Di era globalisasi saat ini, teknologi semakin maju. Tidak dapat dipungkiri hadirnya internet semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kegiatan bersosialisasi, pendidikan, bisnis, dan lainnya. Media memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang di zaman saat ini. Bagi sebagian masyarakat khususnya kalangan remaja, media sosial menjadi sebuah candu yang membuat penggunanya tiada hari tanpa membuka media sosial. Media sosial memang menawarkan berbagai kemudahan yang dapat membuat berbagai kalangan remaja betah berlama-lama berselancar di dunia maya. Kalangan remaja yang mempunyai media sosial biasanya menggunakan media sosial untuk mengunggah kegiatan pribadinya, menjadikannya sebagai tempat curhat, dan lainnya. Di dalam media sosial semua orang bebas berpendapat dan berkomentar apapun tanpa adanya rasa khawatir. Hal tersebut terjadi karena di dalam media sosial kita bisa dengan bebas memalsukan identitas atau jati diri yang membuat tindak kejahatan menjadi mudah dilakukan. Saat ini, jika seorang remaja makin aktif dirinya di media sosial maka akan dianggap semakin keren dan gaul, sebaliknya jika mereka tidak aktif di media sosial maka akan dianggap kuno dan ketinggalan zaman.
Masa remaja merupakan masa transisi yang dialami oleh anak, di masa inilah anak seolah sedang mencari jati dirinya dan mengeksplor banyak hal. Dengan adanya media sosial, para remaja mulai menjelajahi segala bentuk dari media sosial. Kalangan remaja menjadi hiperaktif di media sosial, yang mengunggah apapun kegiatan sehari-harinya seakan menggambarkan apa saja kehidupan yang mereka jalani. Namun apa yang mereka unggah di media sosial seringkali tidak selalu menggambarkan apa yang mereka rasakan sebenarnya. Beberapa remaja kerap kali hanya mengunggah hal-hal menyenangkan dalam hidup mereka, tidak jarang pada kenyataannya malah sebaliknya atau malah mereka cenderung merasa kesepian. Media sosial seolah menjadi panggung interaksi antar manusia, dimana setiap individunya menampilkan karakter diri mereka yang berbeda ketika berada di dunia maya dan dunia nyata.
Media sosial menjadi tren yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat saat ini, termasuk remaja. Sesuai dengan teori perkembangan remaja yang mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa perkembangan dalam segala hal, sehingga menjadi labil dan mudah dipengaruhi. Teknologi di era saat ini makin melaju dengan pesat sehingga media sosialpun ikut tumbuh dengan pesat. Kalangan remaja saat ini menjadi ketergantungan dengan teknologi dan media sosial yang begitu identik dengan smartphone yang hampir 24 jam selalu berada di tangan. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, orang-orang bisa mengakses sosial media dimanapun dan kapanpun. Karena kecepatannya itu, media sosial juga mulai menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita.
Penggunaan media sosial di kalangan remaja mempunyai dampak positif seperti memperluas jaringan pertemanan, memperoleh informasi yang bermanfaat, dan memperkaya kemahiran dalam berkomunikasi. Namun, penggunaan media sosial juga dapat berdampak negatif, seperti membuat remaja menjadi malas dan jarang bersosialisasi secara langsung dengan orang lain, yang berpotensi membuat remaja menjadi pribadi yang anti sosial. Media sosial dapat mempengaruhi aspek perilaku sosial remaja, termasuk aspek privasi, cyberbullying, kesehatan, kepribadian, pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan depresi dan gangguan kesehatan fisik. Remaja yang kecanduan media sosial akan sulit berkonsentrasi pada pelajaran karena pikirannya menjadi terus menerus tertuju pada permainan media sosial dan media sosial yang ia miliki.
Penggunaan media sosial yang berlebihan juga menyebabkan adanya dampak pada perilaku sosial remaja. Saat tengah bertemu dan berkumpul dengan teman-temannya dengan cara tatap muka, para remaja juga kerap kali masih menggunakan media sosial disaat yang bersamaan. Dengan kasus tersebut dapat kita lihat bahwa remaja saat ini cenderung tidak dapat terlepas dari media sosial. Penggunaan media sosial yang tidak tahu waktu dan tempat ini juga akan menyebabkan remaja menjadi malas dalam melakukan kegiatan dan menyebabkan kurangnya sopan santun seperti malas dalam melakukan komunikasi tatap muka langsung di dunia nyata. Penggunaan media sosial juga digunakan sebagai media komunikasi untuk berkomunikasi dengan orang lain. Media dianggap mampu menjaga silaturahmi diantara mereka dengan keluarga atau teman yang sedang berada jauh dari jangkauan.
