Akhir tahun 2019 dunia digemparkan oleh virus baru yang muncul di Wuhan, Tiongkok. Virus baru tersebut disebut dengan Covid-19, virus ini menyerang saluran pernafasan yang sampai sekarang belum diketahui pasti penyebab utama munculnya virus tersebut. Gejala Covid-19 sangat mirip dengan gejala gangguan sistem pernafasan lainnnya sehingga masyarakat terkadang tidak menyadari jika sudah terinfeksi Covid-19. Penyebaran covid-19 dapat melaui percikan-percihan yang keluar dari hidung atau mulut orang yang sudah terjangkit Covid-19.Â
Percikan-percikan tersebut bisa jatuh dan menyentuh benda-benda yang berpotensi dipegang oleh orang lain sehingga orang yang yang menyentuh benda tersebut juga dapat terjangkit Covid-19. Di Indonesia sendiri Covid-19 muncul pada pertengahan Maret 2020 dan pasien terebut berstatus positif. Seiring dengan bertambahnya jumlah pasien yang positif Covid-19 pemeritah mulai menghimbau kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan mandiri dengan mencuci tangan dan tidak berkumpul di keraiman.Â
Selain itu pemerintah juga menerapkan kebijakan Social distancing sehingga rakyat Indonesia diharuskan untuk menjalani WHF atau Work Form Home dan belajar online dirumah. Tindakan tersebut dilakukan guna memutus rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia. Diterapkannya kebijakan WHF dan Social distancing membuat banyak pihak mengalami kesulitan salah satunya adalah pedagang di pasar yang mengalami kerugian karena pendapatannya menurun secara drastis.
Kebijakan Social distancing pemerintah membuat para pedagang yang berjualan di pasar mengalami penurunan pendapatan yang cukup dratis mencapai 50 persen. Ibu Siti Maimunah adalah salah satu pedagang sayur yang berjualan di Pasar Parungpanjang, ia tinggal di Kampung Ciparay Bakti, Paraungpanjang yang tidak jauh dari tempat ia berjualan, saat pandemi Covid-19 ini ia mengaku mengalami penurunan pendapatan mencapai 50 persen. "Semenjak adanya Covid-19 ini pendapatan penjualan saya jadi turun drastis sampe 50 persen, orang-orang jadi jarang pergi kepasar buat belanja" Ucapnya, Sabtu 25 April 2020. Sayuran yang dijual oleh Ibu Siti Maimunah umumnya memiliki kualitas yang cukup baik tetapi sayuran tersebut rata-rata hanya bertahan selama 1 hari dan setelah itu sayuran tersebut akan membusuk sehingga harus dibuang atau dipilih kembali kualitas yang masih layak jual tetapi hal itu dapat mengurangi nilai jual dari sayuran tersebut.Â
Hal tersebutlah yang megakibatkan penurunan pendapatan Ibu Siti karena sayuran yang dijajahkan tidak laku terjual. Perkerjaan sehari-harinya Ibu Siti Maimunah hanya berdagang saja sehingga ia tidak memiliki pekerjaan sampingan yang dapat menutupi kerugian yang ia alami. Ia menyebutkan bahwa kerugian yang ia alami saat ini merupakan kerugian terbesar selama ia berjualan. Ibu siti maimunah sudah berjualan semenjak tahun 2002 hingga sekarang. Selama ia berjualan ia menyebutkan tidak terlalu mengalami banyak permasalahan. Produk pertanian yang ia beli dari pedagang pengumpul juga memiliki kualitas yang sangat baik sehingga para konsumen pun tertarik untuk membeli sayuran yang ia jual. Ia juga menyebutkan harga sayuran yang ia jual tidak mengalami peningkatan yang cukup signifikan atau tidak mengalami peningkatan harga sama sekali setelah adanya pandemi Covid-19.
Dampak Covid-19 terhadap usahanya membuat Ibu siti maimunah harus harus memutar otak agar tetap dapat berjualan ditengah-tengah pandemi covid ini. Ia mengucapkan "Pendapatan selama adanya Covid-19 ini menurun sehingga uang modal yang dibutuhkan juga tidak terkumpul dan terpaksa saya harus menambah modal berjualan dengan meminjam uang kepada orang lain agar saya bisa tetap berjualan" ucap Ibu Siti Maimunah sabtu pagi. Dampak dari Covid-19 memang sangatlah terasa hampir di semua sektor. Hal ini bisa jadikan sebagai evaluasi oleh pemerintah dengan menetapkan kebijakan social distancing. Covid-19 memang sangat berpengaruh di dunia tidak hanya di Indonesia. Dampak yang terjadi dalam sektor ekonomi haruslah diperhatikan agar tidak jadi krisis ekonomi di Indonesia.Â
Saat ini semua orang di dunia berharap pandemi Covid-19 agar segera berakhir sehingga kita semua dapat beraktifitas seperti biasa lagi. "Saya berharap semoga pandemi Covid-19 ini cepat selesai supaya keadaan bisa kembali seperti semula, terlebih saat ini sudah memasuki bulan Ramadhan semoga Covid-19 ini cepat selesai", ucap Ibu siti. Kita semua harus tetap menjaga kesehatan serta hidup sehat dan mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap dirumah agar mengurangi rantai penyebaran Covid-19 dan tetap menggunakan masker saat diluar rumah serta mencuci tangan setelah berpergian dari luar rumah agar pandemi Covid-19 ini dapat segera berakhir.
#TangguhHadapiCovid19 #EkonomiPertanian #FapertaUnej #TraditionOfExcellence
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H