Mohon tunggu...
Daniel Yonathan Missa
Daniel Yonathan Missa Mohon Tunggu... Administrasi - Anak kampung

Saya anak kampung yang kampungan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Presiden Jokowi Gertak Sambal?

10 Maret 2016   16:29 Diperbarui: 10 Maret 2016   17:19 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hari yang lalu, tersiar kabar bahwa Presiden Joko Widodo mengajak Negara-negara anggota OKI untuk memboikot produk sebuah Negara kecil namun mempunyai pengaruh besar di dunia, Israel. Ketika membaca informasi tersebut, sambil melihat kehebohan masyarakat karena gerhana matahari total yang konon hanya terjadi 350 tahun sekali dan kali ini hanya bisa dilihat dari bumi pertiwi, saya membiarkan pikiran saya berkelana.

Bila ancaman tersebut betul-betul dilakukan,maka maka Indonesia (dan Negara lain) harus bisa memproduksi sendiri produk-produk Israel yang beredar di pasar Indonesia dan Negara-negara tersebut. Ini sisi baiknya. Disamping itu, Negara-negara luar lain, baik anggota OKI maupun non organisasi tersebut, dapat melihat ketegasan politik luar negeri Indonesia. Tentu saja hal ini produktif bagi Indonesia sendiri.

Namun hari ini, kabar yang saya terima justru berbeda dengan informasi sebelumnya dan terkesan kontra produktif terhadap ancaman Presiden Jokowi. Salah satu media online menyebutkan bahwa yang diboikot bukan produk, melainkan kebijakan. Ada apa ini? Mengapa berubah? Apakah Indonesia langsung mengalami tekanan begitu Sang Presiden membuat statement yang membuat beliau disebut “Little Soekarno”?

Secara historis, Israel merupakan pernah hilang sebagai sebuah state, namun kemudian muncul kembali . Dan kemunculannya bukan sebagai negara ayam sayur melainkan negara yang mempengaruhi dunia dalam banyak hal, termasuk politik dan ekonomi global. Maksud saya, Negara-negara yang hendak melawan Israel haruslah merupakan Negara-negara yang mampu menganalisis konsekuensi yang bakal timbul sebagai akibat dari tindakan melawan bangsa pilihan Allah tersebut. Dan lebih hebat lagi bila mampu bertahan dan keluar dari segala akibat yang diterima. Namun apabila tidak demikian, sebaiknya dipikirkan kembali.

Ternyata, maksud pernyataan presiden dijelaskan secara rinci oleh Johan Budi, juru bicara kepresidenan, bahwa,

"Sebenarnya gini, yang dimaksud produk itu bukan produk barang. Yang saya lihat dimaknai sebagai produk barangnya Israel diboikot kan? Sebenarnya bukan. Boikot dalam hal ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan Israel di tanah pendudukan di Palestina,”

Ya, memang, produk tidak selalu berbentuk barang, tetapi juga bisa berbentuk kebijakan. Namun karena tidak ada penjelasan sebelumnya, maka informasi ini mau tidak mau meninggalkan kesan “gertak sambal”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun