Sakti Wahyu Trenggono, sosok yang kini menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2020-2024, memiliki perjalanan karier yang menarik untuk disimak. Pria kelahiran Solo, 21 September 1963 ini mengawali kariernya sebagai pengusaha sukses di bidang telekomunikasi dan teknologi informasi sebelum akhirnya terjun ke dunia politik. Dengan latar belakang pendidikan dari Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang, ia berhasil membangun dan memimpin PT Teknologi Riset Global Investama.
Perjalanan politiknya dimulai saat ia dipercaya menjadi bendahara tim kampanye nasional pada pemilihan presiden 2014 dan berlanjut pada pemilihan presiden 2019. Kepercayaan ini kemudian mengantarkannya pada posisi strategis sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Selama masa jabatannya, Trenggono mengeluarkan berbagai kebijakan strategis, termasuk program pengembangan tambak udang nasional, modernisasi sistem pengawasan laut, dan program pemberdayaan nelayan.
Di media sosial, melalui akun Instagram @sakti.trenggono dan X @saktitrenggono , Trenggono aktif membagikan kegiatan dan capaian kementerian. Platform digital ini juga menjadi wadah diskusi publik tentang berbagai kebijakan KKP, termasuk beberapa yang menuai perhatian masyarakat. Interaksinya di media sosial menunjukkan upayanya untuk tetap terhubung dengan masyarakat.
Selain itu, Trenggono juga memperkenalkan program asuransi dana pensiun bagi nelayan. Program ini bertujuan untuk memberikan jaminan sosial bagi nelayan yang selama ini seringkali menghadapi ketidakpastian ekonomi. Dengan adanya asuransi dana pensiun, nelayan tidak hanya mendapatkan perlindungan kesehatan dan kecelakaan tetapi juga jaminan untuk masa tua mereka. Banyak nelayan menyambut baik inisiatif ini, karena mereka merasa diperhatikan dan memiliki harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Ada hal yang menjadi sorotan adalah dugaan reklamasi pantai. Kebijakan reklamasi yang diusulkan oleh kementerian dianggap merugikan lingkungan dan masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir khawatir bahwa reklamasi akan mengakibatkan kerusakan ekosistem laut serta mengancam mata pencaharian mereka sebagai nelayan. Meskipun Trenggono berusaha menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur dan ekonomi lokal, banyak pihak tetap merasa perlu adanya penyesuaian demi keberlangsungan ekologis.
Dalam menanggapi berbagai masukan dan pandangan, Trenggono menunjukkan keterbukaan untuk berdialog. Beberapa kebijakannya mengalami penyesuaian berdasarkan aspirasi yang masuk dari berbagai pemangku kepentingan. Pelaku industri perikanan memberikan apresiasi atas upaya modernisasi sektor perikanan, sementara kelompok nelayan tradisional dan aktivis lingkungan memberikan masukan konstruktif untuk penyempurnaan program.
Di tengah kesibukannya mengelola kementerian, Trenggono tetap menjaga keseimbangan dengan kehidupan pribadinya. Media sosialnya sesekali menampilkan momen kebersamaan dengan keluarga, memberikan gambaran sisi personal dari sosoknya sebagai pejabat publik. Hal ini menunjukkan upayanya untuk tetap menjaga keseimbangan antara tugas negara dan kehidupan keluarga.
Kontribusi Trenggono dalam sektor kelautan dan perikanan ditandai dengan berbagai inovasi kebijakan yang bertujuan memajukan industri maritim Indonesia. Program-programnya mencakup modernisasi armada nelayan, pengembangan tambak udang nasional, hingga peningkatan ekspor hasil perikanan. Pengalaman bisnisnya memberikan perspektif unik dalam memimpin kementerian, memadukan pendekatan profesional dengan pemahaman akan kebutuhan sektor maritim.
Terlepas dari berbagai pandangan yang muncul, kiprah Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan mencerminkan kompleksitas pengelolaan sektor maritim Indonesia. Masa kepemimpinannya menunjukkan upaya untuk memadukan kepentingan berbagai pihak dalam memajukan sektor kelautan dan perikanan nasional. Kontribusinya dalam pengembangan sektor ini akan menjadi bagian dari perjalanan pembangunan maritim Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H