Sidoarjo, 12 Juni 2023 - Kuliah Kerja Nyata atau biasa disingkat KKN merupakan  suatu bentuk kegiatan dimana mahasiswa melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan menggunakan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral. Merupakan salah satu perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pada kali ini Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya atau biasa dikenal dengan julukan Kampus Merah Putih mengusung tema "Penguatan Icon Kampung Berbasis Potensi Lokal". Pada kesempatan ini KKN non-reguler ditahun 2023 dilakukan selama 12 hari setiap Sabtu - Minggu, dimulai sejak 13 Mei 2023 sampai 18 Juni 2023.
KKN dilakukan di Desa Kedungpeluk, Kec. Candi, Kab. Sidoarjo. Pada kesempatan ini kelompok kami mengusung sebuah tema "Mengoptimalkan Potensi Perikanan dan Tambak Melalui Teknologi dan Inovasi" di bawah bimbingan Dosen kami Dr. Arga Christian Sitohang, S.E., M.M. Kelompok kami beranggotakan 7 orang diantaranya Alfin  dan Rahnu dari prodi teknik informatika, Maulana dari prodi teknik mesin, Ari prodi teknik sipil, Athok prodi teknik elektro, Yoga dan Ekik prodi teknik arsitektur.
Sebuah inovasi luar biasa telah dilakukan oleh sekelompok mahasiswa KKN dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dalam mengembangkan alat deteksi kekeruhan air yang revolusioner untuk tambak lele di Desa Kedungpeluk, Candi, Sidoarjo. Alat ini menggunakan LCD dan LED sebagai indikator utama, serta dilengkapi dengan alarm sebagai pengingat. Yang menarik, alat ini tidak memerlukan koneksi dengan handphone atau alat elektronik lainnya, memudahkan petani dalam memantau dan mengendalikan kualitas air tambak secara efektif.
Desa Kedungpeluk di Candi, Sidoarjo, dikenal sebagai salah satu sentra budidaya lele yang berkembang pesat. Namun, petani di desa ini sering menghadapi tantangan dalam menjaga kualitas air tambak mereka, termasuk masalah kekeruhan air yang dapat mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan lele. Menyadari hal ini, sekelompok mahasiswa dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mengambil inisiatif untuk mengembangkan alat deteksi kekeruhan air yang inovatif. Pada kesempatan ini kami bekerja sama dengan pak Ripin salah satu UMKM dan ketua budidaya kepiting, Lobster dan ikan lele.
Mahasiswa yang tergabung dalam proyek ini adalah bagian dari kelompok KKN non-Reguler. Mereka melakukan penelitian yang mendalam tentang masalah kekeruhan air dalam budidaya lele, serta tantangan yang dihadapi oleh petani di Desa Kedungpeluk. Berbekal pengetahuan dan keterampilan mereka, mahasiswa ini berhasil menciptakan alat deteksi kekeruhan air yang praktis dan efektif.
Alat deteksi kekeruhan air yang dikembangkan oleh mahasiswa ini didesain dengan menggunakan LCD dan LED sebagai indikator utama. LCD digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran kekeruhan air, sementara LED memberikan indikasi visual dengan warna yang berbeda untuk tingkat kekeruhan yang berbeda pula. Alarm yang terpasang pada alat ini berfungsi sebagai pengingat atau penanda jika terjadi kegagalan koneksi atau masalah teknis lainya.
Salah satu anggota tim, Athok, menjelaskan bagaimana edukasi alat deteksi kekeruhan air dan ketinggian ini berfungsi. "Alat kami dirancang untuk memberikan kemudahan dan kepraktisan bagi petani. Mereka dapat langsung melihat hasil pengukuran kekeruhan air pada layar LCD, serta melihat indikasi visual dari LED yang berbeda warna. Jika terjadi masalah teknis atau kegagalan koneksi, buzzer akan berbunyi sebagai pengingat. Alat ini dapat digunakan tanpa ketergantungan pada handphone atau alat elektronik lainnya, sehingga lebih efisien dan mudah digunakan oleh petani."
Selain fungsionalitas yang diperhatikan, tim mahasiswa juga memperhatikan aspek keamanan dalam pembuatan alat ini. Mereka menggunakan bahan-bahan yang tahan terhadap air dan lingkungan tambak. Selain itu, alat ini juga dilengkapi dengan sistem proteksi yang memastikan tidak ada risiko korsleting atau kerusakan saat terkena air.
Dalam uji coba awal, alat deteksi kekeruhan air ini telah memberikan hasil yang sangat mengesankan. Petani yang telah mencoba alat ini memberikan umpan balik positif. Mereka merasa bahwa alat ini sangat membantu dalam memantau dan mengendalikan kualitas air tambak. Dengan alat ini, mereka dapat lebih cepat dan akurat mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga kejernihan air dan kesehatan lele.