Pengabdian masyarakat menjadi salah satu syarat kelulusan dalam menjalankan program magang mandiri MBKM Universitas Negeri Malang. Melalui pengabdian masyarakat, mahasiswa diwajibkan untuk turun langsung dan berinteraksi dengan masyarakat yang bertujuan untuk membantu masyarakat dalam segala hal tanpa mengharapkan imbalan.
Bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh penulis sebagai mahasiswa S1 Psikologi Universitas Negeri Malang adalah berupa pembagian informasi dan pengetahuan. Pengabdian masyarakat dilakukan selama 2 hari, yaitu pada hari Selasa tanggal 31 Oktober 2023 dan hari Rabu tanggal 1 November 2023. Lokasi pengabdian masyarakat berada di sekitar Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Penulis memberikan psikoedukasi berjudul "TEMA ODGJ: Tebas Stigma pada Orang Dengan Gangguan Jiwa".
Penulis memfokuskan psikoedukasi tentang stigma pada Orang dengan Gangguan Jiwa karena berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, masih banyak stigma dari masyarakat yang diberikan kepada Orang dengan Gangguan Jiwa. Secara umum, stigma adalah salah satu bentuk ketimpangan di dalam masyarakat yang membedakan orang lain dengan memberikan penilaian negatif ( Pescosolido & Martin, 2015).Â
Sementara itu, stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa merupakan sikap dan pandangan negatif masyarakat terhadap orang yang mengalami gangguan jiwa, terutama ODGJ yang menunjukkan perilaku abnormalnya, sehingga masyarakat tidak dapat menerima keberadaan ODGJ dan kemudian mengarah ke diskriminasi atau membedakan golongan tertentu (Asti et al, 2016).
Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah penjual sebagai bagian dari masyarakat di sekitar Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Psikoedukasi yang diberikan kepada masyarakat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gangguan jiwa dan mereduksi stigma tentang orang dengan gangguan jiwa yang masih berkembang di masyarakat sekitar Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.
Psikoedukasi disampaikan melalui media leaflet dan dengan metode ceramah. Penulis juga menyebarkan leaflet kepada masyarakat. Hal ini bertujuan agar masyarakat yang menjadi partisipan dapat membaca ulang isi materi dimanapun dan kapanpun, serta dapat membagikan informasi ke orang-orang sekitarnya.
Materi psikoedukasi yang diberikan berupa definisi orang dengan gangguan jiwa, penyebab gangguan jiwa secara umum, gejala gangguan jiwa secara umum, dampak stigma pada orang dengan gangguan jiwa, upaya untuk mencegah stigma pada orang dengan gangguan jiwa, gambaran orang dengan gangguan jiwa yang masih bisa berinteraksi, cara interaksi bersama orang dengan gangguan jiwa, cara memperlakukan orang dengan gangguan jiwa yang berkeliaran, dan pentingnya dukungan dari masyarakat untuk orang dengan gangguan jiwa. Proses penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan bahasa yang ringan, jelas, dan ringkas.
Kegiatan pengabdian masyarakat berlangsung dengan lancar dan para penjual di sekitar Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya mau berpartisipasi dari awal hingga akhir kegiatan. Setelah dilakukan penyampaian materi psikoedukasi, penulis menanyakan kepada partisipan mengenai kesimpulan dan hal apa saja yang dapat diambil dari kegiatan psikoedukasi.Â
