Mohon tunggu...
Athif Muwaffaq Zain
Athif Muwaffaq Zain Mohon Tunggu... -

Anime Addict!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seorang Perempuan yang Harus Menjadi Tukang Parkir Demi Menghidupi Kebutuhan Keluarganya

13 April 2014   19:46 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:43 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada seorang perempuan yang bekerja menjadi tukang parkir disalah satu pasar swalayan, yaitu di ITC Depok. Perempuan ini bernama ibu Sintia, ia sudah bekerja menjadi tukang parkir sekitar 3 tahun, ia harus menjadi tukang parkir karena ia harus menghidupi keluarganya. Ia mempunyai 3 orang anak yang masih umurnya sekitar 4 tahun. Anak-anak ibu Sintia selalu dijaga oleh para tetangganya. Anak-anak ibu Sintia, yaitu 2 orang perempuan dan 1 orang laki-laki. Anak ibu Sintia yang pertama bernama Nabila Hafidza, yang kedua bernama Eka Aprillia dan yang terakhir bernama Muhammad Fajar.

Ibu Sintia lahir di Cilacap pada tanggal 12 Mei 1966. Memang usia beliau tidak muda lagi namun ibu Sintia tetap tegar dan semangat bekerja. Ibu Sintia sudah menjadi tukang parkir agak lama, ia menjadi tukang parkir karena 3 tahun yang lalu suaminya meninggal pada tanggal 23 Januari 2012 pada hari Selasa. Suaminya pun bekerja menjadi OB disalah satu perusahaan terbesar di Jakarta. Banyak yang bertanya-tanya kenapa ibu Sintia lebih memilih menjadi tukang parkir dibanding menjadi OB? Ibu Sintia menjawab “karena saya tidak bisa jauh dari anak-anak saya. Saya memang sebetulnya pengen jadi OB di perusahaan waktu alm. suami saya bekerja, akan tetapi jarak ke perusahaan tersebut lumayan jauh dan itu memerlukan biaya yang sedikit” ujarnya dengan terharu.

Ibu Sintia memang perempuan yang sangat berani, kuat, dan tegar. Ia kuat sekali menerima panas matahari yang terik sekali, namun ibu Sintia tetap tegar. Pendapatan seorang tukang parkir memang tidak seberapa. Ibu Sintia memiliki pendapatan kurang lebih Rp 100.000/hari, namun untuk biaya makan sehari-hari saja ibu Sintia sudah sangat bersyukur. Ibu Sintia tinggal dikontrakan yang memang rumahnya tidak sangat lebar, hanya ada 3 ruang kamar, yaitu ruang tamu, kamar tidur, dan kamar mandi, itu pun kamar mandi dan dapur menyatu. Ibu Sintia patut diacungi jempol, ia merupakan wanita yang suka bekerja keras, tidak kenal lelah, kuat, dan bisa menjadi kepala keluarga yang baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun