"Kakak mau sholat ya..?" tanya seorang gadis kecil berpakaian lusuh saat aku hendak mengambil air wudhu di mesjid yang berdiri kokoh di kawasan terelit Jakarta ini.
"Iya dek. Adek udah wudhu belum?" tanyaku balik.
"Belum kak. Nggak bisa sholat, soalnya nggak punya mukena," jawabnya lirih.
"Adek nggak pinjem di mesjid? Kan ada yang nyediain..," sambungku lagi.
"Nggak boleh kak..soalnya mukena-nya gede semua..," jawabnya lugu.
"Hmmm..kasian gadis kecil ini.. Keinginannya untuk berjama'ah di mesjid ini terganjal hanya karena permasalahan mukena yang ukurannya tidak sebanding dengan umur dan badannya. Apa yang bisa aku lakukan," pikirku mulai memutar otak mencari solusi.
Setelah selesai wudhu, langsung kugandeng tangan gadis kecil itu sambil melanjutkan percakapan...
"Adek namanya siapa?" tanyaku yang hampir saja terlupa.
"Siti, kak...", jawabnya sambil tersenyum manis.
"Siti nanti sholatnya pakai mukena kakak dulu ya. Nanti kita peniti-in mukenanya biar oke. Pasti bisa..", jelasku untuk menyakinkan siti bahwa dia tetap bisa sholat walau mukena yang akan dia pakai juga bukan ukuran yang sepantasnya.
"Oke, kak..", sambutnya semangat karena "terhipnotis" dengan "rayuan"-ku.