Indonesia yang berpenduduk sekitar 260 juta jiwa sangat memungkinkan terdapatnya peredaan. Beribu pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke di Indonesia juga memungkinkan terdapatnya perbedaan, mulai dari perbedaan suku, bahasa, perbedaan warna kulit, agama, dan budaya. Namun, perbedaan ini telah menjadi isu yang nampaknya agak sensitif.
Perbedaan menjadi momok yang paling jadul dan sampai sekarang masih diperdebatkan di Indonesia. Berbagai dampak pun muncul hanya dari masalah perbedaan ini. Isu tentang perbedaan yang ada di Indonesia ini dapat menimbulkan dampak yang positif maupun dampak yang negatif.
Salah satu dampak negatifnya ketika di beberapa tempat perbedaan warna kulit dapat menimbulkan kasus yang bisa merembet kepada kekerasan secara fisik yang dilakukan sekelompok orang yang mempunyai warna kulit yang mendominasi di wilayahnya menyerang sekelompok orang yang mempunyai warna kulit yang lebih sedikit. Atau perbedaan agama yang menyebabkan terkucilnya sekelompok pemeluk agama yang minoritas di daerah tempat tinggalnya.
Sedangkan salah satu dampak positifnya adalah Indonesia akan menjadi kaya akan budaya yang berbeda, suku yang berbeda, bahasa maupun agama yang berbeda sehingga menarik para wisatawan untuk berkunjung dan menikmati keberagaman dan keindahan yang terdapat di Indonesia dan memperkaya pengetahuan kita tentang Indonesia.
Perbedaan ini menjadi hal yang sangat sulit dielakkan yang dalam kehidupan kita sehari-hari pasti akan kita temui. Jawaban atas pertanyaan siapa anda saja pasti akan berbeda. Ada yang akan menjawab dengan status pekerjaannya sekarang, ada yang menjawab dengan namanya, ada juga yang akan menjawab dengan anak dari siapa. Berbeda kepala berbeda pula isi pikirannya.
Perbedaan dapat menjadi isu yang dipermasalahkan karena ada pemikiran-pemikiran sempit sebagian orang, yaitu pemikiran-pemikiran kolot yang mengganggap bahwa pihak yang berbeda dengan kita bukanlah pihak yang pantas dihormati masih saja dianut oleh masyarakat di zaman modern ini. Pemikiran ini bisa disebabkan karena kurangnya informasi yang didapat dan dapat disebabkan pula karena sikap tertutup dan menolak dari orang-orang yang berpikiran seperti itu.
Sistem kasta merupakan contoh nyata dari dampak negatif perbedaan yang ada. Sistem kasta yang menggolong-golongkan kasta manusia berdasarkan status sosial dan warna kulit mereka menyebabkan gap atau celah antar golongan yang amat jauh sehingga manusia yang berada dalam golongan pariah atau golongan yang paling rendah dianggap sebagai golongan yang tidak pantas untuk bergaul dengan golongan di atasnya yang lebih mulia atau bahkan ekstrimnya dianggap tidak pantas untuk hidup.
Perbedaan sebenarnya bukan suatu permasalahan yang menakutkan dan riskan jika saja kita menanggapinya dengan sikap yang benar. Cara kita menyikapi perbedaan tergantung dari pola pikir kita terhadap perbedaan itu sendiri. Kita dapat memilih, akan menyikapi perbedaan tersebut dengan positif atau dengan sikap yang negatif?
Menurut saya, perbedaan sebaiknya disikapi dengan sikap yang positif. Dengan menyikapinya dengan sikap yang positif, perbedaan yang ada akan mendatangkan manfaat di kehidupan kita. Dengan hidup berdampingan dengan agama lain, orang yang berwarna kulit berbeda, bahasa yang dipakai berbeda, maupun beda suku dari mana kita berasal akan tercipta kedamaian yang menentramkan. Kenapa harus menjadi masalah jika dapat meninciptakan kedamaian dari perbedaan-perbedaan yang ada? Dengan sambil memegang semboyan Indonesia, yaitu "Bhinneka tunggal ika" yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu, diharapkan kita akan menyikapi isu perbedaan dengan sikap yang positif, meskipun Indonesia terdiri dari ras, suku, bahasa, agama dan kepercayaan tetapi hakikatnya kita semua adalah satu. Kita semua satu dalam perbedaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H