Mohon tunggu...
Brigitta Putri Atika
Brigitta Putri Atika Mohon Tunggu... Guru - ideku

today is a gift

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pejuang LDR

24 Juli 2020   19:59 Diperbarui: 24 Juli 2020   19:47 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalian pasti tahu dong dengan istilah LDR?? ya kan? LDR atau "Long Distance Relationship". Biasanya kalau dengar kata LDR yang akan muncul adalah, hubungan pacaran jarak jauh. 

Namun sekarang, apakah hanya hubungan pacaran saja yang LDR?? Ya, memang lebih banyak hubungan pacaran yang jarak jauh saat ini karena adanya pandemik covid-19 ini sehingga banyak pasangan-pasangan yang harus rela untuk tidak bertemu dulu demi menjaga kesehatan dan memutus rantai penyebaran covid-19 ini.

Susah, dan menahan rasa rindu yang sangat amat mendalam itu susah, ingin hati ini bertemu namun belum bisa. Bisa kebayang dong gimana rasanya kangen sama pacar dan belum bisa ketemu demi memutus rantai penyebaran covid-19 ini. 

Untungnya saat ini sudah ada teknologi yang berkembang dengan pesat. Bisa kapan saja melakukan video call atau chat untuk melepas rindu sejenak. Cukup berat juga ya pejuang LDR ini. 

Namun, apakah hanya pasangan yang berpacaran saja yang saat ini menjadi pejuang LDR? TIDAK! Tidak hanya yang berpacaran saja yang melakukan hubungan jarak jauh, terlebih disaat pandemik ini banyak sekali yang mengalami hubungan jarak jauh, atau LDR. 

Salah satunya adalah para guru dengan murid-muridnya. Saat ini banyak sekolah yang melakukan pembelajaran online demi memutus rantai penyebaran covid-19 ini, yang berarti banyak guru yang tidak dapat mengajar para muridnya secara langsung atau tatap muka. Mau ngga mau para guru pun juga harus LDR-an dengan para murid. Tahu ngga sih seberapa berat rasanya harus LDR-an dengan murid-murid? 

Rasanya hampir sama dengan para kekasih yang harus LDR-an lho...kangen, iya kangen dengan suasana kelas yang ramai, kangen dengan tingkah anak-anak dengan berbagai karakternya, kangen dengan keusilan anak-anak, dan kangen dengan kelucuan anak-anak. 

Walaupun ketika pembelajaran normal, tatap muka, terkadang para guru pun merasakan sebal dengan tingkah anak, kesal, dan terkadang ada juga guru yang marah karena tingkah anak. Namun, semua itu membuat para guru kangen dengan para murid setelah berbulan-bulan tidak dapat melakukan pembelajaran secara langsung. 

Para guru harus berjuang melawan rasa rindunya dengan para murid, tak jarang beberapa guru yang tetap berangkat ke sekolah akan merasa kesepian karena suasana sekolah yang sangat sepi, dan semakin rindu dengan riuhnya suara anak-anak di kelas. 

Tak jarang juga para guru mengkhayal ketika ada di sekolah, "Jam segini biasanya si A tiba-tiba ke kantor, ngadu....", "Duh..biasanya jam segini di kelas ini, rame...." dan lain-lain. Kangennya sampai segitunya, ya sebelas-dua belas lah sama yang LDR-an dengan pasangan. 

Selain menahan rindu, para guru dan murid pun tetap berjuang untuk belajar bersama, secara online. Bagi para murid menggunakan teknologi jaman sekarang itu mah mudah, bagaimana dengan para guru? Terlebih para guru generasi tua? apakah penggunaan teknologi untuk menunjang pembelajaran saat ini bisa mereka kuasai dengan cepat? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun