Mohon tunggu...
Daniel Yonathan Missa
Daniel Yonathan Missa Mohon Tunggu... Administrasi - Anak kampung

Saya anak kampung yang kampungan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kritik untuk Egy

8 Oktober 2017   20:38 Diperbarui: 8 Oktober 2017   20:52 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada friendly match antara timnas Indonesia U - 19 melawan timnas Thailand U - 19. Sementara menuliskan catatan ini, pertandingan tersebut masih berlangsung dengan keunggulan 1:0 untuk Indonesia. Pertandingan ini digelar sebagai uji coba dalam rangka ajang yang lebih besar: pra piala Asia U - 19. 

Para pemain garuda muda bermain dengan baik, meski Thailand rapi. Beberapa pemain begitu menonjol. Egy Maulana Fikri menyita perhatian dengan skill individunya. 

Cattan ini adalah bentuk kritik saya kepada Egy. Pemain muda ini sedang bersinar. Ia dipuja-puja masyarakat sepak bola. Tidak hanya di Indonesia tetapi Asia hingga ke Eropa. Namanya bahkan disejajarkan dengan Messi. Mungkin itu sebabnya ia masuk dalam daftar 60 pemain bola masa depan. 

Kalau demikian, mengapa saya menulis kritik ini untuk dia? Alasan saya sederhana, agar Egy benar-benar menjadi pemain bola profesional dengan karir internasional yang cemerlang. Itu saja.  

Saya bisa mengerti bahwa dorongan untuk melakukan sesuatu melebihi rekan-rekannya begitu kuat di dalam diri Egy. Ini biasa terjadi pada siapa pun. Manusiawi. Namun dorongan ego seperti ini bisa juga berdampak destruktif. Dalam pertandingan malam ini, lebih dari empat kali Egy memperoleh kesempatan untuk menyarangkan si kulit bundar pada jala timnas Thailand. Namun tidak terjadi. 

Tampaknya para pemain Thailand diinstruksikan untuk mengawal Egy secara ketat. Itu sebabnya ia selalu gagal mbawa bola hingga ke kotak penalti atau memperoleh ruang tembak yang memadai. Tetapi strategi seperti ini bisa dilumpuhkan dengan mudah. Bekerjasama. 

Egy memiliki teknik bermain sepakbola yang mampu membawanya hingga ke puncak. Tapi jika tidak dibarengi sikap mempercayai teman, maka jalannya akan sangat sulit. Saya percaya, sepakbola itu olah raga tim, bukan individu. Namun tidak meniadakan skill individu. Formula kemenangan sebuah tim sepakbola ialah kerjasama tim + skill individu. 

Bravo sepakbola Indonesia! 

God bless Indonesia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun