Mohon tunggu...
Atina Sabila Khodijah
Atina Sabila Khodijah Mohon Tunggu... Lainnya - pembelajar

Three ways to achieve true happiness ~ be grateful ~ focus on the positives ~ spread kindness _Nulis, Ngajar, Ngebun

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Budaya Bagi-Bagi Bawang Merah kepada Tetangga

9 Oktober 2020   17:03 Diperbarui: 10 Oktober 2020   04:43 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bawang dari tetangga (dokpri)

Selain musim hujan, musim panen bawang merah pun telah tiba.

Sebagian besar warga di desa saya bermata pencaharian sebagai petani. Hasil tani yang diperoleh cukup mensejahterakan kehidupan warga di desa saya. Selain padi, tanaman palawija dan bawang merah menjadi andalan para petani di desa saya. Biasanya setelah musim panen padi usai, lahan sawah dikelola kembali untuk ditanami tanaman palawija atau bawang merah. Bawang merah, cabai, kacang merah, kacang tanah, kacang panjang, sawi, timun, dan tomat merupakan beberapa jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di lahan persawahan yang ada di desa saya. Jenis tanaman yang paling banyak memberikan keuntungan adalah bawang merah.

Berton-ton bawang merah berhasil dipanen oleh beberapa petani pada musim panen kali ini. Ada yang membudidayakan bawang merah sendirian dan ada pula yang membudidayakannya secara bersama-sama. Misalnya, orang tua dan anak-anaknya patungan modal dan bekerja sama untuk membudidayakan bawang merah di lahan yang cukup luas. Kemudian setelah musim panen tiba, barulah mereka bagi-bagi keuntungan.

Pada musim panen kali ini, para petani dinaungi dengan keberuntungan. Pasalnya, harga bawang saat ini sedang bagus, berkisar antara 10-13 ribu rupiah per kilogramnya. Hal ini menyebabkan beberapa petani lainnya yang tidak menanam bawang merasa menyesal. Namun, hal ini sudah biasa  dialami oleh beberapa petani di desa saya. Ada kalanya saat mereka menanam harga bawang merah malah turun, dan ada kalanya saat mereka tidak menanam harga bawang malah naik. Perihal keberuntungan dan keuntungan memang Tuhanlah yang menentukan, kita sebagai manusia hanya perlu berikhtiyar semaksimal mungkin.

Di sisi lain musim panen ini tidak hanya memberikan kebahagiaan bagi para petani bawang merah, tetapi juga bagi warga-warga lainnya yang tidak menanam bawang atau bahkan tidak memiliki sawah. Biasanya saat musim panen tiba, para petani sudah menyiapkan beberapa ikat bawang untuk dibagikan kepada sanak saudara dan para tetangganya.

Beberapa tahun ke belakang keluarga saya tidak membudidayakan tanaman yang memberikan banyak keuntungan ini. Namun, setiap tahunnya kami selalu merasakan kebahagiaannya. Pintu rumah kami selalu terketuk oleh beberapa tetangga yang bermaksud memberikan sedikit hasil panennya kepada kami.

Membagi-bagikan bawang merah kepada tetangga sudah menjadi kebiasaan di desa saya. Tujuannya agar setiap orang merasakan sedikit hasil panen yang diperoleh oleh para petani. Tentunya, hal ini memberikan kebahagiaan tersendiri bagi para penerimanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun