Mohon tunggu...
Rahma atiek
Rahma atiek Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penanaman Pendidikan Karakter Guna Cipta Keluarga Harmonis Era Milineal

7 Juli 2018   19:12 Diperbarui: 14 Juli 2018   11:34 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atiek Rahmawati

6 PAI A7

Mahasiswa UNISNU Jepara

 

Harta yang paling berharga, adalah keluarga
Istana yang paling indah, adalah...Keluarga

Puisi yang paling bermakna, adalah keluarga
Mutiara tiada tara, adalah ... Keluarga

Itulah sepenggal bait lagu "Keluarga Cemara" yang dijadikan lagu Original Soundtrack, salah satu sinetron paling berkesan di era 90-an yaitu Keluarga Cemara.

Menjadi keluarga yang harmonis dengan mengedapankan pendidikan karakter dan akhlakul karimah adalah dambaan dan harta yang paling berharga oleh setiap kepala keluaga, dan keluarga harmonis adalah suatu tantangan tersendiri di era milenial saat ini, Mengapa demikian? Karena kehidupan keluarga saat ini banyak terkontaminasi dengan hal-hal yang berkaitan dengan kemajuan teknologi dan informasi di era milenial saat ini.

Banyak kita saksikan anak-anak usia tingkat sekolah dasar dan menengah saat ini, sangat akrab dengan alat komunikasi yang canggih ini guna berselancar di dunia maya untuk berasyik masuk bermain sosial media lewat aplikasi facebook, whatshapp, instragram, telegram dan sebagainya. Hal itu memungkinkan anak-anak untuk mengakses informasi yang sifatnya lokal, nasional, dan internasioal diaksesnya dengan mudah tanpa mengabaikan nilai-nilai positif dan religius yang terkandung di dalamnya.

Tidak hanya itu saja, di antara dampak negatif yang ditimbulkan adalah waktu belajar mereka tersita habis digunakannya untuk mengakses internet selama berjam-jam lamanya, bahkan tugas sekolah yang menjadi kewajiban sebagai siswa pun tak luput diabaikan, selain itu juga anak-anak bahkan cenderung mengabaikan kepedulian lingkungan di sekitar rumah, karena disibukkan dengan pikiran yang dikuasai dengan dorongan untuk memenuhi tawaran-tawaran yang menawan yang ada dalam smartphone dan komputer sehingga waktu mereka terkuras habis bahkan tidak tersisa untuk keperluan guna menyelesaikan tugas di rumah sebagai anggota keluarga.

Selain hal tersebut dengan adanya dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi secara pesat, hal itupun menjadi tantangan tersendiri, karena sikap kepedulian sosial dan bersahabat serta komunikatif pun sudah tergantikan, di mana kunjungan silaturahim antar teman dan warga lingkungan rumah serta komunikasi dan tegur sapa serta jabat tangan dengan teman, warga dan anggota keluargapun menjadi pemandangan langka di era milenial, karena anak-anak beranggapan dengan komunikasi lewat handpone dianggapnya sudah cukup tanpa harus adanya tegur sapa, salam silaturrahim, senyum dalam kehidupan sehari-hari mereka saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun