Mohon tunggu...
suciati
suciati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Paras kalijodo dari Masa ke Masa

15 April 2016   11:16 Diperbarui: 15 April 2016   11:25 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalijodo adalah cerita tentang Jakarta kecil yang tidak pernah tidur. Jika Jakarta yang dulu bernama Batavia adalah kota pelabuhan di pinggir pantai. Dari dulu kalijodoh sempat terkenal pada masa itu yang dijadikankan  sebagai sentral ekonomi untuk Jakarta. Kalijodoh sendiri asal mulanya tempat para orang tiongha untuk mencari selir atau gundik.

Pada tahiun 1600 an. Jakarta yang masih terkenal dengan nama Batavia. Pada saat itu kekuasaan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang mayoritas penduduknya adalh kaum etnis tionghoa. Masyarakat berlatar belakang etnis Tionghoa ini adalah orang-orang yang melarikan diri dari Manchuria. Wilayah yang dulunya terletak di dekat perbatasan Korea Utara dan Rusia ini sedang mengalami perang. Saat melarikan diri ke Batavia, mereka tidak membawa istri, sehingga mereka pun akhirnya mencari gundik atau pengganti istri di Batavia.

Carita kalijodoh yang semakin marak inilah yang membuat para warga masyarakat ingin melihat bagaimana kalijodoh yang sebenarnya. Kalijodoh yang dianggap sebgai tempat untuk untuk berkumpulnya para muda-mudi dan sebagaitempat untuk mencari pasangan hidup. Pada jaman itu.

Namun setelah tahun berganti tahun, serta pemimpin yang berganti terus menerus membuat nama kalijodoh bukan sebagai tempat untuk mencari pasangan hidup lagi tetapi berubah dijadikan sebagai pasar beras (tempat para PSK). Para PSK yang menjajalkan diri mereka ke lelaki-lelaki demi mendapat sesuap nasih. tatepi saat ini kalijodoh kini berubah menjadi tempat yang kumuh dan tidak terawat.

 

Ilustrasi foto: Di sini 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun