Anoreksia nervosa
Pagi terasa dingin dengan ribuan air yang mengandung berkah, namun maya harus tetap semangat dating ke kampus. Maya biasa berangkat bersama temannya, karena maya tidak bisa sendirian. Sesampainya di kampus, maya mampir dulu ke kantin untuk mengantar temannya untuk makan, teman maya adalah orang yang suka makan. Tapi berbeda dengan maya, dia selalu menjaga penampilannya, dia tidak mau terlihat gendut walaupun 1 kg.
“gak makan may???enak lo!!!” cloteh yaya sembari menawari maya
“enggak ya,,,nanti aku gendut lagi” jawab maya
“ya elah may,,ya udah aku terusin ya?” sambil tesenyum
Maya sudah lama bersikap seperti ini, dahulu maya pernah memiliki berat badan hingga 60 kg. teman-teman maya selalu mengejeknya, hingga akhirnya dia memutuskan untuk diet, setelah 3 bulan maya mengikuti diet ketat dan mengkonsumsi makanan yang memiliki kadar gizi yang kurang. Akhirnya badan maya mengalami penurunan hingga 15 kg, namun kini maya jatuh sakit. Dia terkena sekit magh akut hingga maya harus menahan sekit lambungnya setiap kali maya telat makan.
Namun dengan kejadian tersebut maya masih tetap bersikeras untuk tidak memakan makanan yang sembarangan. Misalnya; gorengan, nasi yang berlebihan karena mengandung glukosa, susu, dll. Berkali-kali maya di nasehati agar jangan terlalu berlebihan dalam mempertahankan berat badannya tesebut, namun maya hanya mendengarkan lalu mengabaikan.
Ketika ada orang yang memanggilnya gendut, dia langsung menannyakan kepada temannya, dan ketika temannya bilang “iya” maya kembali diet, dan sakit kembali. Namun berbeda halnya ketika temannya bilang “tidak” maya akan senang dan dia makan seperti biasanya.
“eh ya aku tambah gendut ya?” Tanya maya
“apaan sih, enggak gitu lo,,,gendutan aku kali may,” sahut yaya
“ah yang bener??? Tadi ada bilang aku gendut???” Tanya maya lagi
“di bohongin kamu”
Dengan seperti itu maya akan selalu senang dan akan makan makanan yang bergizi walaupun porsi makannya jauh lebih sedikit dari porsi normal, dan masih jauh dari makanan sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H