Mohon tunggu...
Atler Ughude
Atler Ughude Mohon Tunggu... -

Always Happy

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jalan – Jalan Plus Cari Referensi Ke Perpustakaan UI

3 April 2014   02:25 Diperbarui: 4 April 2017   17:07 9410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sambil menyelam, minum air.” Mungkin itu adalah pantun yang paling cocok untuk menggambarkan aktivitas pada hari rabu (19/3/2014). Semua berawal dari mata kuliah metode penelitian yang diharuskan untuk mencari penelitian terdahulu yang sejenis dengan penelitian kami, dan mau tidak mau kami harus ke Perpustakaan Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat.

Perjalanan kami pun dimulai dari Gading Serpong, naik angkutan umum menuju ke Stasiun Tangerang untuk naik Kereta Api Listrik (KRL). Tiba di stasiun, kami membeli tiket arah UI. Tidak lama kemudian, kereta arah Stasiun Duri pun tiba. Hawa panas dari terik matahari terus memeras keringat kami. Ditambah lagi dengan kereta yang pendinginnya tidak dinyalakan. Tiba di Stasiun Rawa Buaya, kereta tiba-tiba berhenti sekitar 15 menit. Penumpang pun sebagian turun, untuk menunggu sampai keretanya berangkat. Tanya sana-sini ternyata ada kereta tujuan Stasiun Tangerang yang sedang lewat, jadi harus antri.

Tiba di Stasiun Duri, kami turun dan pindah mengantri di jalur dua, arah Depok. Di Stasiun Duri tersebut, ada tiga jalur, jalur satu arah Jakarta Kota, jalur dua arah Depok, dan jalur tiga arah Tangerang. Sekitar 10 menit kami menunggu, akhirnya suara kereta pun datang.” Terdengar pun suara peluitan dan suara operator stasiun yang mengatakan bahwa penumpang arah Depok segera bersiap-siap di jalur dua. Kami pun naik, dan entah mengapa kereta yang seharusnya ada pendinginnya, tapi tetap panas. Perjalanan ke UI, harus menempuh 14 stasiun kereta, karena tidak mampir ke Stasiun Mampang.

Ketika tiba di Tanah Abang, terlihat banyak ibu-ibu yang memegang tas-tas plastik berwarna hitam yang terisi penuh dan masuk ke kereta yang kami tumpangi. Setelah dilihat-lihat tulisan yang ada di tas yang mereka pegang tersebut, ternyata mereka habis belanja. Perjalanan pun berlanjut hingga stasiun UI. Suasananya makin ramai, banyak orang harus berdiri karena kehabisan tempat duduk. Sampai di Stasiun UI, kami tidak turun, karena jarak dari pintu masuk UI ke perpustakaannya cukup jauh. Kami pun memutuskan untuk berhenti di Pondok Cina, Stasiun setelah UI. Kami turun dari kereta dan hendak keluar. Ketika kami menempelkan kartu kereta api ke mesinnya, ternyata ada tulisan yang mengatakan bahwa kartu kami finalty. Akhirnya karena dicoba-coba tidak bisa, satpamnya pun datang dan mengecek kartu kami.

“Kalian salah turun, seharusnya kalian turun di Stasiun UI,” katanya.

Kartu kami pun disita oleh dia, tapi kami tetap diizinkan untuk keluar dari Stasiun tersebut. Akhirnya, setelah sekitar tiga jam perjalanan dari Tangerang, kami tiba di Perpustakaan UI. Perpustakaan UI atau dikenal dengan nama The Crystal of Knowledge ini, dilihat dari luarnya, sangat bagus. Ada lingkaran yang bertingkat dan banyak orang berkumpul di situ. Ada kantin, bank, dan istimewanya terletak dekat danau. Sebelum kami masuk, kami makan ketoprak, gado-gado yang berada tepat di samping perpustakaan. Sebenarnya ada juga tempat makan di dalam perpustakaan, cuma kami mencari harga yang masih bersahabat dengan kantong mahasiswa.

Selesai makan, hujan turun dengan derasnya, disertai kilat dan guntur. Kami pun masuk ke dalam perpustakaan UI. Di situ terlihat di ada indomaret, Pos Indonesia, toko buku, Starbucks Coffee, Restoran Korea, dan masih ada lagi. Jalan lagi ke dalam terlihat laboratorium Mac dan tempat diskusi. Perpustakaan juga dilengkapi sinema, fitness centre, studio musik dan penyiaran.

Bukan hanya anak UI saja yang bisa masuk ke perpustakaan tersebut, tapi semua orang bisa, mulai dari anak SMP, SMA, dan mahasiswa perguruan tinggi lain bisa masuk. Hanya saja bedanya kalau yang di luar mahasiswa UI itu harus bayar sebesar 5000 rupiah, untuk mendapatkan tanda pengenal dan untuk sewa locker. Sambil memberikan tanda pengenal tersebut, petugasnya berkata “Sampai jam tujuh malam ya, perpustakaannya dibuka.”Untuk dapat menggunakan loker harus meninggalkan KTP atau Kartu Mahasiswa sebagai jaminan. Nanti bisa diambil lagi saat kunci loker dikembalikan lagi kepada petugas locker. Kami pun bergegas memasukkan tas kami ke dalam locker, dan naik lift menuju lantai tiga. Lantai tiga tersebut, digunakan untuk baca skripsi, tesis, dan disertasi. Sedangkan lantai dua berisi berbagai jenis-jenis buku.

Berhubung kami kuliahnya S1, kami bergegas menuju tempat skripsi. Ada banyak skripsi dari tiap jurusan. Ada dari fakultas teknik, fakultas hukum, fakultas ilmu sosial dan politik, dan lain-lain, dari tahun-tahun yang berbeda-beda pula. Banyaknya skripsi yang ada membuat kami harus menggunakan pencarian melalui mac yang disediakan di dalam ruangan tersebut. Setelah mendapat kode skripsi, kami pun mencari dan membacanya.

Suasana ruangan yang cukup tenang dan pemandangan danau yang indah membuat kami semangat untuk menyelesaikan tugas kami. Walaupun dalam ruangannya dengan pendingin ruangan, tapi di dalam tidak kepanasan. Buku-bukunya tertata dengan rapi, serta suasanya yang tenang untuk membaca.

Sayangnya, di dalam perpustakaannya khususnya di ruang baca skripsi, ada lubang yang cukup besar di langit-langitnya dan belum diperbaiki. Pemandangan seperti itu cukup mengganggu para pengujung seperti kami, karena di luar sudah kelihatan bagus, tapi dalamnya ada berlubang.

Hujan yang masih turun dengan lebatnya, membuat kami tidak bisa pulang dengan cepat. Hingga waktu menunjukkan pukul enam sore, hujan mulai redah, dan kami pun bergegas untuk pulang.Di kereta pun, kami harus berdiri sampai Stasiun Tangerang, karena banyak orang dan tempat duduknya sudah terisi penuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun