Dalam pergulatan kontelasi politik di indonesia, sosok kaum hawa tak lebih dan tak kurang hanyalah sebagai peramai di waktunya. Artinya hanya segelintir kaum hawa yang memang sudah merdeka dan berdikari secara mindset untuk mau duduk sebagai pengendali dan perubah tatanan struktur sosial ke arah yang lebih baik, entah di lembaga yang lokusnya kecil maupun yang mempunyai lokus yang luas. Dalam hal ini seringkali saya menjumpai bahwa sosok perempuan merasa tidak mampu dan tidak punya kuasa untuk menjadi pemimpin atau penggenggam dunia karena stigma masa lalu dan rule model sang penguasa masih di dominasi secara internal maupun eksternal oleh kaum adam. Mereka kaum hawa yang dikatakan hari ini sudah merdeka secara jasmani masih merasakan dominasi kaum adam, entah secara sadar maupun tidak sadar. Meskipun seringkali disinggung dalam berbagai buku bahwa semua manusia itu sama, semua manusia lahir ke bumi dengan tanpa derajat apa pun, tetapi upaya itu tetap saja tidak mengubah sekecil apa pun dominasi kaum adam pada mindset masyarakat. Stigma masa lalu masihlah melekat pada diri generasi tua untuk menanamkan bahwasannya kaum adam lebih kuat dari pada kaum hawa, kaum hawa itu lemah dan suka menangis. Hal itu lah yang membuat dominasi pria sampai hari ini masih tetap kuat dan akan tetap mengakar sampai masa depan nanti sehingga akan membuat kaum hawa menjadi termarjinalkan meskipun legitimasi merdeka telah dikumandangkan.
Oleh karena itu sudah selayaknya kita sebagai kaum adam harus tetap mendukung dan tetap menjunjung transformasi sosial ke arah kemajuan yang lebih baik, dimana kaum hawa bisa menjadi apa pun yang dia inginkan tanpa mencederai nilai-nilai dan norma masyarakat indonesia terutama agama yang digadang-gadangkan sebagai penyelamat umat. Usaha kesetaraan gender yang sudah digarap oleh pemerintah untuk kemajuan peradaban di indonesia harus tetap kita junjung tinggi dengan materi ataupun tanpa materi, karena tanpa dukungan dari pemerintah hal itu tak akan terwujud. Pemerintah sudah menganggarkan berjuta-juta untuk perihal gender sendiri, hal ini dikarenakan pemerintah memang peduli dengan gender dan kesejahteraan sosial. Namun hari ini masih banyak sekali ditemui orang-orang yang memang anti gender dan anti apa pun itu produk barat meskipun hal itu baik untuk peradaban kita. Yah memang acap kali otak mereka tumpul sampai ke akar atau memang mereka menumpulkan otaknya.
Mulai hari ini marilah kita mencoba untuk membuka otak dan hati kita lebar-lebar untuk menerima apa yang baik meskipun itu bukan dari kita dan marilah kita merefleksikan diri kita supaya pemahaman tentang kesetaraan gender bisa terwujud dengan baik. Sudah selayaknya kita sebagai kaum terpelajar untuk mendukung dan menjunjung tinggi kesetaraan gender supaya indonesia ini benar-benar merdeka secara lahir maupun batin. Jangan sampai kita menanamkan pada diri kita sikap iri dan dengki dengan kaum hawa yang ingin beruji nyali duduk di kursi pemerintahan, marilah kita percaya pada mereka, marilah kita merubah mindset yang telah lama mengakar pada diri kita, jangan lupa indonesia itu sudah merdeka dari dulu tapi kenapa otak dan hati kita belum merdeka, jangan lah sampai merusak konsep kemerdekaan yang sudah diusahakan oleh para tetua kita karena hal itu merupakan bentuk penghianatan pada negeri kita!
Indonesia akan merdeka kalau bangsanya sudah sadar akan kemerdekaannya!
Sudah saatnya wanita menggenggam dunia dengan hati dan logika untuk kemajuan peradaban tanpa penindasan!
Salam rindu pada kemerdekaan yang telah lalu (A)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H