Mohon tunggu...
BULAN SEPOTONG
BULAN SEPOTONG Mohon Tunggu... Administrasi - BULAN SEPOTONG

Malam tak pernah dusta pada pagi, karena pagi selalu menepati janji.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Kasih yang Sampaikah?

25 Maret 2014   17:08 Diperbarui: 16 Agustus 2017   08:51 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KASIH YANG SAMPAI, KAH?

 

 

SEKARANG INI  di kampung saya banyak orang baik, pura-pura baik atau terpaksa baik.

Saya Kenal salah satu orang yang tiba-tiba saja menjadi seperti itu. Namanya Abdullah. Kami biasa memanggilnya  Kang Dullah.  padahal dari kecil saya tahu orang itu sangat jahat bahkan kepada anak kecil seperti saya.  Sekali waktu saya pernah di sambit batu bata karena kedapatan terpaksa mencuri buah mangganya karena kalau saya minta  tak pernah dikasih. Bahkan saya bersama teman kecil yang lain pernah dikurung di kandang kambing karena hal yang sama. Kami diperlakukan seperti  itu karena hanya binatang sajalah yang tabiatnya seperti  itu. Mencuri …!  Dalih Kang Dullah waktu kami merengek minta dilepaskan. Sampai bapak-bapak kami datang untuk meminta kebaikan hati Kang Dullah dan dengan negosiasi dan perjanjian ini itu, selepas Magrib kami baru dilepas dengan diiringi sumpah serapah dari Kang Dullah.

Masyarakat di kampong saya sebenarnya juga sudah gerah dengan kelakuan Kang Dullah, tapi mau dibilang apa … wong dia orang paling kaya dan paling berpengaruh di kampung ini ….

Sampai kemudian kami menjadi dewasa dan pergi merantau ke kota, Kang Dullah tetap menjadi orang yang sangat jahat dan pelit.

TIba-tiba …..

Simsalabim ….. Samber Geluduk ….gedubrak ….

Kang Dullah  hari ini mengembangkan senyum kepada semua orang, tutur katanya lembut dan bersahaja. Kostumnya berubah pula, dari yang biasanya  pakai jas lengkap sepetu mengkilap, jadi hanya memakai kain sarung, baju koko lengkap  dengan kopiahnya. Persis di foto yang terpajang besar-besar di setiap sudut desa dengan urutan Nomor Caleg dan Partainya.

Bahkan minggu lalu, pohon mangganya dibiarkan.  Siapa saja yang mau tinggal manjat, ambil sepuasnya.

Kolam ikannya, kebun sayurnya bahkan sawahnya silahkan dipanen masyarakat …..

Kang Dullah tiba-tiba saja menjadi mahluk aneh yang tak berbentuk …

Senyumnnya selalu mengembang … bahkan tawanya renyah dan tak henti terkekeh melihat kegembiraan warga yang berpesta pora. Sampai-sampai dia terpingkal-pingkal, dadanya begemuruh, badannya ikut bergoyang kecang ….  Masyarakat yang melihat itu makin bersemangat ….

Tiba-tiba Kang Dullah terjatuh ….. berkejat sebentar … sudah itu tak bergerak. Warga yang menyaksikan karuan saja bingung, diguncang-guncang. Bergerak sedikit …. Warga panik, buru-buru dibawa ke klinik.

Klinik tak sanggup, dirujuk ke Rumah Sakit di Kota. Hanya satu jam …  Kang Dullah Meninggal.

Kata Dokter: Serangan Jantung …!

Kami saling pandang …

Usai pemakaman masing-masing orang memiliki penilaian tersendiri. Paling banyak yang dikenang adalah peristiwa terakhir itu: Pohon Mangga, Kebun Sayur, Kolam Ikan bahkan sawah ….

 “Akhirnya baik. Semoga Gusti Allah menerima amalnya….”

 “Belum tentu, kita tahu niatnya ….!” Sergah yang lain tak setuju

 :”Niat itu hanya dia yang tahu ….” Sambung Mbah Harun, yang kami tuakan di kampung ini.

Yang lain tertunduk. Dalam hati menyetujui …. Entahlah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun