam suasana damai, mendapatkan kesempatan dan fasilitas untuk mencapai cita-citanya, sesuai dengan perkembangan fisik, psikologis, intelektual dan sosialnya”. Dan saya kira, tempat yang paling cocok untuk memenuhi semua kebutuhan anak ini tidak lain adalah sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang secara sengaja didirikan atau dibangun khusus sebagai tempat menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Karena itu sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga, memiliki fungsi sebagai kelanjutan pendidikan dalam lingkungan keluarga dengan guru sebagai pendidiknya. Memang, sekolah dirancang untuk mengakomodir kebutuhan anak mengembangkan potensinya.
Di sekolah (dan juga masyarakat) pula kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Achievement (NAch) anak tercapai. Kita tahu, sekolah merupakan sistem yang memberdayakan seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu, termasuk anak atau anak didik. Di sekolah anak atau anak didik mengikuti proses pembelajaran dan serangkaian kegiatan yang memungkinkan terjadinya perubahan struktur atau pola tingkah laku anak atau anak didik dalam kemampuan kognitif, afektif, dan keterampilan yang selaras, seimbang, demi masa depan anak atau anak didik sendiri. Anak atau anak didik diberikan kebebasan untuk tumbuh dan kembang sendiri dengan potensi yang dimilikinya, tugas pendidik hanya mempengaruhi karena itu perlu pembiasaan, keteladanan, dan pembelajaran. Sekolah tidak hanya memenuhi kebutuhan anak untuk mendapatkan pendidikan tetapi juga merupakan wadah dimana anak dapat memenuhi kebutuhan akan informasi yang berhubungan dengan pengetahuan. Dengan begitu, wawasan anak menjadi luas dan kemampuan berpikirnya terasah sehingga anak dapat tumbuh sebagai individu yang cerdas.
3.Masyarakat
Masyarakat yang saya maksudkan di sini bukan hanya lingkungan masyarakat pada umumnya di sekitar tempat tinggal tetapi juga mengacu pada komunitas religi seperti gereja, dsb. Di dalam masyarakatlah anak mengembangkan potensi sosialnya. Ini merupakan kebutuhan yang bersifat Relatednes yaitu kebutuhan untuk memiliki hubungan interpersonal dan interaksi sosial. Dalam masyarakat kebutuhan anak untuk beraffiliasi (need for affiliation) terpenuhi. Kebutuhan berafiliasi artinya kebutuhan untuk memperoleh hubungan sosial yang baik. Kebutuhan ini ditandai dengan keinginan yang kuat untuk membangun hubungan persahabatan, bekerjasama, dan saling pengertian.
Dalam masyarakat pula anak dapat menunjukkan kekuatan (need for power). Jika pendidikan dalam keluarga kurang mengakomodir hal ini atau tidak dalam pendidikan yang seharusnya, kebutuhan ini akan terpenuhi namun bersifat negatif. Misalnya anak cenderung mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk hal-hal yang destruktif. Kebutuhan akan kekuasaan mengajar anak untuk lebih bertanggung jawab, berjuang untuk mempengaruhi orang lain, dan berkompetisi.
Yang Perlu Diperhatikan dalam Memenuhi Kebutuhan Anak:
1.Cobalah untuk memberikan kegiatan yang bermanfaat bagi perkembangan anak atau anak didik
2.Sebaiknya kegiatan yang diberikan kepada anak tidak hanya bermanfaat tetapi juga perlu disesuaikan dengan perkembangan anak.
3.Berikan kesempatan kepada anak untukbermain. Sebab bermain juga merupakan kebutuhan anak. Bermain dapat menimbulkan perkembangan fisik, dapat mendorong keterampilan berkomunikasi, dapat menjadi kesempatan bagi anak untuk menyalurkan kebutuhan dan keinginan anak, dapat menjadi momentum untuk belajar bermasyarakat, dapat melatih sensitivitas anak, dan dapat merangsang kreativitas anak.
Penutup
Sebagaimana kita, orang dewasa, menginginkan kebutuhan kita terpenuhi, demikian pula anak menginginkan hal yang sama. Kebutuhan anak bersifat urgen sebab erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan mereka. Karena itu tidak boleh tidak dipenuhi.
Kiranya mencerahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H