Mohon tunggu...
Sayyidah Atiqah
Sayyidah Atiqah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Industri Pertanian IPB University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kopi Indonesia dan Faktor Produksinya

31 Januari 2022   23:55 Diperbarui: 31 Januari 2022   23:57 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu contoh produk kopi asli Indonesia

Kopi menjadi salah satu kuliner yang sudah tidak asing di kalangan masyarakat Indonesia saat ini. Berbagai jenis kopi dengan cita rasa khasnya masing-masing membuat minuman ini tak hanya diminati para orang tua, namun juga orang dewasa bahkan remaja. Mulai dari robusta dan arabika yang terkenal banyak diproduksi di daerah barat Indonesia, hingga kopi luwak yang meskipun asli Indonesia, namun lebih banyak terkenal di luar negeri. Selain jenis, harganya pun bervariasi bergantung pada kualitas bahan baku, cara pengolahan, hingga kemasan atau wadah yang digunakan.

Proses pengolahan kopi dari hulu (bahan baku) hingga hilir (produk) akan sangat mempengaruhi kualitas produk dan kuantitas permintaan konsumen terhadap produk kopi. Sebelum memasuki proses pengolahan di hulu, tentu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait penyebab naik turunnya kuantitas hasil produksi kopi. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengetahui apa saja faktor-faktor produksi kopi baik secara teori maupun praktik agar konsistensi tetap terjaga.

Menurut Thamrin (2014), terdapat 4 aspek faktor produksi secara teori, yaitu alam (tanah), modal, manajemen, dan tenaga kerja. Keempat aspek tersebut akan berpengaruh dalam pengelolaan sumber daya produksi. Sedangkan secara praktik, faktor produksi dapat bermacam-macam menyesuaikan kondisi dan keadaan daerah produksi kopi yang dimaksud. Berikut adalah beberapa contoh aspek faktor produksi secara praktik

  1. Luas lahan

Luas lahan termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari produksi kopi. Meski tidak berpengaruh secara langsung, lahan perkebunan kopi yang luas berpeluang lebih besar untuk memproduksi kopi dibandingkan dengan lahan yang sempit. Hal tersebut akan terjadi jika petani dapat memanfaatkan lahan dengan memperbanyak jumlah pohon kopi. Namun harus diingat untuk tetap memperhatikan jarak tanam antar pohon agar didapat hasil yang optimal. 

       2. Jumlah pohon

Selain luas lahan, jumlah pohon tentu akan berpengaruh pada tingkat produksi kopi. Seperti yang disebut pada poin sebelumnya, penambahan jumlah pohon dapat meningkatkan produksi kopi di suatu perkebunan. Namun, hal ini tidak selalu terjadi apalagi jika perawatan pohon kopi kurang diperhatikan dengan baik. 

 3. Pemberian pupuk

Pupuk adalah suatu bahan dengan kandungan unsur hara atau nutrisi yang ditambahkan pada media tanam guna menopang tumbuh dan berkembangnya tanaman. Tanaman kopi pun membutuhkan pupuk untuk mendukung perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, serta meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah, sehingga pohon dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan biji kopi yang berkualitas. Terdapat beberapa jenis pupuk yang biasa digunakan untuk tannaman kopi, salah satunya adalah pupuk kandang. Dalam penelitian yang dilakukan Isyariansyah et al. (2018), penggunaan pupuk kandang dalam jumlah banyak dapat memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan proses produksi kopi robusta di Kecamatan Suwono Kabupaten Semarang.

4. Biaya produksi

Biaya produksi merupakan contoh aspek faktor produksi dari segi sosial ekonomi. Biaya produksi dapat mencakup biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (Hidayat 2018). Biaya produksi yang cukup besar akan menjadi pertimbangan bagi petani kopi dalam peningkatan produksi kopi mereka. Terlebih jika hasil penjualan yang didapat akan lebih sedikit daripada biaya produksi yang dikeluarkan di awal. Petani kopi akan cenderung menurunkan produksi kopi untuk menghemat biaya produksi yang dikeluarkan

5. Tenaga kerja

Banyak sedikitnya tenaga kerja tentu akan berpengaruh dalam produksi kopi. Semakin banyak tenaga kerja yang terlibat, maka proses produksi akan semakin cepat sehingga produksi kopi meningkat. Begitupun sebaliknya, kurangnya tenaga kerja dapat memperlambat proses produksi yang akan menurunkan hasil produksi kopi. Selain itu, kualitas dan kesesuaian kemampuan tenaga kerja dengan tugas yang diberikan juga dapat mempengaruhi produksi kopi.  

Selain lima faktor di atas, masih banyak faktor produksi secara praktik yang dapat diketahui jika turun langsung melihat kondisi produksi kopi di lapang. Setiap faktor produksi, baiknya dilakukan analisa untuk mengetahui apakah penggunaan input oleh petani memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan produksi kopi atau tidak. Hasil dari analisa tersebut dapat dimanfaatkan langsung oleh petani dan pihak-pihak yang terlibat dalam produksi kopi untuk menjadi pertimbangan serta evaluasi dalam produksi. Hal ini juga menjadi salah satu upaya dalam menjaga ketersediaan bahan baku di berbagai agroindustri kopi serta sebagai pengharapan bagi petani agar tetap menjaga kualitas produk sehingga kopi Indonesia bisa bersaing bahkan di tingkat internasional.

Daftar Pustaka

Hidayat L. 2018. Analisis biaya produksi dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan. 1(2): 159-168.   

Isyariansyah MD, Sumarjono D, Budiraharjo K. 2018. Analisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi kopi robusta di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Jurnal Agrisocionomics. 2(1): 31-38.

Thamrin S. 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani kopi arabika di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan. Agric. 26(1): 1–6.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun