Pendidikan anak usia dini merupakan sebuah usaha pembinaan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini dalam sebuah pendidikan agar anak bisa memiliki bekal dan kesiapan dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Di Lembaga PAUD sendiri anak usia dini diberikan rangsangan dan pengetahuan dasar tentang berbagai hal, salah satu yang dikenalkan pada anak adalah tentang pembelajaran matematika, yang dimana pembelajaran matematika sendiri sekarang ini merupakan hal yang lumrah dikenalkan bahkan diajarkan bagi anak usia dini. Namun, pembelajaran matematika yang dikenalkan hanya seputar pada operasi hitung saja, padahal masih banyak  konsep matematika yang bisa dikenalkan pada anak usia dini seperti pengukuran, korespondensi satu-satu, dan geometri.
Ketika anak dikenalkan pada konsep geometri maka tidak akan lepas bahasannya dengan spatial awareness. Spatial awareness sendiri merupakan suatu upaya memahami hubungan objek satu dengan objek lainnya serta suatu kemampuan untuk melihat dan memahami dua atau lebih objek yang saling berhubungan satu sama lain dengan cara meningkatkan keterampilan imajinasi dan kesadaran spasialnya. Adapun konsep yang termasuk dalam spatial awareness meliputi pemahaman tentang bentuk, ukuran, posisi, arah, dan gerakan dalam menggambarkan serta mengklasifikasikan objek fisik (Newcombe & Shipley, 2015). Aspek-aspek tersebut dapat dikenalkan pada anak melalui pembelajaran yang sesuai dengan tumbuh kembang anak sehingga memudahkan anak untuk mengerti serta memahami pengetahuan baru dalam pembelajaran matematika.
Dikatakan penting untuk bahan belajar dan bermain anak karena sudah diketahui sendiri bahwa kehidupan ini tidak akan lepas dengan matematika, maka kehidupan sehari-hari yang dijalankan oleh anak usia dini pun tidak akan luput dengan keterikatannya dengan matematika khususnya spatial awareness. Namun pada kenyataannya spatial awareness untuk anak usia dini kurang dirangsang dan distimulasi sehingga anak-anak pun kurang begitu familiar dengan ini, kemampuan spatial awareness jarang terstimulasi dikarenakan pembelajaran matematika di lembaga PAUD lebih condong terhadap pengenalan angka atau aktivitas berhitung (Clements & Sarama, 2018).
Dari permasalahan tersebut saya Ati Nurohmah sebagai mahasiswa dengan Program Studi PGPAUD (Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini) Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Daerah Cibiru angkatan 2019 yang mengikuti kegiatan PKM 2022 (Program Kreativitas Mahasiswa) bersama dengan tim memberikan sebuah solusi untuk menstimulasi kemampuan spatial awareness anak usia dini dengan proposal penelitian yang berjudul "Pengembangan Creative Math Card sebagai Media Stimulasi Spatial Awareness bagi Anak Usia Dini" dengan didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ibu Mirawati, M. Pd. Selain itu, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata Tematik Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG's Desa dan Rekognisi MBKM-Puspresnas Kemendikbudristek. Maka dari itu, hasil dari penelitian ini merupakan sebagai bentuk dedikasi dan upaya mendukung pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di Layanan PAUD dan sumber daya manusia dalam dunia pendidikan.
Kegiatan ini diawali dengan melakukan proses identifikasi pada anak usia dini di sebuah TK yang sudah di tentukan sebagai tempat penelitian berlangsung, Adapun tempat berlangsungnya penelitian ini adalah di TK Laboratorium Percontohan UPI Kampus Daerah Cibiru. Identifikasi yang dilakukan adalah melakukan wawancara terhadap kepala sekolah dan guru di TK Laboratorium Percontohan UPI Kampus Cibiru terkait perkembangan anak mengenai pembelajaran matematika di Lembaga.
Gambar 1. Proses Pembuatan Aset Media
Setelah mengetahui permasalahan di lapangan, hal yang selanjutnya dilakukan adalah melakukan pembuatan media, yaitu memulai proses pengembangan media creative math card, Adapun proses pengembangan media ini memakai berbagai aplikasi sebagai penunjangnya diantaranya untuk membuat rancangan desain media menggunakan aplikasi Adobe illustrator. Namun sebelum pada tahap membuat rancangan desain, Menyusun materi yang sesuai dengan spatial awareness lalu setelah Menyusun materi dilanjut dengan pembuatan media berupa rancangan desai secara tertulis dan sketsa secara manual.
Selanjutnya, tahapan yang dilakukan setelah proses pengembangan media selesai adalah uji ahli dan uji media. Uji ahli dan uji media dibutuhkan untuk menilai dan menguji apakah media yang dibuat sesuai dengan tumbuh kembang anak usia dini baik dari materi yang di susun, bahan yang digunakan untuk membuat media, ataupun penggunaan yang sesuai dengan anak usia dini. Hal tersebut perlu adanya penilaian dan pengujian agar menciptakan kenyamanan bagi berbagai pihak, seperti untuk peneliti sebagai bentuk keseriusan berdedikasi dalam kualitas pembelajaran matematika di PAUD, untuk guru sebagai bentuk referensi dan peningkatan pengembangan media untuk menstimulasi spatial awareness anak usia dini, dan untuk anak usia dini yang dimana ketika belajar seraya bermain tentang spatial awareness lebih menyenangkan karena terdapat media yang cocok digunakan untuk anak seusianya.
Gambar 2. Kegiatan Uji Coba Lapangan
Kemudian tahapan krusial yang menentukan kelayakan dari media creative math card ini adalah uji coba lapangan, uji coba lapangan ini mengikutsertakan 10 anak PAUD kelas B dengan dua kali percobaan. Adapun teknis dari uji coba ini yaitu mengajak anak untuk menyuarakan hal yang diketahui perihal media yang ditunjukan tentang spatial awareness. Meskipun pembelajaran dibawakan dengan gaya teacher centre, namun guru juga memancing anak untuk terus menjawab sehingga masih terdapat komunikasi dua arah, respon anak pun sangat antusias dengan media yang digunakan pada pembelajaran karena anak juga bisa mencoba bermain dengan creative math card tersebut. Dari dua kali percobaan yang dilakukan akhirnya dapat disimpulkan bahwa penggunaan media creative math card sebagai media untuk menstimulasi spatial awareness anak usia dini dapat dikatakan layak sehingga dengan salah satu inovasi ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas pembelajaran di layanan PAUD khususnya pada pembelajaran matematika spatial awareness.