Mohon tunggu...
Atika Nugraheni
Atika Nugraheni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Lingkungan

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transportasi dan Emisi Karbon

18 November 2021   09:18 Diperbarui: 18 November 2021   09:37 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Carbon Footprint merupakan suatu ukuran jumlah total dari hasil emisi karbon dioksida yang secara tidak langsung maupun langsung disebabkan oleh aktivitas atau akumulasi yang berlebih dari penggunaan produk dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan (sustainable Development), analisis jejak ekologi saat ini telah banyak digunakan sebagai indikator keberlanjutan suatu lingkungan. Baik jejak ekologi maupun jejak karbon dapat digunakan untuk mengukur besaran dampak yang dihasilkan dari aktivitas manusia dalam mengkonsumsi SDA secara berkelanjutan. Sehingga dari SDA yang dibutuhkan dari alam oleh manusia dapat terpenuhi dan nantinya diharapkan ada keseimbangan antara alam dan kebutuhan manusia.

Dari tahun 2000-2005, emisi CO2 dari konsumsi bahan bakar fosil meningkat hingga 64% pertahunnya. Aktivitas transportasi menyumbang 23% emisi, dimana jumlah tersebut dibawah aktivitas penyulingan minyak dan gas bumi sebesar 35%. Peningkatan aktivitas transportasi merupakan salah satu akibat dari proses urbanisasi, sehingga kebutuhan akan energi untuk mobilitas juga semakin tinggi. Peningkatan pola konsumsi masyarakat serta adanya pemekaran kota ke daerah-daerah sekitarnya cenderung mendorong peningkatan jumlah dan jarak tempuh kendaraan yang berarti penggunaan energi semakin meningkat pula. Hal tersebut tentu berakibat pada banyaknya emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, dikarenakan permintaan dan penggunaan kendaraan bermotor yang semakin bertambah.

Berdasarkan permasalahan tersebut, beberapa upaya untuk mengurangi emisi karbon antara lain dengan melakukan upaya optimalisasi energy untuk mengurangi emisi CO2 dan gas rumah kaca lainnya, serta pengembangan sumber energi baru yang ramah lingkungan seperti mengganti penggunaan bahan bakar fosil dengan bahan bakar nabati (BBN) dan mengembangkan teknologi angin juga sinar matahari sebagai sumber energi. 

     Terdapat beberapa hal yang dapat kita lakukan sebagai  calon sarjana Teknik Lingkungan dalam menangani permasalahan tersebut. Salah satunya yaitu peran kami  mahasiswa teknik Lingkungan dapat melakukan :

  1. Masyarakat yang mempunyai kendaraan bermotor di haruskan untuk menanam  pohon sesuai jumlah kendaraan bermotor yang dimilikinya supaya dapat mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari kendaraan bermotor yang dimiliki.
  2. Masyarakat diusahakan membeli barang dari wilayah sekitar supaya dapat mengurangi carbon dari proses pengiriman barang. Karena, jika kita suka menggunakan produk luar negeri, secara tidak langsung kita meningkatkan kadar carbon dari proses pengiriman luar negeri, ke daerah kita, dan itu akan mengakibatkan kandungan karbon meningkat.
  3. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk berpindah dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan berbahan bakar listrik. Tujuan dari diadakannya penyuluhan ini, agar masyarakat awam utamanya, pentingnya menjaga kualitas karbon tetap dan berupaya tidak meningkat. 
  4. Memberikan penyuluhan terkait pentingnya mencintai makanan/produk dalam negeri dengan mencintai makanan produk indonesia kita dapat mengurangi emisi karbon di lingkungan kita. 
  5. Tidak menebang pohon secara liar, dengan adanya pohon yang banyak maka emisi karbon dapat berkurang. Selain itu, kita dapat tetap melestarikan SDA yang ada, menyelamatkan flora dan fauna di habitat aslinya, dan dapat mengurangi dampak dari bencana alam seperti banjir, longsor, dll.
  6. Lebih memilih untuk menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi dengan menggunakan kendaraan umum maka jumlah kendaraan yang ada di jalan raya  akan berkurang sehingga secara tidak langsung emisi karbon berkurang.
  7. Memilih kendaraan bermotor yang ramah lingkungan seperti mengganti penggunaan bahan bakar fosil dengan bahan bakar nabati (BBN) dengan itu  dapat menjaga lingkungan kita.
  8. Membuat/merancang alat pengukur emisi untuk mendeteksi senyawa kadar gas buang yang ada pada mobil sehingga dapat mengurangi emisi gas carbon yang melampaui batas.
  9. Masyarakat yang memiliki kendaran bermotor di anjurkan untuk membuat kebun sendiri untuk menanam sayuran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari  di sekitar rumahnya. Supaya dapat mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari kendaraan bermotor yang dimiliki.

Sumber: 

Dapas, F. 2015. Analisis Jejak Ekologis melalui Studi Jejak Karbon pada Transportasi Darat. Jurnal Ilmiah Sains, 15(2): 117-123. 

Kristiani, A. W., dan W. Soetjipto.  2019. Urbanisasi, Konsumsi Energi, dan Emisi CO2: Adakah Perbedaan Korelasinya di Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI)?. Jurnal Wilayah dan Lingkungan. 7(3): 166-180.

Jannah, Miftahul. 2019. Perancangan Alat Pengukur Kadar Gas Buang CO, CO2, dan H2O Pada Mobil Berbahan Bakar Pertamax Berbasis Arduino Uno. Program Studi Ekstensi Fisika FMIPA Universitas Sumatra Utara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun