KASIH YANG SAMPAI, KAH?
SEKARANG INI di kampung saya banyak orang baik, pura-pura baik atau terpaksa baik.
Saya Kenal salah satu orang yang tiba-tiba saja menjadi seperti itu. Namanya Abdullah. Kami biasa memanggilnya Kang Dullah. padahal dari kecil saya tahu orang itu sangat jahat bahkan kepada anak kecil seperti saya. Sekali waktu saya pernah di sambit batu bata karena kedapatan terpaksa mencuri buah mangganya karena kalau saya minta tak pernah dikasih. Bahkan saya bersama teman kecil yang lain pernah dikurung di kandang kambing karena hal yang sama. Kami diperlakukan seperti itu karena hanya binatang sajalah yang tabiatnya seperti itu. Mencuri …! Dalih Kang Dullah waktu kami merengek minta dilepaskan. Sampai bapak-bapak kami datang untuk meminta kebaikan hati Kang Dullah dan dengan negosiasi dan perjanjian ini itu, selepas Magrib kami baru dilepas dengan diiringi sumpah serapah dari Kang Dullah.
Masyarakat di kampong saya sebenarnya juga sudah gerah dengan kelakuan Kang Dullah, tapi mau dibilang apa … wong dia orang paling kaya dan paling berpengaruh di kampung ini ….
Sampai kemudian kami menjadi dewasa dan pergi merantau ke kota, Kang Dullah tetap menjadi orang yang sangat jahat dan pelit.
TIba-tiba …..
Simsalabim ….. Samber Geluduk ….gedubrak ….
Kang Dullah hari ini mengembangkan senyum kepada semua orang, tutur katanya lembut dan bersahaja. Kostumnya berubah pula, dari yang biasanya pakai jas lengkap sepetu mengkilap, jadi hanya memakai kain sarung, baju koko lengkap dengan kopiahnya. Persis di foto yang terpajang besar-besar di setiap sudut desa dengan urutan Nomor Caleg dan Partainya.
Bahkan minggu lalu, pohon mangganya dibiarkan. Siapa saja yang mau tinggal manjat, ambil sepuasnya.
Kolam ikannya, kebun sayurnya bahkan sawahnya silahkan dipanen masyarakat …..
Kang Dullah tiba-tiba saja menjadi mahluk aneh yang tak berbentuk …
Senyumnnya selalu mengembang … bahkan tawanya renyah dan tak henti terkekeh melihat kegembiraan warga yang berpesta pora. Sampai-sampai dia terpingkal-pingkal, dadanya begemuruh, badannya ikut bergoyang kecang …. Masyarakat yang melihat itu makin bersemangat ….
Tiba-tiba Kang Dullah terjatuh ….. berkejat sebentar … sudah itu tak bergerak. Warga yang menyaksikan karuan saja bingung, diguncang-guncang. Bergerak sedikit …. Warga panik, buru-buru dibawa ke klinik.
Klinik tak sanggup, dirujuk ke Rumah Sakit di Kota. Hanya satu jam … Kang Dullah Meninggal.
Kata Dokter: Serangan Jantung …!
Kami saling pandang …
Usai pemakaman masing-masing orang memiliki penilaian tersendiri. Paling banyak yang dikenang adalah peristiwa terakhir itu: Pohon Mangga, Kebun Sayur, Kolam Ikan bahkan sawah ….
“Akhirnya baik. Semoga Gusti Allah menerima amalnya….”
“Belum tentu, kita tahu niatnya ….!” Sergah yang lain tak setuju
:”Niat itu hanya dia yang tahu ….” Sambung Mbah Harun, yang kami tuakan di kampung ini.
Yang lain tertunduk. Dalam hati menyetujui …. Entahlah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H