Dalam wawancara dengan presenter MetroTV, Ralph Tampubolon, Ahok mengungkapkan, ia bergabung dengan Gerindra karena partai besutan Prabowo Subianto itu sedang mencari orang yang bersedia membayar harga demi tegaknya kebenaran dan keadilan di Indonesia. Atau paling minim orang yang mampu mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah. Dan setelah mempertimbangkan effectnya, ia bersedia dan jadilah dia Wakil Gubernur DKI Jakarta. Kenyataan ini menerangkan posisi Ahok dalam partai Gerindra. Tumbal. Ya, tumbal politik transksaksional. Dan sebagai tumbal, pengorbanan Ahok mampu meningkatkan pamor partai Gerindra. Saya kira, tak sedikit orang yang memilih Gerindra pada pemilihan legislatif lalu karena faktor Ahok. Dengan kata lain, mungkin, perolehan suara Gerindra tak akan seperti itu bila Ahok tak ada di sana.
Kini, setelah Ahok berhasil mengembalikan kepercayaan rakyat Jakarta terhadap pemerintah, partai Gerindra malah membiarkannya pergi. Lagi-lagi Ahok menjadi tumbal. Tumbal gagasan pilkada tak langsung yang didukung partai yang identik dengan orange itu. Gerindra boleh menjadikan Ahok sebagai tumbal, tetapi Ahok mampu merebut hati rakyat. Ahok lebih memilih bersama rakyat ketimbang bersama kendaraan politiknya itu. Suatu pilihan yang membuat cahaya karir politiknya terang benderang. Suatu pilihan yang membuat Gerindra meredup.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H