Mohon tunggu...
Atika Dwi
Atika Dwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia

Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Minangkabau" Berasal dari Nenek Moyang yang Cerdik

4 Maret 2021   15:09 Diperbarui: 4 Maret 2021   15:28 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Suku Minang terletak di Sumatera Barat, sebagai satu provinsi yang terletak di sepanjang pesisir pulau Sumatera.

Siapa sangka awal dari nama Minangkabau berasal dari kata minang dan kabau. Kedua kata itu secara tradisional dimaknai dengan "menang" dan "adu kerbau". Pemaknaan itu bersumber dari tambo minangkabau yang menceritakan adanya peristiwa adu kerbau antara pasukan penjajah pada jaman dahulu dengan penduduk minangkabau.

Tambo merupakan hiyakat ataupun cerita yang menjelaskan tentang asal-usul nenek moyang orang Minangkabau, hingga tersusunnya berbagai peraturan yang tersusun hingga saat ini.

Menurut isi Buku Kecil Sejarah Situs-situs Budaya Minangkabau di Jorong Batur, umumnya sejarah Minangkabau hanya dapat diketahui dari Tambo.

Dikisahkan pada zaman dahulu datanglah segerombolan orang asing (penjajah yang ingin menguasai wilayah minangkabau). Tentu hal itu mendapat pertentangan dan perlawanan dari tokoh adat dan masyarakat setempat. Disaat berada pada ambang perperanagan, muncul ide cerdik dari tokoh pemuka adat minangkabau mereka menewarkan tiga diplomasi yaitu; adu kecerdasan melalui teka-teki, adu kerbau dan akomodasi kekerabatan (Hasanuddin, 2011:22)

Yang pertama yaitu adu kecerdasaan melalui teka-teki menentukan ujung dan pangkal kayu tatanan yang dibuat sedemikian rupa sehingga sama persis bentuk ujung dan pangkal bahkan hampir mustahil untuk dapat dibedakan (jika penasaran boleh searcing sendiri yah guys..). Tantangan ini dimenangkan oleh pihak minangkabau. Cara menguji kebenarannya yaitu dengan cara kayu tatanan tersebut dibasahkan lalu ditimbang menggunakan benang yang mana timbangan yang berat itu adalah panggakalnya dan yang ringan adalah ujungnya. Teka-teki yang kedua yaitu menentukan jenis kalamin ank burung yang baru menetas. Teka-teki ini pun dimenangkan oleh pihak minangkabau. Cara menguji kebenarannya yaitu dengan memberi makan anak burung tersebut, jenis kelamin yang jantan cenderung lahap memakan makanan dan yang betina sangat lambat.

Yang kedua yaitu adu kerbau. Karena pihak penjajah tidak terima atas kekalahan yang dialaminya. Maka ia datang kembali untuk yang kedua kalinya dengan membawa seekor kerbau besar dan tangguh. Mereka menantang utuk melakukan adu kerbau dengan perjanjian jika mereka (para penjajah) menang maka minangkabau akan dikuasai oleh penjajah, akan tetapi jika mereka kalah para penjajah tersebut bersedia menyerahkan isi kapalnya.

Nah, disinilah orang minangkabau menggunakan taktik cerdasnya. Mereka memilih seekor anak kerbau yang masih menyusu dengan induknya. Sang anak kerbau itu dipasangkan minang (tanduk besi) dikepalanya. Sewaktu dilepaskan ke medan pertempuran si anak kerbau menyangka bahwa kerbau besar milik penjajah itu adalah induknya, ia berusaha mencari susu si kerbau besar dengan menanduk-nanduk perut kerbau besar tersebut dengan tanduk besinya. Alhasil pada tantangan ini pun dimenangkan oleh pihak minangkabau.

Menurut tambo, episode "adu kerbau" inilah yang menjadi cikal bakal nama dari suku bangsa minangkabau. Makna menang arti dari kata "minang" dan adu "kerbau".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun