Mohon tunggu...
Atira Indiani Pangastuti
Atira Indiani Pangastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Yuk produktif!

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sedotan Menumpuk, Lingkungan Memburuk!

4 Mei 2022   11:21 Diperbarui: 4 Mei 2022   11:23 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan waktu tersebut tidaklah mungkin apabila seluruh sedotan dapat terurai dengan sempurna. Bahkan, sebagian besar sampah sedotan yang ada di Yogyakarta tersebut ikut terbawa oleh aliran sungai dan terbawa hingga ke Pantai Selatan Yogyakarta. 

Apabila sedotan tersebut berada di lautan dan menumpuk pasti akan terjadi pencemaran air. Banyak dijumpai biota laut yang mati dan ditemukan dalam keadaan perut yang terisi sedotan plastik yang masih utuh. 

Selain itu, dampaknya bukan hanya pencemaran air saja, tetapi juga pencemaran udara. Para pemilik restoran tersebut dengan cara instan membakar sampah sedotan sehingga dapat mencemari lingkungan. 

Gas-gas berbahaya yang ditimbulkan oleh pembakaran sedotan, antara lain gas karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), dioxin dan furan. Semua partikel beracun ini yang menyebabkan kanker.

Dari adanya dampak negatif yang ditimbulkan, pengaruhnya pada lingkungan dan kesehatan manusia sangat banyak, diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan sedotan plastik sekali pakai ini. 

Salah satu upaya penanggulangan masalah tersebut adalah dengan pembuatan produk sedotan alternatif dari bahan ramah lingkungan yaitu sedotan dari pati jagung. Sedotan ini hanya butuh waktu 180 hari untuk dapat terurai oleh tanah. 

Kemudian adalah sedotan dari bilah bambu. Sedotan ini tidak memerlukan bahan kimia dalam proses finishingnya. Bambu yang dipakai adalah bambu timang. 

Caranya mudah, yaitu pohon bambu tersebut kita tebang lalu diproses dan yang terakhir, yaitu finishing. Jika sedotan bambu buluh dirawat dengan baik, sedotan tersebut bisa bertahan tiga bulan atau maksimal enam bulan.

Selain itu, dengan diadakannya Gerakan Anti Sedotan Plastik. Gerakan ini merupakan gerakan yang positif karena dapat mengurangi kecanduan masyarakat terhadap sedotan plastik.

Gerakan ini dapat diadakan oleh dinas terkait dengan menabung sampah sedotan plastik di rekeningnya masing-masing. Kegiatan menabung sampah sedotan plastik ini berfungsi untuk mengurangi populasi sampah sedotan plastik yang semakin menumpuk. 

Kemudian, dinas terkait juga dapat mengadakan lomba wirausaha untuk menciptkan produk sedotan yang ramah lingkungan dan langsung menyosialisasikannya kepada masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun