Pagi ini sambil menikmati segelas kopi di warung kopi langganan, saya meng-update informasi dari jejaring sosial facebook. Dan pada salah satu group diskusi, seorang anggotanya meng-upload foto tentang ruang belajar Kelas I dan II di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kiuola, Noemuti, Nusa Tenggara Timur (NTT). Entah sudah berapa lama kondisi ini berlangsung, namun sangat memprihatinkan. Padahal sekolah itu berstatus negeri. Ketika saya mem-posting-nya kembali di wall saya, seorang teman berkomentar,
“Tanyakan saja ke Kepala Dinas PPO, masa sekolah negeri seperti itu. Di daerah saya, sekolah swasta saja gedungnya elit.”
“Kalau pun ditanyakan, paling-paling Kadisnya bilang, “tanyakan saja ke Bupati”. Lalu saat ditanyakan ke Bupati, jawabannya tak berbeda, “tanyakan saja ke Gubernur”. Pada akhirnya, masalah ini hanya sampai pada tahap “Tanya sana, tanya sini”. Mungkin sekolah ini memang sekolah negeri tapi negeri antah berantah.” Respon saya sambil tertawa. Dan untuk soal kata-katanya bahwa di daerahnya tak begitu, saya hanya bilang,
“lain padang, lain ilalang”. Lain daerah, lain kebjakan”.
Beberapa jam kemudian saya berdiskusi dengan seorang praktisi pendidikan di NTT. Bukan tentang kondisi bangunan sekolah di NTT.Melainkan tentangpendidikan nonformal. Dalam obrolan tersebut, ia menyampaikan bahwa ada orang yang mengiriminya foto tentang bangunan sekolah sebuah SMA. Ini gambarnya.
Saya ingat, setahun yang lalu saya pernah meng-upload foto beberapa bangunan sekolah di facebook saya. Semuanya di NTT
Ada apa dengan pembangunan pendidikan di NTT? Sebentar lagi kita akan merayakan HUT RI Ke-70 tahun. Tapi masih saja ada gedung sekolah seperti pada gambar. Salahnya dimana?? Inilah wajah pendidikan di NTT. Apakah menggambarkan tentang wajah pendidikan nasional?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H