Penulis 1 : Athifa Danis Aprilia
Penulis 2 : Dr. Dinie Anggraeni Dewi, M.Pd
Tahun demi tahun, hari demi hari kasus pelanggaran etika di Indonesia terus bermunculan. Seperti yang kebanyakan dari kita ketahui, bahwa akhir tahun 2024 ini media sosial diramaikan dengan tiga kasus viral berinisial A yang melibatkan harta, tahta dan wanita.
Masing-masing dari kasus tersebut memiliki motif yang berbeda-beda. Tetapi, ada satu persamaan dari ketiganya yang bisa kita lihat yaitu kurangnya moralitas dari para pelaku. Hal ini cukup penting untuk kita amati lebih dalam agar kasus-kasus tersebut tidak terulang lagi.
Indonesia dalam menjaga kemakmuran rakyatnya memiliki aturan aturan yang sudah sepatutmya untuk dipatuhi. Aturan ini meliputi Undang-Undang yang berlandaskan pada Pancasila. Selain sebagai sumber dari segala sumber hukum, Pancasila juga memiliki fungsi sebagai ideologi. Ideologi sendiri secara singkat adalah pedoman yang digunakan suatu bangsa untuk membimbing bangsa tersebut mencapai tujuannya. Salah satunya dalam menjaga moralitas bangsa Indonesia yang menjadi jati diri bangsa.
Kasus-kasus niretika atau pelanggaran moral di Indoensia ini masih kerap terjadi, sehingga menimbulkan darurat krisis moral. Beberapa contohnya adalah sebegai berikut.
- Korupsi
Kasus korupsi adalah salah satu permasalahan krisis moral yang paling besar dan paling sering kita dengar panjang waktu ini. Pelanggaran moral ini bertentangan dengan sila ke-2 Pancasila yang berbunyi kemanusiaan yang adil dan beradab,
- Kriminalitas dan Konflik Sosial
Banyaknya kasus tindakan kekerasan baik dalam bentuk verbal maupun fisik, bullying, pelecehan seksual, bahkan hingga penghilangan nyawa dalam Masyarakat. Salah satunya pada kasus yang disebutkan diatas.
- Penyebaran Hoaks
Tidak kalah seringnya, kasus penyebaran hoaks juga menjadi salah satu bentuk dari krisis moral yang melibatkan kajujuran, kepentingan pribadi dan rasa tanggung jawab. Hal ini bertentangan juga dengan sila-4 karena dapat mengganggu tatanan demokrasi.
- Intoleransi
Sikap tidak menghargai perbedaan agama, suku, ras dan budaya. Hal ini bertentangan dengan sila-1 dan sila-3 Pancasila.
- Rendahnya Kepedulian Sosial
Sikap acuh tak acuh dan kurangnya empati pada sesama. Hal ini berhubungan juga dengan kasus yang sempat disinggung sebelumnya, bahwa seseorang tidak menghargai sesama karna perbedaan kondisi ekonomi padahal orang tersebut merupakan tokoh agama yang seharusnya paham betul akan pentingnya kepedulian sosial.