Mohon tunggu...
athiqa fazilla
athiqa fazilla Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Saya mahasiswa yang sedang belajar membuat jurnal

Saya seoarang mahasiswa yang sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Tawuran pada siswa: Faktor penyebab, dampak, upaya pencehan, dan solusi.

18 Desember 2024   11:58 Diperbarui: 18 Desember 2024   11:58 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tawuran pelajar merupakan fenomena sosial yang masih sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Aksi ini bukan sekadar perkelahian biasa, melainkan mencerminkan masalah yang lebih kompleks dalam dunia pendidikan, keluarga, hingga lingkungan sosial. Melihat dampaknya yang merugikan, penting bagi kita untuk memahami penyebab tawuran, dampak buruknya, serta solusi efektif untuk mengatasi perilaku tersebut.

Apa Itu Tawuran Pelajar?

Tawuran pelajar adalah perkelahian antar kelompok siswa yang biasanya terjadi karena konflik tertentu. Tawuran sering melibatkan kekerasan fisik, perusakan fasilitas umum, dan bahkan berujung pada korban luka atau jiwa. Perilaku ini umumnya dipicu oleh faktor internal seperti masalah pribadi hingga faktor eksternal seperti pengaruh lingkungan.

---


Penyebab Tawuran Pelajar

1. Pengaruh Lingkungan dan Pergaulan
Banyak siswa terpengaruh oleh teman sebaya yang memiliki perilaku negatif. Solidaritas kelompok yang salah arah sering kali mendorong siswa ikut terlibat tawuran untuk membuktikan loyalitas atau keberanian.

2. Kurangnya Pendidikan Karakter
Minimnya pengajaran tentang nilai moral, empati, dan manajemen emosi membuat siswa mudah tersulut konflik. Mereka cenderung mencari solusi instan seperti kekerasan untuk menyelesaikan permasalahan.

3. Pengaruh Media Sosial
Perkembangan teknologi dan media sosial juga memiliki peran. Tantangan, provokasi, hingga unggahan yang memicu emosi sering memicu konflik antar siswa dari sekolah yang berbeda.

4. Keluarga yang Kurang Harmonis
Ketidakhadiran peran orang tua dalam mendidik anak juga menjadi salah satu faktor utama. Anak yang kurang perhatian cenderung mencari validasi di luar, termasuk dari kelompok yang salah.

5. Kebanggaan Almamater yang Berlebihan
Rasa cinta terhadap sekolah seharusnya membangun kebanggaan positif. Namun, dalam beberapa kasus, kebanggaan ini memicu persaingan tidak sehat dengan sekolah lain yang berujung tawuran.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun