Mohon tunggu...
Daniel Yonathan Missa
Daniel Yonathan Missa Mohon Tunggu... Administrasi - Anak kampung

Saya anak kampung yang kampungan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Australia Kembali Menekan

18 Mei 2015   12:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:52 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya menduga, keputusan Australia yg akan memotong bantuannya untuk Indonesia ada kaitannya dengan pelaksanaan hukuman mati terhadap Duo Bali Nine. Ini mengindikasikan, mereka masih tidak bisa menerima keputusan pemerintah Indonesia. Kita bias mengatakan, Australia tidak menghormati hukum di Indonesia. Dengan keputusan ini Australia berharap ada imbas signifikan terhadap kehidupan perekonomian rakyat Indonesia, khususnya yang selama ini menerima bantuan Australia. Lebiha dari pada hal itu, patut diduga, Australia ingin menciptakan ketidakpercayaan terhadap pemerintah Indonesia dalam hati masyarakat penerima bantuan.

Jokowi menyadari hal ini. Itu sebabnya beliau ingin Indonesia tetap mengangkat kepalanya di mata Australia meski sebenarnya beliau tahu ada effect kurang baik bila negeri kanguru itu memotong bantuannya. Komentar Jokowi mewakili self esteem bangsa Indonesia di mata pemerintah Australia. Jokowi tak ingin terus berada di bawah baying-bayang negara lain meskipun negara tersebut telah banyak membantu Indonesia.

Di lain sisi, komentar Jokowi merupakan signal bagi kita, rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia harus mandiri; mampu berdiri di atas kaki sendiri. Sudah saatnya rakyat Indonesia tidak bergantung kepada bantuan negara lain. Mungkin, Jokowi ingin rakyat Indonesia menikmati hasil kerja kerasnya sendiri dengan leluasa tanpa ada rasa kuatir suatu saat akan diungkit kembali. Itulah sejahtera. Menikmati hidup dengan tenang. Maka tak bisa tidak, rakyat Indonesia mesti mendukung keputusan pemerintah dalam berdiplomasi dengan pemerintah Australia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun