Mohon tunggu...
Muhammad Atif Naufal
Muhammad Atif Naufal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hidup merupakan pilihan yang tidak terbantahkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moderasi Beragama

2 November 2023   23:14 Diperbarui: 2 November 2023   23:24 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Moderasi beragama merupakan nilai yang sangat penting bagi negara kita ini, bahkan hal tersebut apabila tidak di terapkan akan menimbulkan suatu perpecahan dan hal ini berakibat kehancuran kepada negeri ini. Dalam hal ini moderasi beragama diterapkan di negara kita demi terciptanya keharmonisan dalam negara yang kita ini. 

Walaupun hal ini terlihat sepele namun hal ini sangat berpengaruh kepada negara yang memiliki beraneka ragam agama seperti negara kita ini Indonesia memiliki 6 agama yang di aku i yaitu Islam dengan mayoritas penduduknya, Kristen Protestan dan Kristen Ortodoks, Budha dan Hindu, yang terakhir dari golongan cina yaitu Konghucu namun bukan berarti semua orang keturunan cina di Indonesia ini adalah Konghucu, banyak dari mereka yang leluhurnya menikah dengan orang Pribumi yang beragama Islam, Kristen, Budha, ataupun Hindu.

Nah bisa kita definisikan dari hal di atas apa sih moderasi beragama itu?. Moderasi beragama merupakan konsep yang menekan kan pada sikap saling menghormati dan toleransi di antara kelompok agama yang berbeda. Dari definisi ini setiap warga negara berhak memilih agama yang ingin di ikuti, namun hal ini dapat memengaruhi kepada identitas kita sebagai warga negara tersebut yang di maksud di sini adalah hanya beberapa agama yang di aku i oleh negara seperti contoh di atas. Jadi walaupun kita diberi kebebasan untuk memilih agama apa yang ingin kita ikuti di Kartu Tanda Penduduk atau KTP di negara kita ini yang di cantumkan hanya agama yang di aku i oleh negara ini.

Namun kembali lagi hal ini juga bersangkutan dengan setiap individu masing-masing dikarenakan perbedaan pendapat yang dimiliki. Nah muncul pertanyaan bagaimana kita menerapkan konsep moderasi beragama di masyarakat?

1.Menghargai perbedaan: Menghargai perbedaan agama dan keyakinan orang lain merupakan hal yang sangat penting dalam moderasi beragama. Hal ini dapat dilakukan dengan tidak merendahkan atau mengolok-olok agama orang lain, serta tidak mengekspresikan keyakinan secara berlebihan yang dapat memicu konflik.

2.Meningkatkan pemahaman: Salah satu cara untuk meningkatkan toleransi dan menghindari kesalahpahaman adalah dengan meningkatkan pemahaman tentang agama dan keyakinan orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca literator agama, mengikuti dialog antar agama, dan menghadiri acara keagamaan orang lain.

3.Mempraktikkan nilai-nilai agama: Moderasi beragama juga mengajarkan pentingnya mempraktikkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, seperti kejujuran, kasih sayang, dan perdamaian. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas kehidupan dan menjaga harmoni di lingkungan sekitar.

4.Menciptakan dialog: Dialog antar agama merupakan salah satu cara untuk memperkuat hubungan antar kelompok agama. Dalam dialog ini, setiap pihak diharapkan untuk mendengarkan dan memahami pandangan orang lain, serta mencari solusi yang dapat menguntungkan semua pihak.

5.Menjaga sikap tenang dan tidak mudah terprovokasi: Dalam situasi yang mungkin menimbulkan konflik, sikap tenang dan tidak mudah terprovokasi merupakan sikap yang sangat diperlukan dalam moderasi beragama. Hal ini dapat membantu menghindari terjadinya konflik dan menjaga hubungan yang harmonis

Dengan nilai-nilai di atas kita dapat menyimpulkan moderasi beragama tercipta karena tujuan yang sama, yaitu menuju keharmonisan dan kerukunan warga negara tersebut. Mari kita bahas tolak ukur dari moderasi beragama

Kemajemukan di Indonesia tidak bisa hanya disikapi dengan prinsip keadilan, melainkan juga dengan prinsip kebaikan. Keadilan adalah keseimbangan dan ke tidak berpihak dalam menata kehidupan dengan asas hukum dan kepastian di dalamnya. Akan tetapi, keadilan atas adanya hukum formalitas hitam-putih secara rigid juga tidak cukup jika tidak dibarengi dengan kebaikan, yaitu unsur yang juga melandasi prinsip keadilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun