Mohon tunggu...
Atikah Nuraini
Atikah Nuraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang tertarik untuk menulis pengalaman pribadinyaaa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengalaman Tak Terlupakan: Perjalanan ke Bukit Sikunir Dieng

22 Desember 2024   13:15 Diperbarui: 22 Desember 2024   13:11 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika mendengar kata "KKN", sebagian besar orang mungkin membayangkan kegiatan serius di desa. Namun, bagi saya dan teman-teman, pengalaman KKN adalah campuran antara belajar, petualangan, dan kenangan tak terlupakan. Salah satu momen paling berkesan terjadi ketika kami memutuskan untuk nge-camp di Bukit Sikunir, Dieng, Wonosobo.  

Rencana perjalanan dimulai dengan semangat tinggi. Kami sudah menyiapkan perlengkapan seperti tenda, makanan, dan pakaian hangat. Bukit Sikunir terkenal dengan pemandangan matahari terbitnya yang luar biasa, jadi kami memutuskan untuk berangkat sore hari agar bisa menikmati malam di sana sebelum menyaksikan golden sunrise.  

Namun, perjalanan menuju bukit ternyata tidak semudah yang kami bayangkan. Jalanan menuju Dieng penuh dengan tikungan tajam dan tanjakan curam. Di tengah perjalanan, sebuah kejadian tak terduga terjadi. Motor yang saya kendarai bersama salah satu teman tergelincir saat melewati jalan licin setelah hujan. Kami jatuh, terguling bersama motor, dan barang-barang kami berhamburan di jalan.  

Saat itu, rasa panik, sakit, dan cemas bercampur jadi satu. Teman-teman lain yang berada di belakang kami langsung berhenti untuk membantu. Untungnya, luka kami tidak terlalu parah, hanya beberapa goresan di lutut dan tangan. Setelah memastikan semuanya baik-baik saja, kami tertawa bersama---entah karena lega atau karena menyadari betapa lucunya situasi ini jika diingat nanti.  

Setelah membersihkan diri dan memastikan motor masih bisa digunakan, kami melanjutkan perjalanan. Meskipun tubuh sedikit nyeri, semangat kami tidak surut. Setibanya di Bukit Sikunir, rasa lelah dan sakit langsung terbayar lunas. Langit malam di sana begitu indah, bertabur bintang yang seakan menyapa dari kejauhan. Kami mendirikan tenda, memasak makanan sederhana, dan menikmati malam sambil bercanda di bawah langit yang luar biasa.  

Keesokan paginya, kami bangun dini hari untuk mendaki ke puncak bukit. Udara dingin menusuk kulit, tapi pemandangan yang menanti di atas membuat semua rasa lelah terbayar. Ketika matahari mulai muncul di balik kabut, kami hanya bisa terdiam, kagum dengan keindahan ciptaan Tuhan. Momen itu membuat saya merasa sangat bersyukur atas pengalaman ini, meskipun diawali dengan jatuh dari motor.  

Pengalaman ini mengajarkan saya banyak hal---tentang keberanian, kebersamaan, dan bagaimana melihat sisi positif dari setiap kejadian. Meski ada momen sulit, semua itu menjadi bagian dari cerita yang tak terlupakan. Hingga kini, setiap kali melihat foto-foto perjalanan itu, saya selalu tersenyum mengingat kenangan seru bersama teman-teman KKN di Bukit Sikunir.  

Bukit Sikunir bukan hanya tentang keindahan alamnya, tapi juga tentang pelajaran hidup yang saya dapatkan di sana. Saya belajar bahwa dalam setiap perjalanan, ada cerita yang akan selalu dikenang, baik itu manis maupun pahit. Dan bagi saya, perjalanan ini adalah salah satu cerita terbaik yang pernah saya miliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun