Mohon tunggu...
Atik Khoirun Nisak
Atik Khoirun Nisak Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa - Guru

Saya adalah seorang mahasiswi yang memiliki harapan besar untuk menjadi seorang pendidik yang profesional dan bertanggung jawab

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemanusiaan dalam Pendidikan: Membangun Sekolah Anti Kekerasan dengan Filosofi Ki Hadjar Dewantara

14 Oktober 2023   20:30 Diperbarui: 14 Oktober 2023   20:32 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://godliefmalatuny.blogspot.com/2016/10/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

Pendahuluan

Kekerasan di sekolah merupakan gejala sosial yang tengah menjadi sorotan utama dalam dunia pendidikan saat in. Istilah kekerasan mencakup berbagai tindakan yang merugikan, seperti perundungan (bullying), pelecehan fisik atau verbal, perkelahian antar siswa, pencurian, pemakaian narkoba, atau lainnya yang dapat mengancam keselamatan dan kesejahteraan siswa serta lingkungan belajar secara keseluruhan. Fenomena ini telah menarik banyak perhatian dari masyarakat, pendidik, ataupun para pemangku kebijakan, karena memberikan dampak yang cukup serius bagi siswa maupun proses pendidikan secara keseluruhan seperti menciptakan ketakutan, mengganggu perkembangan emosional dan sosial siswa, serta merusak iklim sekolah yang seharusnya aman dan mendukung. Bahkan dalam beberapa kasus, kekerasan di sekolah sampai merenggut masa depan anak-anak yang seharusnya dijaga dan dibimbing dalam lingkungan pendidikan yang aman dan bermartabat.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam mengatasi kekerasan di sekolah karena pendidikan bukan hanya tentang pemberian pengetahuan akademis saja melainkan juga tentang pembentukan karakter, moral, dan perilaku siswa. Pendidikan memberikan kesempatan untuk mengajarkan nilai-nilai mendasar seperti rasa hormat, empati, toleransi, dan keadilan. Hal ini dapat membantu siswa memahami bahwa kekerasan tidak dapat diterima dan melanggar prinsip-prinsip moral. Hal tersebut sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan yang memerdekakan menekankan pembentukan karakter, nilai-nilai luhur, dan kehidupan yang bermartabat. Selain itu sekolah harus menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung karena dengan adanya lingkungan pendidikan yang aman maka siswa akan merasa lebih nyaman untuk melaporkan kejadian kekerasan dan mencari bantuan jika diperlukan.

Harapannya melalui tulisan ini kita dapat selalu menerapkan nilai-nilai pendidikan serta nilai budaya luhur Ki Hajar Dewantara dalam mengatasi kasus kekerasan siswa di Indonesia agar tercipta mutu pendidikan yang mengutamakan kesejahteraan setiap siswa.

Kekerasan di Sekolah: Tantangan dan Dampak

            Seperti yang kita semua tahu bahwa di bulan Agustus lalu tepatnya di salah satu Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) di Kabupaten Blitar telah terjadi tindak kekerasan di sekolah tersebut. Seorang siswa tega memukul temannya hanya karena hal sepele yaitu merasa tidak terima setelah ditanya perihal alasannya mengapa bermain di kelas korban pada saat jam istirahat. Tindakan siswa tersebut sampai merenggut nyawa temannya dikarenakan pukulan yang ia berikan mengenai bagian tubuh vital yakni tengkuk kepala belakang dan dada-ulu hati. Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Blitar menyesalkan adanya kejadian ini dan berharap peristiwa tersebut dapat menjadi pembelajaran para pemangku satuan pendidikan untuk lebih memperhatikan penguatan karakter yang ada di kurikulum merdeka itu profil pelajar Pancasila.

            Berdasarkan kejadian tersebut, maka penanaman karakter terhadap peserta didik sangatlah penting, agar peristiwa tindak kekerasan di sekolah ataupun masyarakat dapat dihindari. Tindak kekerasan tentu memberikan dampak yang sangat buruk bagi si korban, pelaku, maupun bagi lingkungan sekitar tempat terjadinya tindak kekerasan.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan

Ki Hadjar Dewantara sebagai tokoh pendidikan nasional telah memperjuangkan pendidikan inklusif yang mengakomodasi semua lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial, agama, atau etnis. Ia juga berjuang agar pendidikan menjadi hak setiap individu. Selain itu beliau telah mewariskan nilai-nilai luhur yang sangat relevan dalam menghadapi isu kekerasan termasuk di sekolah. Salah satunya adalah dengan melihat bahwa pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan akademis, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan moral seperti memiliki sikap disiplin, tanggung jawab, empati, peduli terhadap sesama dan masih banyak yang lain. Hal tersebut juga sesuai dengan konsep pendidikan yang beliau kemukakan yaitu sistem "Among" yang menekankan pendidikan berorientasi pada kemanusiaan. Ia memandang pendidikan bukan hanya sebagai transfer pengetahuan, melainkan juga pembentukan karakter dan pemberdayaan individu.

Selain itu nilai-nilai luhur dari Ki Hadjar Dewantara yang dapat kita teladani sebagai salah satu bentuk upaya mencegah tindak kekerasan di sekolah adalah dengan sikap saling menghargai dan menghormati keberagaman budaya peserta didik kita. Beliau memandang bahwa keberagaman budaya adalah aset berharga dalam pendidikan. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tersebut menjadi landasan yang kuat untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman, bermartabat, dan inklusif di mana kekerasan di sekolah dapat dicegah dan diatasi. Dengan menerapkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dianutnya, kita dapat mempromosikan pendidikan yang berorientasi pada kemanusiaan dan mengurangi kekerasan di lingkungan pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun