2.Idris Thaha, Berderma Untuk Semua Wacana dan Praktik Filantropi Islam, (Jakarta: PBB UIN dan Mizan, 2003), hlm. 11Â
Jurnal ini menjelaskan bahwa realitas kemiskinan disebabkan; karena mereka tidak berpikir rasional atau karena memang mempunyai budaya miskin (the culture of poverty, seperti yang disinyalir oleh Oscar Lewis), karena mereka kurang motivasi berprestasi dan kewiraswastaaan atau bahkan karena etos kerja yang lemah (malas) dan kemiskinan muncul pada mereka akibat ketidakadilan sosial yang terwujud dalam struktur-struktur sosial yang tidak adil, yang tidak memperhitungkan mereka sebagai subjek yang terlibat dalam sejarah sosial dan ekonomi.
3.Jalaluddin Rakhmat, Rekayasa Sosial Reformasi, Revolusi, atau Manusia Besar, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 115-117
Jurnal ini menjelaskan tentang penelitian Mc Clelland bersipat kualitatif. Dia meneliti semangat entrepreneurship pada bangsa-bangsa yang berbeda-beda. Dia menemukan bahwa entrepreuneur ship atau semangat wiraswasta itu sangat dipengaruhi oleh need for achievement (keinginan untuk berprestasi).
g.Kesimpulan
David Mc Clelland mengingatkan kita untuk melihat teori need for achievement (kebutuhan untuk berprestasi)untuk tujuannya. teori mcclelland inovasi-inovasi ekonomi erat berkaitan dengan motivasi individu untuk menunjukkan bahwa seseorang mampu mencapai prestasi tertinggi pada bidang-bidang tertentu.
Dalam kaitannya dengan dunia kewirausahaan sebagai upaya pengentasan kemiskinan Mc Clelland menyatakan bahwa need for achievement implementasikan ke dalam gaya hidup yang menjadi ciri kaum entrepreneur yakni dorongan untuk mengambil resiko, dalam konteks bisnis para entrepreneur terdorong untuk melakukan spekulasi dalam menentukan besar kecilnya segmen pasar yang akan diambil dan daya beli para pelanggan potensial. Untuk itu sikap berani mengambil resiko sangat dibutuhkan.Â
Keberhasilan pembangunan dalam mengatasi kemiskinan bukan ditentukan dari lembaga, namun ditentukan dari motivasi pencapaian prestasi tinggi (need for achievement/ n-ach) dari warga negara tersebut. Semakin tinggi nilai n-ach warga sebuah negara, maka semakin terbuka kemungkinan keberhasilan pengentasan kemiskinan. Sebaliknya, jika nilai n-ach rendah, maka pengentasan kemiskinan akan terancam gagal.Â
h.Rekomendasi
Artikel ini di rekomendasikan kepada wirausaha yg ingin keluar dari lingkaran kemiskinan, dengan melihat kasus yang menggunakan teori need for achievement membuat wirausaha membuka pikiran untuk melakukan perubahan.
i.Daftar Pustaka