Indonesia yang memiliki populasi mayoritas Muslim, menjadi negara yang paling besar memiliki peluang untuk peningkatan industri halal. Karena dengan bertambahnya waktu, jumlah Muslim di Indonesia akan terus bertambah. Hal ini jelas berdampak pada gaya hidup masyarakat Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sesuai dengan tuntunan agama Islam, masyarakat akan memilih industri halal dalam segala sektor kehidupannya.
Peluang selanjutnya adalah industri halal menjadi industri besar yang terus berkembang secara lebih pesat. Menurut Laporan Ekonomi Islam Global pada tahun 2017/2018, konsumen Muslim (secara global) membelanjakan US$ 1,2 triliun untuk produk makanan dan minuman pada 2016. Dan Indonesia menjadi yang tertinggi dalam pembelanjaan makanan dan minuman halal, yakni sebesar (US$ 169,7 miliar).
Selain itu, industri halal termasuk dalam industri yang sangat diminati di banyak negara. Sekarang pun konsumen industri halal datang dari beragam kalangan. Ini menjad bukti bahwa industri halal memiliki konsumen secara global, tanpa memandang unsur agama, ras, suku, dan etnis. Seperti di Eropa, ada Rusia yang menempati posisi ke 9, dalam konsumen makanan halal di dunia. Negara beruang merah tersebut mampu mencapai $37 milyar pada tahun 2015. Dan di Norway, lebih dikenal akan konsumennya yang meminati tur halal. Dimana di dalamnya lengkap dengan hotel halal dan makanan halal selama perjalanan.
Dan tak hanya itu, industri halal juga dapat dikembangkan dengan beragam variasi jenis. Karena industri halal tidak hanya makanan dan minuman halal. Seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia yang mendukung perkembangan industri halal disektor wisata halal, makanan dan minuman halal, fashion muslim, teknologi, kosmetik, kesehatan dan pendidikan, serta film dan musik.
Mengoptimalkan Industri Halal
Dalam mengoptimalkan industri halal Indonesia, untuk bisa merasakan manfaatnya yakni pertumbuhan ekonomi yang signifikan bagi Indonesia maupun dunia, diperlukan beberapa tindakan. Sektor industri halal dapat menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi. Dengan catatan bahwa industri halal Indonesia harus memiliki kualias SDM yang tinggi, aturan yang tidak membebani, dan dukungan dari semua pihak yang terkait.
Tak hanya itu, untuk bisa merasakan manisnya pertumbuhan ekonomi yang pesat dari industri halal, kita harus merubah mindset yang sudah mengakar. Yakni mengaitkan industri halal dengan konsumsi dan konsumsi. Kita perlu memikirkan caranya agar Indonesia berubah, yang awalnya menjadi konsumen pertama industri halal menjadi produsen pertama untuk industri halal.
Dalam mengembangkan industri halal, diperlukan inovasi baru. Bisa dengan mengkolaborasikan antara industri halal dengan industri 4.0. Yakni dengan memaksimalkan otomatisasi dan digitalisasi dalam berbagai aktivitas pengembangan industri halal. Salah satu teknologi dari industri 4.0 yang berpeluang untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi industri halal adalah IoT (Internet of Thing). Dengan teknologi industri 4.0, tantangan industri halal bisa diperkecil. Seperti bisa meningkatkan kualitas SDM, memaksimalkan potensi, mempermudah kendala internal (memudahkan sertifikasi halal), dan menekan kendala eksternal (persaingan yang ketat antar negara).
Penulis:
Atiyatul Mawaddah
Probolinggo/ 03 Juni 1992