Mohon tunggu...
Saiful Zahari
Saiful Zahari Mohon Tunggu... Guru - Staf Pengajar Pesantren Modern Misbahul Ulum

Pecinta literasi juga anggota Fame capter Lhokseumawe, tinggal di kota Lhokseumawe Aceh

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Nilai Kebaikan di Balik UMKM

13 Oktober 2022   14:35 Diperbarui: 13 Oktober 2022   16:03 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Hanya bertahan hidup
Para pelaku usaha UMKM, hanya berusaha untuk bertahan hidup dalam menjalankan usahanya tersebut. 

Modal yang kecil untuk menjalankan usahanya hanya bersifat untuk dapat hidup dari hari ke hari, istilahnya mengais hari ini untuk dapat hidup esok hari, maka apa bila dagangannya laku hingga habis maka ada makanan untuk di makan esok hari, tetapi kalau barang dagangannya tidak laku maka si pemilik UMKM harus memperkecil kebutuhan hari esok. 

Begitulah nasib si pemilik Usaha Micro Kecil dan Menengah, hanyalah bersifat usaha keras maka akan ada hasil yang melimpah, namun ada juga usaha sudah keras hasil masih berkurang.

*Tidak cari kaya
Kecilnya modal yang mereka miliki, tidak akan bisa membuat mareka kaya, karena apa yang di dapatkan hari ini untuk di makan esok hari, maka tidak ada pun rezeki lebih untuk membeli atau di simpang ke hari-hari seterusnya. Usaha yang mareka gulitin menandakan, mareka bukanlah orang kaya. 

Apa bila mareka kaya, berarti usaha mereka sudah berkembang dan tidak lagi berusaha dengan usaha UMKM, dan mereka pasti memiliki usaha yang lebih besar dan kekayaan pun mudah untuk didapatkan. 

Target penghasilan mereka adalah bertahan hidup maka itu di anggab sudah berhasil, kekayaan bagi karena hanyalah mimpi, yang hanya sanggub digapai apa bila datang seorang pemodal memberi mereka modal untuk mengembangkan usahanya.

*Saling membantu
Usaha UMKM, hanya ada pada level masyarakat menengah ke bawah. Usaha ini tidak memiliki pasar yang menentu, terkadang ia memiliki omset yang memadai dan terkadang omsetnya menurun, tergantung selera konsumen.

Pembelinya pun kebanyakan dari kalangan yang selevel dengannya. Sebuah usaha UMKM akan berkembang hanya dengan saling membantu, para konsumen yang ingin membantu UMKM berkembang, selalu berbelanja di usaha tersebut, karena dengan saling membantulah UMKM tersebut masih dapat beraktifitas. 

Kadang kala orang-orang gengsi untuk berbelanja di pinggiran jalan, karena alasannya kurang higenis, padahal itu semuanya hanya saja masalah selera. 

Kadang kala harga mahal adalah gaya hidup yang keren, padahal belum tentu barangnya bagus, dan barangnya pun  tidak jauh lebih bagus di usaha UMKM, tapi karena di usaha UMKM barangnya murah maka terkadang orang-orang gengsi ketika membelinya.
 
*Sederhana marketingnya
Gaya pemasaran mereka tidak muluk-muluk, hingga berlebihan. Rasa yang jujur, hasil yang apa adanya adalah kesederhaan dalam marketing penjualan barang mereka. 

Tidak punya iklan dalam sosial media atau dalam televisi untuk memperkalkan produknya, hanyalah bukti nyata usaha mereka menjalankan usahanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun