Monumen Jogja Kembali adalah sebuah museum yang berisi peringatan hari-hari bersejarah bagi Indonesia, terutama yang terjadi di daerah Yogyakarta. Museum ini berada di jalan Ringroud Utara, Dusun Jongkang, Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki luas tanah sekitar 49.000m.
 Monumen ini memiliki bentuk bangunan seperti gunung, yaitu berbentuk kerucut. Hal ini menyimbolkan gunung Merapi yang terletak di Yogyakarta. Dan bentuk kerucut memiliki arti sebuah kesuburan tanah dan pelestarian budaya serta tradisi pada masa pra sejarah. Tempat ini buka setiap hari Selasa sampai Minggu, dan tutup pada hari Senin. Dan mulai buka pada pukul 08.00 -- 16.00 WIB.
Monumen Jogja Kembali ini sering disebut dengan 'Monjali' oleh masyarakat sekitar. Monumen ini merupakan salah satu tempat yang dipilih oleh wisatawan untuk pergi berwisata. Tidak hanya sekedar berwisata saja, ketika megunjungi Monjali wisatawan dapat memperoleh pendidikan dan mengenal dan mengingat kenangan bersejarah bagi Indonesia.
Wisatawan yang mengunjungi tempat ini mulai dari kalangan anak-anak, remaja, bahkan dewasa. Salah satu petugas yang berjaga, mengatakan, biasanya pengunjung yang datang banyak dari kalangan para pelajar, baik yang berada di Jogja ataupun luar kota yang melakukan study tour.
" Namun, biasanya kunjungan akan ramai ketika hari libur atau ketika para pelajar mendekati liburan semester dan melakukan study tour ke Yogyakarta," ujarnya, Jum'at (26/5/2023) pukul 14.30 WIB.
"Kunjungan hari kerja atau week day seperti hari ini, pengunjungnya lebih sedikit dibandingkan dengan hari libur atau pada saat waktu liburan sekolah," lanjutnya.
Ketika ingin mengunjungi tempat ini, wisatawan dapat membeli tiket masuk digerbang masuk, dan memarkirkan kendaraannya ditempat yang sudah disediakan. Di Monjali tersedia berbagai tempat yang beragam,mulai dari Museum sebagai bangunan utama, taman, spot foto, dan lainnya.
Monumen Jogja Kembali terdiri dari 3 lantai yang berisi hal yang berbeda setiap lantainya. Pada lantai peratama terdapat perpustakaan, pujasera, empat museum, dan auditorium. Perpustakaan menyediakan berbagai referensi sejarah perjuangan di Yogyakarta. Akan tetapi, tidak hanya sejarah yang ada di Yogyakarta, terdapat pula sejarah perjuangan yang berasal dari daerah lain.