Media sosial membuat remaja menjadi kecanduan dan tidak dapat lepas dari media sosial dalam kehidupannya sehari-hari. Media sosial telah menjadi sebagai salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam keseharian remaja. Mereka merasa ketika sedang menggunakan media sosial mereka menjadi senang, merasa bebas, dan merasa didukung. Sebaliknya jika sedang tidak menggunakannya dalam sehari, mereka merasa ada yang kurang. Ketergantungan dan kecanduan media sosial muncul karena adanya sikap individualitas pada remaja yang dapat mengurangi komunikasi yang terjadi secara langsung dalam kehidupan sehari-hari, yang menimbulkan jarak dan mengakibatkan remaja cenderung mengabaikan interaksi dan komunikasi dengan teman dan keluarga secara langsung.
Penggunaan media sosial  dianggap mampu membuat remaja memiliki kepercayaan diri dan membuat mereka lebih ekspresif dalam berkomunikasi di media sosial tersebut. Media sosial bisa menjadi media yang sangat ekspresif terutama bagi remaja, salah satunya adalah membangun image kepada teman-teman di media sosial seperti mengunggah foto ataupun menceritakan kesehariannya. Media sosial mampu memicu remaja agar lebih percaya diri ketika bergaul di media sosial. Dengan media sosial mereka bisa meminta pendapat meskipun pendapat yang diberikan bukanlah hal yang diharapkan. Saran dan pendapat ini bukan hanya berupa komentar namun juga berupa like di unggahan mereka yang membuat mereka menganggap dirinya popular.
Selain mampu meningkatkan kepercayaan diri pada remaja, media sosial juga mampu memperbanyak relasi pertemanan. Melalui media sosial, remaja dapat memiliki komunitas online yang memberikan mereka kesempatan untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain. Dengan adanya media sosial, mampu menambah pertemanan dengan siapa saja yang ditemui di media sosial, namun tidak selamanya teman yang ditemukan di media sosial memberikan dampak yang positif terhadap remaja maka dari itu remaja harus bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk agar terhindar dari pengaruh yang buruk dari teman yang ditemukan di media sosial.
Dengan adanya media sosial mampu membuat komunikasi yang tadinya dilakukan melalui berkomunikasi secara tatap muka langsung beralih menjadi melalui media sosial. Media sosial dapat menjadi tempat untuk bersosialisasi  bagi remaja, media sosial mampu meningkatkan kemampuan remaja dalam bersosialisasi yang dapat mereka lakukan melalui media sosial dan berkomunikasi melalui media sosial. Media sosial dianggap mampu membuat kualitas pertemanan menjadi lebih baik karena meskipun dipisahkan jarak dan waktu, remaja tetap dapat berkomunikasi satu sama lain melalui media sosial. Dalam berkomentar dalam media sosial terkadang remaja tidak sadar bahwa komentarnya tersebut dapat menyakiti orang lain dan tersindir dengan komentar tersebut. Media sosial membawa pengaruh positif dan negatif dimana remaja merasa dengan adanya media sosial mereka mampu mendapatkan teman-teman baru di dunia maya dan juga tetap menjaga silaturahmi dengan teman atau keluarga yang jauh. Sedangkan dari sisi negatifnya media sosial menjadi salah satu kecanduan yang menyebabkan remaja tidak dapat melepaskan diri dari media sosial yang mempengaruhi waktu mereka untuk bermain dan berkumpul dengan teman, dan lebih parahnya ketika media sosial membuat mereka mengabaikan sekitarnya saat sedang bertatap muka langsung.
Dampak media sosial terhadap perilaku sosial remaja membawa pengaruh positif dan negatif. Sisi positifnya remaja mendapatkan banyak teman baru, mempererat hubungan satu sama lain, menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan lebih ekspresif. Dari sisi negatifnya penggunaan media sosial membuat remaja menjadi malas dan jarang bersosialisasi secara langsung sehingga berpotensi membuat remaja menjadi pribadi yang anti sosial. Seharusnya ada peran dari pihak keluarga dan pihak sekolah untuk menangani beberapa masalah yang terjadi di kalangan remaja dan dapat menggunakan media sosial dengan secukupnya dan dengan bijak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H