Mohon tunggu...
baiq atifah
baiq atifah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Permainan Masyarakat Sasak dalam Melestarikan Budaya

6 Mei 2016   13:35 Diperbarui: 6 Mei 2016   13:56 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kata permainan sudah lazim berdasarkan pemahaman kita adalah bagaimana penghiburan buat anak-anak kecil dan dewasa yang meluangkan waktu untuk menghibur diri di tengah kesibukan sekolah.karena permainan pula mampu membentuk satu pola anak ketika melakukan permainan mereka harus tetap berfikir bagaimana cara menjalankan permaianan,bermain dengan baik,dan mampu menjalankan permainan tersebut itulah salah satu bentuk sederhana bagaimana anak menggunakan pola pikir mereka dalam melakukan permainan dalam keseharian mereka.menerut bahasa permaian adalah melakukan permianan untuk menyenangkan hati dengan menggunakan alat-alat tertentu,cara untuk bersenang-senang, karena permainan merupakan bagaimana cara seseorang bersenang-senang dalam meluangkan waktu yang senggang namun ada permainan yang di lakukan memang dengan peraturan tertentu dan di adakan menjadi satu kebudayaan yang memang menjadi satu tradisi masyarakat.

Kebudayaan atau budaya berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal ) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan denagn budi dan akal manusia.kata budi menandakan bagaimana manusia memiliki satu nilai yang dalam kehidupan menandakan bahwa manusia memiliki sisi positif dan berprilaku yang baik.dalam bahasa inggris ,kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata latin colere yaitu mengelola atau mengerjakan,manusia bagaiman mencoba untuk mengolah diri dan mengembangkan satu kebudayaan dalam masyaraktnya.bisa di artikan sebagai mengolah tanah atau bertani kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai kultur dalam bahasa indonesia,mengolah tanah untuk kelansungan hidup dan memenuhi kebutuhan sehari-hari yang dimana dalam masyarakt menjalani budaya saling melengkapi .budaya adalah satu cara hidup yang berkembang dan dimilki bersama oleh sebuah kelompok orang dan di wariskan dari generasi ke generasi.budaya adalah satu pola hidup menyeluruh.kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat karena satu kebudayaan hadir di tengah masyarakat dan di bawa oleh masyarakat karena kebudayaan merupakan hal yang melekat dalam diri masyarakat yang sudah menjadi satu kultur budaya masyarakat.kebudayaan di jalankan oleh masyarakt sesuai dengan tradisi yang sudah di kembangkan sejak lama dalam masyarakat.

Permainan  yang sudah menjadi satu budaya masyarakat di derah terkhusus lombok di derah lombok timur namun di mainkan oleh masyaraks suku sasak secara ke umuman. Salah satu Budaya tradisional yang merupakan warisan peninggalan nenek moyang suku Sasak adalah budaya Peresean. Peresean adalah salah satu dari sekian banyak Budaya asli suku Sasak yang ada di Pulau Lombok. Budaya Peresean ini merupakan sebuah seni tradisional pertarungan antara dua orang petarung yang disebut pepadu, dengan menggunakan sebuah rotan sebagai pemukul yang disebut penjalinyang ujungnya dilapisi balutan aspal dan pecahan beling yang ditumbuk sangat halus, dan perisai sebagai pelindung yang disebut endeyang terbuat dari kulit sapi atau kulit kerbau. Acara adat Peresean ini telah berlangsung secara turun temurun sejak ratusan tahun yang lalu, dan acara ritual adat Peresean ini biasanya digelar disaat musim kemarau tiba untuk memanggil hujan. pada saat-saat tertentu menjelang perayaan-perayaan khusus seperti pada perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, hari Ulang Tahun Kabupaten/Kotamadya di Pulau Lombok atau menjelang bulan Ramadhan. 

Tradisi Peresean ini pada awalnya dilatar belakangi oleh rasa emosional para raja-raja di masa lampau ketika mereka harus berjuang menuju medan pertempuran untuk mengalahkan musuh-musuhnya. Pada budaya tradisi Peresean ini biasanya para pesertanya atau pepadu tidak pernah dipersiapkan terlebih dahulu seperti umumnya pada pertarungan-pertarungan lainnya, karena para penonton yang hadir juga bisa ikut mengambil bagian dalam pertarungan ini, atau pemimpin pertandingan yang disebut pekembarbisa menunjuk secara langsung calon pepadu dari para penonton yang hadir ketika acara pertarungan hendak dimulai saat itu. Dan selanjutnya wasit atau pekembarakan mencarikan lawan seimbang untuk petarung atau pepadu tersebut. Jumlah petarung (pepadu) dalam Peresean ini biasanya tidak pernah dibatasi, dan pertarungan dilakukan satu lawan satu yang dipimpin oleh dua orang wasit (pekembar) yaitu wasit tengah yang bertugas memimpin pertandingan, dan wasit pinggir yang bertugas untuk memberikan nilai pada pasangan yang bertarung.

Peresean ini sudah menjadi satu budaya yang terus menerus di kembangkan masyarakat kerena melestarikan budaya merupakan satu keharusan.presean ini sudah seharusnya menjadi tradisi yang membudaya dalam masyarakat,harapan kedepannya pemerintah mempasilitasi masyarakat dalam mengembangkan kebudayaan yang sudah lama berkembang dlam masyarakat

https://id.mwikipedia.org/wiki/budaya

makalah budaya budaya suku sasak

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun