Mohon tunggu...
Atho' Ubaidillah
Atho' Ubaidillah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Psikologi UIN Maliki 2012. \r\n\r\nJASMERAH !\r\nMenolak untuk lupa !

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hakikat Latar Belakang

12 Maret 2015   01:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:47 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Latar belakang merupakan tonggak untuk menentukan tahapan-tahapan penelitian selanjutnya, dan juga latar belakang merupakan sebuah pintu rumah dalam penelitian. Banyak sekali orang yang mengatakan seperti ini, bahwasannya ketika latar belakang tersebut penjelasannya tidak menarik maka untuk membaca sebuah laporan penelitian tersebut orang akan merasa malas dan tidak ingin lanjut untuk membaca yang lainnya. Kalau saya analogikan sendiri seperti seseorang yang melihat sebuah bungkus rokok yang disukainya yaitu rokok surya maka ketika dia dihadapkan dengan berbagai rokok di depannya tapi tidak ada rokok yang menarik dan seseorang tersebut tidak menyukainya maka dia pun tidak akan mengambilnya dan tidak akan merokoknya (pengalaman subyektif penulis), disitulah latar belakang dalam laporang penelitian sangat dibutuhkan untuk latarbelakang yang menarik dan jelas atau kongkrit. Untuk itu lah dirasa latar belakang sangat penting maka penulis ingin mempublikasikan tulisannya supaya semua orang tahu bahwasannya dalam membuat sebuah penelitian atau laporan penelitian perlu memang perhatian yang khusus dalam pembuatan latar belakang.

Ketika seseorang berbicara mengenai latar belakang maka yang ada di dalam isi dari latar belakang tersebut adalah sebuah masalah. Sebuah masalah yang memang itu sangat penting untuk diteliti atau memang sebuah penelitian yang sudah-sudah tetapi masih perlu untuk diteliti lagi. Untuk lebih jelasnya masalah yang penting atau yang dianggap penting oleh peneliti harusnya adalah sebuah masalah yang memang itu masalah dan masih hangat untuk diteliti sehingga membuat penelitian tersebut menarik untuk diteliti dan juga orang yang akan membaca laporan penelitian tersebut akan dengan senang hati untuk mempelajarinya atau hanya membacanya saja sebagai wadah referensi.

Disini penulis tidak sedang berbasa-basi saja hanya untuk memenuhi ragam isi kompasiana tetapi penulis memang ingin menunjukan bahwasannya pentingnya latar belakang merupakan suatu hal yang sangat prioritas dalam sebuah penelitian. Banyak sekali dari mahasiswa yang memang penelitiannya dan skripsinya hanya untuk memenuhi tugas kuliah atau memenuhi tanggung jawab tugas akhir dari keseluruhan kuliah, dan rata-rata mereka tidak sungguh-sungguh untuk melakukan penelitian dan memilih sebuah tema atau judul yang sesuai dengan masanya atau bisa dikatakan masalah yang mereka teliti sudah basi untuk diteliti, akan tetapi gara-gara motivasi mereka yang memang hanya untuk memnuhi tugas kuliah, akhirnya mereka melakukan tugas tersebut tidak sungguh-sungguh yang menyebabkan penelitian mereka tidak ada gunanya atau tidak bermanfaat bagi lingkungan. Islam mengajarkan bahwasannya khoirun nas anfa'uhum linnas yang artinya sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya, dan ini tidak tertancap pada diri sang peneliti maka percuma mereka melakukan penelitian kalau memang itu hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri untuk kelulusannya atau hanya untuk nilai yang bagus. Penulis berani menilai hal ini karena penulis sudah muak dengan semuanya, mending saya sebagai penulis ikut agama wahyudi saja karena penelitian mereka sangat berguna sekali bagi seluruh orang yang hidup di dunia meskipun banyak yang mencela mereka yang katanya mereka adalah kaum yang akan mengontrol dunia dan akan membumihanguskan kaum selain mereka, ini semua hanyalah anggapan penulis saja.

Silahkan pembaca dengan senang hati memaknai tulisan ini dengan cara apa pun dan perspektif manapun, karena penulis sudah mati seperti apa yang diutarakan Derrida


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun