Solo, 9 Juli 2023 - Institusi pelayanan kesehatan merupakan suatu lingkup kerja yang mencakup banyak profesi di dalamnya. Untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang maksimal diperlukan kolaborasi yang baik antar profesi. Hal itu dapat tercapai melalui pendidikan terkait Interprofessional Education and Collaboration (IPEC). Dalam rangka menggalakkan penerapan kolaborasi di pelayanan kesehatan, pada hari Selasa (4/7/2023) Grup Riset Medical and Health Profession Education (RG MHPE) Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (FK UNS) melaksanakan pendampingan Interprofessional Education and Collaboration (IPEC) di Puskesmas Karangdowo, Klaten. Kegiatan ini merupakan bagian dari Pengabdian Kepada Masyarakat Hibah Grup Riset (PKM HGR-UNS).
Kegiatan diawali dengan sambutan hangat dari dr. Fitriah Siti Aisyah, selaku Kepala Puskesmas Karangdowo. Kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta yang terdiri atas berbagai profesi kesehatan di Puskesmas Karangdowo, meliputi dokter, perawat, bidan, apoteker, rekam medis, sanitarian, petugas promosi kesehatan, epidemiolog, dan pranata laboratorium kesehatan. Antusiasme seluruh peserta kegiatan telah terlihat sejak dimulainya acara.
Penyampaian materi dilaksanakan secara kuliah interaktif oleh Dr. Eti Poncorini Pamungkasari, dr., M.Pd. Beliau menyampaikan bahwa kolaborasi yang baik memerlukan rasa kesetaraan berdasarkan pada peran masing-masing profesi. "Semua memiliki peran masing-masing dalam menunjang kesejahteraan pasien. Kolaborasi antar profesi sangat diperlukan. Tidak ada satu profesi pun yang dia sendiri dapat memenuhi kebutuhan pasien. Tetap membutuhkan profesi-profesi kesehatan yang lain," ucap Dr. Eti Poncorini Pamungkasari, dr., M.Pd.
Setelah dilaksanakan kuliah interaktif, kegiatan dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD). Dalam kegiatan ini dibentuk 3 kelompok dari berbagai profesi untuk melaksanakan diskusi interaktif dengan didampingi mentor dari RG MHPE FK UNS. Sebelum diskusi berlangsung, peserta diminta mengisi kuesioner untuk mengevaluasi peran serta individu dalam pelaksanaan Interprofessional Collaboration (IPC).
Berdasarkan hasil diskusi pada sesi FGD, Puskesmas Karangdowo ternyata telah mengaplikasikan IPEC secara natural. Di antaranya adalah interaksi di poli umum, di mana perawat melakukan kajian awal anamnesis, kemudian dokter memutuskan diagnosis dan merencanakan tatalaksana bagi pasien. Selain itu, kolaborasi antara bidan desa, petugas gizi, dan laboran dalam menangani ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) juga telah dilakukan. Meskipun begitu, teori dan pengajaran terkait pendidikan IPEC tetap diperlukan sebagai pedoman untuk menciptakan sinergitas antar masing-masing profesi. Dengan demikian, pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan secara optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H