Perkembangan zaman ditandai dengan berkembangnya teknologi. Hal ini di buktikan dengan munculnya berbagai aplikasi yang memberikan banyak kemudahan. Dengan berkembangnya teknologi pula, mengubah pola prilaku serta kebiasaan masyarakat.
Di era ini, instagram merupakan salah satu aplikasi yang  populer dan ramai dibicarakan. Instagram  adalah sebuah aplikasi tempat berbagi foto dan video. Aplikasi ini populer di berbagai kalangan dan generasi. Bukan hanya di Indonesia, bahkan seluruh dunia. Menurut hasil survey WeAReSocial.Net dan Hootsuite menyatakan bahwa Instagram per januari 2018 merupakan aplikasi yang telah digunakan lebih dari 800 juta lebih penduduk dunia.
Sementara itu, dengan keberadaan Instagram yang dapat menjangkau berbagai tempat, menjadi media yang sangat sesuai untuk mempromosikan berbagai hal, salah satunya promosi diri. Â Para politisi mengambil kesempatan ini untuk mempromosikan diri mereka, untuk lebih dikenal di masyarakat.
Jika di zaman dahulu menjelang pilkada banyak terpasang baleho, pamflet caleg dan berbagai calon tokoh politik di jalan raya, keramaian, pasar dan tempat umum, berbeda dengan sekarang, zaman yang sudah jauh berubah. Promosi lebih efektif dilakukan diberbagai media sosial dan berbagai platform digital. Baleho sebagai media promosi secara langsung juga tetap dilakukan, namun hanya sebagai pelengkap saja.
Politik bagi generasi muda di nilai terlalu kaku dan formal, sulit untuk diterima. Sehingga banyak anak muda enggan untuk tahu politik atau terjun ke dunia politik. Kesadaran terhadap politik penting untuk generasi muda, karena walau bagaimana pun generasi muda lah yang akan menjadi penerus politik mendatang.Â
Generasi muda atau Generasi Millennial yang dekat dengan internet lebih menyukai berbagai hal yang berbau kreatifitas. Seperti berbagai video pendek yang lucu dan menghibur. Sehingga politik di era ini mudah di terima oleh generasi Millennial.
Seperti yang dilakukan oleh Bapak Ridwan Kamil, seorang politisi yang populer di kalangan Millennial. Seorang gubernur Jawa Barat yang sangat dekat dengan generasi Millennial. Sosok Ridwan kamil yang santai dan humoris, serta pro terhadap jomblo-jomblo di seluruh Indonesia menjadikannya politisi yang sangat dicintai oleh generasi Millenial di Indonesia. Berbagai pesan politik yang disampaikannya pun santai dan mudah diterima. Masyarakat yang mengajukan berbagai pertanyaan di kolom komentar pun di respon dengan baik. Kehadiran Ridwan Kamil di Instagram membuat banyak politisi menjadikan pula instagram sebagai tempat mempromosikan diri.
Selain di Indonesia, tokoh politik di beberapa negara juga mencuri banyak perhatian Millennial di Instagram. Syed Saddiq salah satunya, seorang mentri Pemuda dan Olahraga Malaysia yang masih berumur 26 tahun. Muda dan berprestasi menjadi salah satu alasan Syed Saddiq di cintai generasi Millennial. Segala postingannya yang berbau politik pun dengan senang hati di terima oleh para Millennial.
Namun, yang harus selalu di ingat adalah tidak semua yang ada di Instagram adalah benar adanya. Pencitraan lewat Instagram bisa saja terjadi. Di tahun-tahun politik para politisi berlomba-lomba menunjukkan sisi baik mereka. Sebagai generasi millennial kita harus cermat dalam menilai sebelum akhirnya memilih.
 Dengan riset ringan, melihat latar belakang serta pencapaian apa saja yang telah di raih oleh politisi yang ingin kita pilih adalah salah satu cara mengetahui pengalaman politisi tersebut. Agar di kemudian hari ketika terpilih, ia mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, dan dapat memenuhi ekspetasi kita tentang dirinya.
Kehadiran artis di dunia politik pun jangan sampai membuat masyarakat dan Millennial lengah. Meskipun ia adalah seorang artis yang memiliki banyak fans dan pengikut di Instagram, membuat kita ikut-ikutan memilihnya menjadi tokoh politik. Karena masa depan politik adalah tanggung jawab kita bersama, terutama generasi Millennial, yang nantinya akan menjadi penerus. Dan yang terpenting adalah jadilah pemilih yang baik dan cermat. Mendukung tokoh politik tanpa menjatuhkan yang lainnya. Karena politik itu harusnya mempersatukan, bukan memecah belah.