Mohon tunggu...
Daniel Yonathan Missa
Daniel Yonathan Missa Mohon Tunggu... Administrasi - Anak kampung

Saya anak kampung yang kampungan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ahok, Tumbal Gerindra yang Merebut Hati Rakyat

13 September 2014   01:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:51 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam wawancara dengan presenter MetroTV, Ralph Tampubolon, Ahok mengungkapkan, ia bergabung dengan Gerindra karena partai besutan Prabowo Subianto itu sedang mencari orang yang bersedia membayar harga demi tegaknya kebenaran dan keadilan di Indonesia. Atau paling minim orang yang mampu mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah. Dan setelah mempertimbangkan effectnya, ia bersedia dan jadilah dia Wakil Gubernur DKI Jakarta. Kenyataan ini menerangkan posisi Ahok dalam partai Gerindra. Tumbal. Ya, tumbal politik transksaksional. Dan sebagai tumbal, pengorbanan Ahok mampu meningkatkan pamor partai Gerindra. Saya kira, tak sedikit orang yang memilih Gerindra pada pemilihan legislatif lalu karena faktor Ahok. Dengan kata lain, mungkin, perolehan suara Gerindra tak akan seperti itu bila Ahok tak ada di sana.

Kini, setelah Ahok berhasil mengembalikan kepercayaan rakyat Jakarta terhadap pemerintah, partai Gerindra malah membiarkannya pergi. Lagi-lagi Ahok menjadi tumbal. Tumbal gagasan pilkada tak langsung yang didukung partai yang identik dengan orange itu. Gerindra boleh menjadikan Ahok sebagai tumbal, tetapi Ahok mampu merebut hati rakyat. Ahok lebih memilih bersama rakyat ketimbang bersama kendaraan politiknya itu. Suatu pilihan yang membuat cahaya karir politiknya terang benderang. Suatu pilihan yang membuat Gerindra meredup. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun