Mohon tunggu...
Nur Atiqoh
Nur Atiqoh Mohon Tunggu... -

setiap usaha pasti ada hasilnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Abnormal

2 Desember 2014   15:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:15 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Amnestik………..

Braaaaaaaaaaaaak…………sejenak suasana yang hening itu menjadi sedikit gundah, setelah beberapa menit suara itu terdengar, nampak segerombolan orang yang mengelilingi sepeda motor yang terguling di sebelah jalan raya.

“maya??? Dirumahnya ada orang tidak???” teriak seorang pemuda dengan membaca buku yang ada di tas maya

“tidak ada, semua orang berada di pasar” jawab tetangga maya

“ ya sudah bawa ke puskesmas segera”

Maya mengalami kecelakaan parah dan daerah kepalanya terbentur ke aspal jalan raya. Sehari sebelum kecelakaan, maya bermimpi bahwa maya akan mengalami kejadian-kejadian buruk. Seperti biasa maya selalu mendapatkan pertanda ketika dia akan mengalami suatu hal yang akan menimpa dirinya, namun mimpi itu cenderung pada hal-hal yang negative.

Sebelum kecelakaan maya merupakan salah satu siswa yang berprestasi, dan bahkan maya masuk dalam kelas khusus dalam SMAnya dan mendapatkan juara dalam kelasnya. Namun setelah kejadian itu berlalu, maya seperti lupa dengan hal-hal yang dia temui, jangankan pelajaran kimia, fisika, dan bahasa yang membutuhkan fikiran yang ekstra, nama orang yang ada di sekitarnyapun ada sebagian yang lupa.

Ujian Nasional semakin mendekat namun kepala maya tak kunjung menampakkan kemajuan yang signifikan, sehingga saat maya masuk ke sekolah banyak teman maya yang membantunya untuk belajar karena sudah ketinggalan beberapa pelajaran. Ketika kepala maya di gunakan untuk berfikir, kepala maya terasa sakit, sehingga maya harus bergantung pada obat agar rasa nyeri yang di alaminya terasa ringan.

Walaupun maya mengalami penurunan yang derastis dalam prestasinya, namun maya menunjukan, bahwa maya mampu lulus dan masuk kedalam perguruan tinggi negeri di malang, sehingga apapun yang menimpa maya tidak surut karena semangat dari diri maya untuk terus berprestasi dan membanggakan orang tuanya, walaupun hingga kini kepala maya sering sakit karena maya sudah meninggalkan obat-obatnya yang takutnya membuatnya ketergantungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun