Mohon tunggu...
Athif Zain Abdullah
Athif Zain Abdullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar di Ilmu Komunikasi, Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

FBD Jantra 27 UB Sukodono Rayakan Budaya dan Kreativitas Siswa

15 September 2024   21:18 Diperbarui: 15 September 2024   21:30 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Malang memiliki sebuah desa bernama Desa Sukodono yang terletak di Kecamatan Dampit, Jawa Timur. Desa yang kaya akan budaya dan Kearifan lokal. Dikelilingi oleh pegunungan menjadikan udara di desa sangat sejuk dan asri. Tidak lupa, pemandangan alam yang memukau dengan hamparan perkebunan kopi, cengkeh dan salak yang luas, menjadikan desa semakin kaya akan hasil buminya. 

Terdapat 5 dusun di desa ini yang terdiri dari dusun Petung Sigar, Sawur, Kampung Teh, Wonosari, dan Wonorejo. Penduduk desa ini hidup dengan penuh kebersamaan dan kesederhanaan, menciptakan kehangatan antar warganya. Kehidupan di desa ini masih sangat kental dengan nilai gotong royong dan tradisi lokal desa masih terus dipertahankan hingga kini.

Di pusat dusun Sawur, berdirilah SMP PGRI 5 Dampit, sebuah sekolah menengah pertama yang menjadi tempat belajar bagi siswa desa Sukodono dan sekitarnya. SMP ini hadir menjadi salah satu lembaga pendidikan yang berperan penting untuk mempersiapkan generasi masa depan desa. 

Meskipunn siswa baru tidak semua berasal dari desa yang sama dan harus menempuh jarak yang jauh, semangat belajar mereka sangat tinggi. Melalui visi dan misi, sekolah berkomitmen untuk memberikan pengalaman pendidikan yang menyeluruh, baik dalam bidang akademik ataupun non-akademik.

Salah satu kegiatan tahunan yang menjadi kebanggaan sekolah ini adalah Pentas Seni Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang bertujuan untuk memperkenalkan siswa baru kepadda lingkungan, budaya, serta nilai sekolah, sekaligus memberikan ruang bagi siswa baru maupun lama untuk mengekspresikan bakat seni dan kreativitas. 

Dengan latar belakang Desa Sukodono yang kaya akan tradisi dan budaya, pentas seni ini menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh siswa, guruu dan masyarrakat desa karena mampu memperlihatkan berbagai potensi seni siswa, mulai dari menari, menyanyi, membaca puisi, hingga pencak silat. Kegiatan ini juga menjadi ajang untuk mempererat kebersamaan di antara siswa dan memperkuat ikatan sosial di lingkungan sekolah.

Program Pentas Seni MPLS ini dilaksanakan oleh Kelompok FDB Jantra 27 Universitas Brawijaya bersama dengan guru dan OSIS SMP PGRI 5 Dampit pada tanggal 17 Juli 2024 lalu. Dalam rangka menyukseskan acara ini, kelompok FBD 27 dan pihak sekolah membagi menjadi tiga tahap pelaksanaan yaitu pre-event, event, dan post-event. 

Pre-event adalah tahapan sebelum Pentas Seni resmi dilaksanakan. Perencanaan MPLS diawali dengan berkoordinasi bersama pihak sekolah untuk menentukan konsep dan tema. Tema yang diangkat ialah kebudayaan dengan judul "Kebudayaan yang Menyatukan." 

Tema ini diambil sebagai sebuah bentuk pengingat bahwasannya Desa Sukodono memiliki beragam budaya dan tradisi yang kental. Proses selanjutnya ialah pembagian tugas antara kelompok FBD 27 dan pihak sekolah. Kelompok FBD 27 mempersiapkan segala hal yang berhubungan rdengan teknis acara seperti rundown, dan cue card, sedangkan pihak sekolah dan OSIS bertanggung jawab mempersiapkan alat, tempat dan fasilitas lain seperti panggung,dan sound. 

Acara dibuka dengan kegiatan senam untuk menambah semangat para siswa serta meninngkatkan keharmonisan antara siswa dan sekolah. Setelah senam selesai, pentas seni secara resmi dibuka. Para penampil merupakan perwakilan dari setiap kelompok siswa baru,  ekstrakulikuler, guru, siswa lama dan perwakilan kelompok FBD 27.

 Acara berlokasi di lapangan sekolah dan dimeriahkan dengan tari-tarian, nyanyian, pembacaan puisi, monolog, hingga pencak silat. Semangat dan antusiasme dari warga sekolah sangat terpancar, membuat warga lingkungan sekolah juga ikut meramaikan acara Pentas Seni. 

Tidak hanya warga lingkungan sekitar, pada pedangang pun ikut memeriahkan acara dengan menawarkan usaha mereka yang tentu menarik perhatian khalayak lebih banyak lagi. Setelah berlangsung selama dua jam, tepat pada pukul 12.00 dan dibersamai oleh pembacaan penutup oleh master of ceremony, maka pentas seni resmi telah usai. Memasuki tahap terakhir, acara dikembalikan kepada pihak sekolah. 

Selain menjadi wadah bakat, melalui acara seperti ini melatih siswa untuk lebih percaya diri. Lebih dari pada itu, acar ini memberikan pengalaman baru bagi para anggota OSIS dalam membentuk sebuah serta mengelola management acara, mengasah kemampuan berkomunikasi, dam bekerja secara tim. Acara pentas seni tidak hanya bermanfaat bagi siswa dan sekolah, tetapi juga bagi warga sekitar. Kedepannya diperlukan acara seperti ini untuk meningkatkan prestasi siswa, wadah melatih soft dan hard skill, serta mempererat hubungan antara siswa, sekolah dan warga sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun